Yesus Kristus Didera
Maret 24, 2024
SUPPORT
Copy Link
https://endtimes.video/id/yesus-kristus-didera/
Copy Embed
vatikankatolik.id - Saluran dalam Bahasa Indonesia

| |

Bruder Peter Dimond, OSB

Yesus Kristus didera. Peristiwa ini diceritakan dalam Injil hanya dengan satu kalimat saja: Ia dibawa dan didera. Tetapi, kalimat yang singkat itu tidak melukiskan secara penuh ngerinya hukuman itu.

“Penderaan adalah hukuman yang luar biasa barbar. Korbannya dihajar dengan sejumlah siksaan selama mungkin, sampai mereka kelelahan dan daging sang narapidana tergelantung dalam rupa sobekan-sobekan bersimbah darah” (Blinzler, Der Prozess Jesu, halaman 321).

Dalam melakukan penderaan, orang-orang Romawi menggunakan senjata yang bernama flagrum. Flagrum ini adalah sebuah cambuk dengan tali atau lempengan-lempengan yang terbuat dari kulit. Lempengan-lempengan tersebut terhubung dengan keping logam atau serpihan-serpihan tulang, yang disebut plumbate. Plumbate ditambahkan demi menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa.

“Fakta bahwa Simon orang Kirene harus memanggul kayu salib untuk Yesus, dan bahwa Yesus wafat begitu cepat, boleh saja dianggap sebagai akibat siksaan penderaan, yang dalam jangka waktu pelaksanaannya, kadang-kadang bisa merenggut nyawa para narapidana lain” (Pesch, Mark's Gospel II - halaman 467).

Flagrum

Dr. Frederick Zugibe berkomentar tentang dampak dari penderaan:

“Luka-luka memar besar berwarna hitam dan biru, serta ungu kemerahan, goresan-goresan (guratan-guratan), bilur-bilur, dan bengkak-bengkak … di sekujur bagian depan dan belakang tubuh korban … Pernapasan korban akan sangat terganggu, karena benturan-benturan parah pada dada akan menyebabkan nyeri tulang rusuk yang menyiksa setiap kali dia mencoba mengambil napas. Otot-otot interkostal yang terletak antara tulang rusuk dan punggung serta otot-otot dada akan mengalami pendarahan, paru-paru mengalami goresan, memar-memar yang parah, dan sering kali kolaps, semuanya ini akan turut berandil dalam rasa sakit yang parah itu.”

Rasa sakit dan kehilangan darah akan menyebabkan kejutan bagi peredaran darah. Darah akan mengalir keluar dari urat-urat dan pembuluh darah korban. Serangan terhadap otot punggung akan menyebabkan kesakitan yang menyiksa kepada tulang punggung dan lalu kepada otak. Seiring bertambah dalamnya luka-luka, darah dari arteri akan menyembur keluar setiap kali jantung berdetak.

Kain Kafan Turin memperlihatkan bekas-bekas seperti barbel pada tubuh Yesus yang disebabkan oleh hukuman dera. Bekas-bekas ini ada di sekujur pundak sampai ke pergelangan kaki-Nya.

Kain Kafan Turin

Kristus tidak hanya disiksa dengan cara demikian, tetapi Ia juga dihina dengan tak layak, dengan cara dicambuk oleh orang-orang ciptaan-Nya serta dihukum oleh mereka yang hanya ada karena kuasa-Nya. Dan selama diserang oleh para musuh-Nya, sahabat-sahabat-Nya saja meninggalkan Dia.

“Dia ditikam karena pemberontakan kita … dan melalui bilur-Nya Dia telah menjadi kesembuhan bagi kita.” – Yesaya 53:5.

Dan penghinaan dari mahkota duri serta penyaliban pun masih menanti diri-Nya.

Catatan kaki:

Gambar flagrum: Rubén Betanzo S. | fr.m.wikipedia.org

SHOW MORE