Mengapa Persisnya Joe Biden Bukan Orang Katolik
Oktober 13, 2022
SUPPORT
Copy Link
https://endtimes.video/id/joe-biden-bukan-orang-katolik/
Copy Embed
vatikankatolik.id - Saluran dalam Bahasa Indonesia

|

Bruder Peter Dimond, OSB

Gereja Katolik mengajarkan bahwa orang-orang yang menolak atau menyimpang dari suatu dogma, terpisah secara otomatis dari Gereja Katolik, walaupun Gereja belum mengeluarkan suatu deklarasi apa pun tentang orang-orang itu. Ada banyak kutipan yang dapat dipetik dalam perkara ini. Berikut beberapa dari antaranya.

Paus Leo XIII, Satis Cognitum (#9), 29 Juni 1896:
Praktik Gereja selalu sama, dan demikianlah pula penilaian yang semufakat [yakni, konsensus] dari para Bapa yang kudus: yaitu, bahwa mereka telah selalu menganggap sebagai terbuang dari persekutuan Katolik dan terasing dari Gereja siapa pun yang telah menyimpang bahkan sedikit pun dari doktrin yang diajukan oleh Magisterium yang autentik.”

Sri Paus juga berkata:

Paus Leo XIII, Satis Cognitum (#9), 29 Juni 1896:
“ … adakah seseorang yang dapat diizinkan untuk menolak satu pun dari kebenaran-kebenaran itu, tanpa, akibat penolakannya itu sendiri, terjerembap ke dalam bidah secara terbuka? Tanpa memisahkan dirinya sendiri dari Gereja dan tanpa menolak seluruh doktrin Kristiani segenap-genapnya?” ...

Santo Agustinus mencatat kemungkinan berkembangnya jenis bidah yang lain, dan jika seseorang setuju dengan satu pun dari bidah-bidah tersebut, kesetujuannya itu dengan sendirinya memisahkan orang tersebut dari kesatuan Katolik: ‘Tidak semua orang yang semata-mata tidak percaya akan hal-hal ini (yakni, bidah-bidah yang telah disebutkan) dengan demikian dapat menganggap atau menyebut dirinya sendiri Kristen Katolik. Sebab mungkin terdapat atau mungkin muncul bidah-bidah lainnya yang tidak disebutkan di dalam karya kami ini, dan barang siapa menganut satu pun dari bidah-bidah tersebut, ia bukan seorang Kristen Katolik.’”

Nah, orang yang seperti Joe Biden adalah seorang bidah oleh karena berbagai alasan, termasuk kenyataan bahwa ia mendukung aborsi, “pernikahan gay”, indiferentisme keagamaan, dll. Dukungan Joe Biden terhadap “pernikahan sesama jenis” merupakan bidah karena dengan dukungannya itu, ia menyangkal ajaran Kitab Suci dan Gereja bahwa pernikahan hanya dapat berlangsung antara satu pria dan satu wanita, dan bahwa perbuatan-perbuatan sodomi atau semburit adalah kejahatan.

Paus Leo XIII, Arcanum (#5), 10 Feb. 1880:
“Ia [Yesus Kristus] memberikan kesaksian … bahwa Pernikahan, atas dasar institusinya sendiri, hanya boleh terjadi antara dua orang, yakni antara seorang pria dan seorang wanita … dan bahwa ikatan pernikahan dibuat sebegitu erat dan kuatnya oleh kehendak Allah sehingga tidak seorang pun dapat menghapuskannya ataupun menceraikannya.”

 

JUMPA PERS – PERNIKAHAN SESAMA JENIS

[Biden:]  Siapakah yang anda cintai? Siapakah yang anda cintai? Dan akankah anda setia kepada orang yang anda cintai? Dan itulah yang disadari oleh orang-orang – bahwa itulah inti dari segala pernikahan, terlepas apakah itu pernikahan orang-orang lesbian, atau para pria gay, atau kaum heteroseksual.

[Wartawan:] Itukah yang anda percayai sekarang?

[Biden:]  Itu yang saya percayai.

 

Biden Menikahkan 2 Karyawan Gedung Putih

“Dua karyawan Gedung Putih menjalani hari pernikahan yang tidak akan pernah mereka lupakan. Brian Mosteller dan Joe Mahshie mengikat simpul pernikahan pada tanggal 1 Agustus dalam suatu upacara kecil yang dikelilingi oleh keluarga dan sahabat-sahabat.

Dan walaupun pasangan yang berbahagia itu menjadi pusat perhatian yang utama, pria yang memimpin upacara pernikahan itu kemungkinan juga mendapatkan perhatian. Wakil Presiden AS pada saat ini, Joe Biden, memimpin upacara pernikahan Mosteller dan Mahshie yang berlangsung di rumah Bapak Wakil Presiden di Washington, D.C. Upacara pernikahan semacam ini adalah yang pertama bagi Bapak Wapres. Wakil Presiden Biden membuat pos tentang upacara ini di Twitter, dan berkata: “Saya sungguh bahagia. Dua karyawan lama Gedung Putih, dua pria yang hebat.”

 

MANTAN WAPRES JOE BIDEN MENANGGAPI PERTANYAAN TENTANG HAK LGBTQ

[Biden:]  Gagasan bahwa anak usia 8 tahun, atau anak usia 10 tahun memutuskan, “Saya bertekad menjadi transgender. Saya kira saya ingin menjadi seperti itu. Hidup saya akan menjadi jauh lebih mudah.” Sama sekali tidak boleh ada diskriminasi.

Dukungan Joe Biden terhadap indiferentisme keagamaan adalah bidah, karena dengan mendukung paham itu, ia menyangkal dogma di luar Gereja Katolik tidak terdapat keselamatan.

Paus Eugenius IV, Konsili Florence, “Cantate Domino”, 1441, ex cathedra:
“Ia [Gereja Roma yang Kudus] dengan teguh percaya, mengakui dan berkhotbah bahwa ‘semua orang yang berada di luar Gereja Katolik, bukan hanya orang-orang pagan tetapi juga Yahudi atau bidah dan skismatis, tidak dapat mengambil bagian di dalam kehidupan kekal dan akan masuk ke dalam api yang kekal yang telah disiapkan untuk iblis dan para malaikatnya,’ kecuali jika mereka bergabung ke dalam Gereja sebelum akhir hidup mereka … dan bahwa tidak seorang pun dapat diselamatkan, sebanyak apa pun ia telah berderma, walaupun ia telah menumpahkan darah dalam nama Kristus, kecuali jika ia telah bertekun di pangkuan dan di dalam kesatuan Gereja Katolik.”

[Biden:]  Kita semua mengamalkan iman yang pada dasarnya sama, walaupun iman kita berbeda-beda. Saya kebetulan seorang Katolik yang taat.

Sehubungan dengan dukungan Joe Biden terhadap aborsi – dan hal ini juga berlaku kepada banyak tokoh politik pro-aborsi lainnya yang mengaku diri Katolik – bagaimana persoalannya, sewaktu Biden kenyataannya berkata bahwa ia seorang Katolik dan mengaku menerima ajaran Gereja melawan aborsi dalam kehidupan pribadinya? Biden berkata bahwa ia secara pribadi menentang aborsi, tetapi bahwa ia sederhananya tidak dapat memberlakukan pandangannya itu kepada orang lain.

[Biden:]  Di sepanjang hidup saya, saya seorang Katolik yang taat. Dan itulah hal yang terutama telah membentuk hakikat doktrin sosial saya. Sehubungan dengan aborsi, saya menerima posisi Gereja saya tentang aborsi sebagai apa yang kami sebut sebagai doktrin de fide. Hidup bermula sejak saat pengandungan. Demikianlah ajaran Gereja. Saya menerima ajaran itu dalam kehidupan pribadi saya. Tetapi saya menolak untuk memberlakukannya kepada orang-orang Kristen, Muslim dan Yahudi yang sama taatnya. Saya sama sekali menolak untuk memberlakukan ajaran Gereja itu kepada orang lain – tidak seperti rekan saya ini, bapak anggota Kongres. Saya tidak percaya bahwa kita berhak berkata kepada orang lain – kepada wanita – bahwa mereka tidak boleh mengendalikan badan mereka. Keputusan itu sepatutnya dibuat antara mereka dan dokter mereka.   

Banyak tokoh masyarakat lainnya yang pro-aborsi memberikan penjelasan yang serupa dengan penjelasan Joe Biden. Lantas, apakah alasannya Joe Biden seorang bidah khususnya dalam perkara aborsi, sewaktu ia mengaku diri menentang aborsi secara pribadi?

Jawabannya adalah sewaktu Biden berkata bahwa Negara tidak berhak melarang aborsi, ia sedang mengajarkan gagasan bidah bahwa Negara tidak berhak melarang pembunuhan dan kejahatan-kejahatan terbuka lainnya.

Maka, posisi Biden dan orang-orang lainnya, yang mengajukan bahwa mereka mengaku diri menentang aborsi secara pribadi, tetapi tetap menjunjung bahwa Negara tidak dapat melarang aborsi, adalah suatu bentuk mutlak dari bidah kebebasan beragama yang secara khidmat dikutuk oleh Paus Pius IX di dalam surat ensiklik Quanta Cura.

Paus Pius IX, Quanta Cura, 8 Des. 1864:
“Gagasan yang sepenuhnya sesat … dan yang disebut oleh Pendahulu Kami … Gregorius XVI, sebagai suatu kegilaan yaitu bahwa ‘KEBEBASAN BERHATI NURANI DAN BERIBADAH MERUPAKAN HAK PRIBADI DARI SETIAP MANUSIA, YANG HARUS SECARA HUKUM DIPROKLAMASIKAN DAN DIJAMIN DI DALAM SETIAP MASYARAKAT YANG TERSUSUN SECARA BENAR; dan bahwa warga negara memiliki suatu hak atas kebebasan yang penuh UNTUK MEWUJUDKAN DENGAN SUARA LANTANG DAN SECARA PUBLIK OPINI-OPINI MEREKA, APA PUN OPINI MEREKA ITU, MELALUI PERKATAAN, MELALUI PERCETAKAN ATAU MELALUI SARANA APA PUN, tanpa dikekang oleh otoritas gerejawi maupun sipil.’ … Maka, DENGAN OTORITAS APOSTOLIK KAMI, KAMI MENOLAK, MENGECAM, DAN MENGUTUK SELURUH DAN SETIAP OPINI SERTA DOKTRIN YANG JAHAT YANG DISEBUTKAN SECARA RINCI DI DALAM SURAT INI, DAN KAMI MENGHENDAKI DAN MEMERINTAHKAN KEPADA SEMUA ANAK-ANAK GEREJA KATOLIK AGAR MEREKA MENGANGGAP OPINI-OPINI DAN DOKTRIN-DOKTRIN TERSEBUT SEPENUHNYA DITOLAK, DIKECAM, DAN DIKUTUK.”

Bidah yang dianut oleh Biden (dan hal ini pun berlaku kepada banyak tokoh masyarakat pro-aborsi lainnya), bahwa Negara tidak berhak melarang kejahatan-kejahatan seperti pembunuhan/aborsi juga telah dikutuk oleh Magisterium Gereja yang biasa dan universal, seperti yang tercermin dalam ajaran Paus Leo XIII, termasuk di dalam surat-surat ensikliknya, seperti Libertas dan Immortale Dei.

Paus Leo XIII, Libertas (#21-23):
“Maka dari itu, Negara dilarang oleh keadilan, dan dilarang oleh akal untuk menjadi tidak bertuhan; atau untuk mengambil rangkaian tindakan yang menuntun kepada ketidakbertuhanan, yakni, untuk memperlakukan berbagai agama (sebagaimana yang mereka katakan) secara setara, dan untuk menganugerahkan kepada masing-masing agama tanpa dibeda-bedakan, hak-hak yang setara … Manusia berhak untuk secara bebas dan berhati-hati menyebarkan segala hal yang benar dan terpuji di seluruh Negara … tetapi, opini-opini yang penuh dusta, wabah batiniah yang besarnya tak tertandingi, serta kemaksiatan-kemaksiatan yang membejatkan hati serta kehidupan bermoral harus dikekang dengan giat oleh otoritas publik, agar kejahatan-kejahatan semacam itu tidak secara tersembunyi merekayasakan kehancuran Negara.”

Seperti yang dapat kita lihat, Gereja mengajarkan bahwa Negara berhak dan memang berkewajiban untuk mengekang dan melarang kejahatan-kejahatan seperti pembunuhan/aborsi. Orang yang mengklaim pandangan yang berlawanan menganut bidah, seperti para tokoh masyarakat yang pro-aborsi.

Jadi, dalih yang mereka gunakan untuk mengaku diri menentang aborsi secara pribadi, tetapi menjunjung bahwa Negara tidak dapat melarangnya, tidak membuat mereka bebas dari dosa bidah. Sebaliknya, mereka menganut suatu bentuk ekstrem dari bidah kebebasan beragama yang juga telah dikutuk oleh Gereja.

Omong-omong, bidah kebebasan beragama, yang merupakan landasan posisi sesat yang dianut oleh Joe Biden, telah diajarkan secara resmi oleh Anti-Paus Paulus VI dan Vatikan II. Hal itu membuktikan lebih lanjut bahwa Sekte Vatikan II, yang pada saat ini beroperasi di bawah sang pemurtad Anti-Paus Fransiskus bukanlah Gereja Katolik. Sekte Vatikan II adalah Kontra-Gereja akhir zaman yang telah dinubuatkan, seperti yang dibahas oleh materi kami.

Nah, kaum non-sedevakantis (yakni orang-orang yang menganggap Fransiskus sebagai Paus) biasanya berpendapat bahwa orang pun yang mengaku diri Katolik tidak dapat dianggap bidah jika Gereja belum mendeklarasikan orang itu sebagai seorang bidah – tidak peduli apa yang dikatakan atau dilakukan oleh orang itu. Pandangan semacam itu adalah omong kosong dan bidah. Pandangan itu bukan ajaran Katolik, seperti yang ditunjukkan oleh kutipan-kutipan yang baru saja kami petik dan banyak kutipan lainnya.

St. Robertus Bellarminus, De Romano Pontifice, Buku 2, Bab 30:
“ … seorang Paus yang adalah bidah secara manifes [terang-terangan] secara otomatis berhenti menjadi Paus dan kepala, layaknya ia berhenti menjadi seorang Kristiani dan seorang anggota dari tubuh Gereja. Maka dari itu, ia dapat dihakimi dan dihukum oleh Gereja. Ini adalah ajaran dari semua Bapa Kuno yang mengajarkan bahwa para bidah manifes langsung kehilangan semua yurisdiksi ….”

Paus Leo XIII, Satis Cognitum (#9), 29 Juni 1896:
“Praktik Gereja selalu sama, dan demikianlah pula penilaian yang semufakat [yakni, konsensus] dari para Bapa yang kudus: yaitu, bahwa mereka telah selalu menganggap sebagai terbuang dari persekutuan Katolik dan terasing dari Gereja siapa pun yang telah menyimpang bahkan sedikit pun dari doktrin yang diajukan oleh Magisterium yang autentik.”

Orang-orang yang mengajukan pernyataan seperti itu tidak tahu apa yang sedang mereka katakan. Mereka tidak membuat pembedaan-pembedaan yang tepat dan tidak memiliki iman yang sejati. Dan posisi sesat mereka menuntun mereka kepada kesimpulan yang absurd, bahwa orang-orang seperti Joe Biden – dan para bidah radikal lainnya yang tidak tidak terhitung jumlahnya dalam Sekte Novus Ordo yang secara terbuka menolak dogma-dogma Katolik – orang-orang semacam itu harus dianggap Katolik.

[Melinda Gates, pendukung aborsi & “mantan istri” Bill Gates yang mengaku diri “Katolik”]  Dan akhirnya, saya sadar bahwa saya memang harus melakukannya. Dan walaupun saya Katolik, saya mendukung kontrasepsi, sama seperti kebanyakan wanita Katolik di Amerika Serikat yang melaporkan bahwa mereka menggunakan kontrasepsi ….

[Pertanyaan wartawan kepada Nancy Pelosi, politikus pro-aborsi asal AS yang mengaku diri “Katolik”:]  Banyak orang yang menentang pernikahan gay mengutip agama mereka sebagai alasan mengapa mereka menentang pernikahan semacam itu. Tetapi anda orang Katolik yang mendukung pernikahan gay ….

Sebagai contoh, berikut seorang anti-sedevakantis yang mengakui bahwa menurut posisinya, Joe Biden harus dianggap Katolik dan bukan seorang bidah, walaupun Biden secara terang-terangan menolak ajaran Katolik tentang pernikahan, aborsi, dll. Pandangannya itu adalah suatu penghinaan penuh terhadap ajaran Katolik.

[Bidah 1]: Pertanyaan yang satu ini dari vaticancatholic. Dia berkata, “Apakah Joe Biden seorang Katolik yang mengakui iman sejati ataukah ia bidah manifes? Pertanyaan ini agaknya terkait dengan yang diajukan kepada kita sebelumnya.

[Bidah 2]: Ya, wah, perkara Joe Biden menarik, ya. Joe Biden mengaku bahwa dirinya tidak mendukung aborsi secara pribadi, tetapi ia mendukung aborsi secara politis. Jadi, ia telah menyimpang dari iman Katolik. Tetapi, apa yang baru dikatakan Joe Biden pekan lalu? Dia berkata: “Saya seorang Katolik yang taat.” Jadi, Joe Biden akan dianggap sebagai anggota Gereja, dan bukan seorang bidah manifes, walaupun kemungkinan, oleh karena posisinya dalam hal aborsi, ia telah melakukan suatu dosa berat terhadap iman.

Pernyataannya itu absurd dan adalah suatu omong kosong yang bidah.

Paus Pius XII, Mystici Corporis Christi (#22), 29 Juni 1943:
“Tetapi, orang-orang yang kenyataannya terhitung sebagai anggota Gereja hanyalah mereka yang telah menerima permandian kelahiran kembali dan mengakui iman sejati ….”

Seperti yang telah kami tunjukkan, kenyataan bahwa Joe Biden mengaku diri menentang aborsi secara pribadi, tidak membuatnya bebas dari dosa bidah. Dengan berpendapat bahwa orang-orang seperti Biden, yang secara terbuka mengakui bidah melawan ajaran Katolik, harus dianggap sebagai seorang Katolik, seseorang pada dasarnya menyangkal kesatuan iman Gereja.

Paus Pius X, Editae Saepe (#8), 26 Mei 1910:
“… Gereja bertekun dengan teguh dan tiada dapat mengalami perubahan, ‘sebagai tiang penyangga dan landasan kebenaran’, dalam satu pengakuan doktrin ….”

Paus Leo XIII, Satis Cognitum (#4), 29 Juni 1896:
Kesatuan Gereja adalah “Kesatuan … yang … melampaui segala hal yang lain, dan tiada sesuatu pun yang serupa ataupun setara dengan kesatuan itu.”

Paus Pius XII, Mystici Corporis Christi (#22), 29 Juni 1943:
“ … mereka yang terbagi-bagi di dalam iman atau pemerintahan tidak dapat hidup baik di dalam kesatuan dari Tubuh yang semacam itu, maupun di dalam Roh Ilahi yang esa dari Tubuh tersebut.”

Juga, berikut komentar Santo Robertus Bellarminus, Doktor Gereja, tentang kesatuan iman yang dimiliki oleh semua anggota Gereja:

St. Robertus Bellarminus, De Notis Ecclesiae, Bab X, Nota Septima:
“Akhirnya, ... semua orang Katolik yang tersebar di seluruh dunia memiliki pandangan yang sama sehubungan dengan semua dogma iman. Mereka pun tidak dapat berpikir secara berlawanan, sebab mereka semua menundukkan pemahaman diri mereka sendiri kepada pemahaman gembala yang satu dan yang tertinggi, yang membimbing Gereja dari Takhta Petrus ….”

Tentunya, pernyataan yang satu ini dari Santo Robertus Bellarminus, tidak dapat anda buat sehubungan dengan Sekte Vatikan II.

Sekte Vatikan II memuat orang-orang yang tidak terhitung jumlahnya, yang saling menentang satu sama lain secara terbuka dalam aspek-aspek ajaran Gereja yang jelas dan mendasar.

 [Christine Niles:]  “Termasuk dalam kelompok yang bernama Catholics for Biden [Orang Katolik Pro-Biden] ini, adalah para pemimpin pro-aborsi yang terkemuka. Dari antara orang-orang yang terdaftar namanya, terdapat Jaksa Agung Xavier Becerra yang menuntut pahlawan pro-kehidupan, David Daleiden, karena ia mengekspos keterlibatan Planned Parenthood dalam perdagangan anggota tubuh bayi-bayi yang diaborsi. Juga Carolyn Woo, mantan kepala organisasi Catholic Relief Services milik para Uskup, yang terkuak menyalurkan ratusan ribu dolar kepada organisasi-organisasi amal pro-aborsi di luar negeri …

Joe Biden bersumpah akan memaksa umat Katolik untuk mendanai biaya aborsi. Pada hari Rabu, calon unggulan Partai Demokrat ini berjanji membatalkan keputusan Mahkamah Agung baru-baru ini, yang berpihak kepada Little Sisters of the Poor untuk membuat pengecualian bagi mereka dan bagi pemberi pekerjaan lainnya yang berbasis iman, sehingga mereka tidak dipaksa mendanai biaya aborsi ….

Kardinal Dolan berkata bahwa ia akan memberikan Komuni Kudus kepada Joe Biden. Demikianlah komentar Uskup Agung New York dalam suatu wawancara dengan Fox News pagi hari ini ….

Pada suatu diskusi panel yang bertempat di Boston College, Kardinal Joseph Tobin berkata demikian:

[“Kardinal Tobin”:] Saya berpendapat bahwa seseorang yang berhati nurani baik dapat memilih Tn. Biden. Jujur saja, dalam jalan pikiran saya sendiri, saya lebih merasa kesulitan dengan opsi lainnya [Donald Trump].”

Gereja Katolik yang sejati masih ada dalam sisa umat Katolik yang setia, seperti yang dijelaskan oleh materi kami – tetapi Gereja ini bukanlah sekte Fransiskus. Juga, beberapa dari kaum bidah ini mengklaim bahwa makna kesatuan Gereja sederhananya adalah orang-orang mendaraskan Syahadat Nicea yang sama. Pandangan secara itu sama sekali salah. Kesatuan Gereja memerlukan kesatuan dalam hal-hal yang spesifik. Itulah sebabnya Paus Leo XIII mengajarkan bahwa dengan menolak satu pun dari kebenaran-kebenaran itu, atau dengan menganut satu bidah pun, seseorang terpisah dari Gereja.

Paus Pius XII, Mystici Corporis:
“Tetapi, orang-orang yang kenyataannya terhitung sebagai anggota Gereja hanyalah mereka yang telah menerima permandian kelahiran kembali dan mengakui iman sejati ….”

Jadi, jika anda menganggap Biden, Fransiskus, dll. sebagai anggota Gereja Katolik, anda berpendapat bahwa mereka mengakui iman yang sejati, dan itu jelas merupakan pandangan yang salah.

[Biden:]  Saya sungguh merasa nyaman dengan kenyataan bahwa pria yang menikah dengan pria, wanita yang menikah dengan wanita, serta pria dan wanita heteroseksual yang menikah satu dengan yang lain, berhak memiliki hak-hak yang persis sama. Semua hak sipil. Semua kebebasan sipil.

Kenyataannya, para anggota Sekte Vatikan II tidak hanya secara terbuka menentang satu sama lain dalam perkara-perkara seperti aborsi, “pernikahan” gay, dll., tetapi mereka bahkan menentang satu sama lain tentang bilamana Joe Biden seorang Katolik. Sebagai contoh, berikut seorang tradisionalis palsu yang bernama Michael Voris yang berkata bahwa Biden tidak Katolik.

 [Voris:] Kepada Joe Biden, orang Katolik palsu yang mendukung pembunuhan anak …

Dan berikut organisasinya yang menyebut Biden “Katolik” pada kesempatan yang lain.

[Niles]: Biden, yang adalah seorang Katolik, hampir tidak menyebutkan agama Katolik dalam pidatonya ….

Berikut seorang tradisionalis palsu yang bernama Michael Matt, yang berkata bahwa Biden adalah seorang pemurtad:

[Michael Matt:] … belum tentu berlaku kepada orang-orang Katolik sayap kiri yang sangat radikal, para pemurtad yang biasa seperti Nancy Pelosi dan Joe Biden …..

Tetapi seandainya mereka konsisten dalam prinsip Katolik ini, bahwa orang-orang yang menyimpang dari ajaran Katolik dianggap berada di luar Gereja, mereka akan menerapkan prinsip itu kepada Fransiskus dan para pemurtadnya yang disebut-sebut sebagai uskup. Tetapi mereka tidak melakukannya. Sebabnya adalah mereka tidak konsisten dan bukan milik kebenaran.

Berikut seorang tradisionalis palsu yang bernama Taylor Marshall. Ia menganggap Anti-Paus Yohanes Paulus II yang adalah penyembah berhala, sebagai seorang santo

[Marshall:]  Santo Yohanes Paulus II

Ia berkata bahwa ia tidak bisa mengerti bagaimana Joe Biden seorang Katolik:

[Marshall:]  Nah, soal Joe Biden, ia benar-benar telah melangsungkan suatu upacara pernikahan. Coba saya carikan untuk anda. Ia benar-benar telah melangsungkan suatu upacara pernikahan untuk pasangan sesama jenis. Dan saya sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana anda bisa berkata anda orang Katolik, sewaktu anda melakukan hal semacam ini.

Pernyataan Taylor Marshall itu tidak konsisten dengan posisinya sendiri bahwa Fransiskus dan para pemurtadnya yang disebut-sebut uskup adalah orang-orang Katolik. Marshall kemudian menentang dirinya sendiri kembali, dengan menunjukkan bahwa ia tidak yakin bilamana Biden adalah anggota agama Katolik.

[Marshall:]  Apakah orang yang satu ini, Joe Biden, apakah ia anggota dari agama yang sama, Gereja yang sama, Tradisi yang sama dengan [yang dianut oleh] Ambrosius dan Teodosius?

Mereka tidak konsisten karena mereka tidak memegang posisi yang benar, dan mereka tidak peduli apakah mereka konsisten atau tidak. Mereka bukan milik kebenaran. Dan juga, Taylor Marshall tidak memiliki iman yang sejati. Hal ini tersingkap oleh kenyataan bahwa ia tidak yakin apakah Biden, seorang bidah notorius yang mendukung kesesatan termasuk “pernikahan” sesama jenis, merupakan agama dari agama Katolik.

Sekte Vatikan II tidak memiliki kesatuan, yang merupakan tanda yang khas milik Gereja. Sekte Vatikan II bukanlah Gereja Katolik, melainkan Kontra-Gereja akhir zaman yang telah dinubuatkan, seperti yang dibahas oleh materi kami.

Wahyu 17:4-5 - “Dan wanita itu didandani dengan kain ungu dan kain merah padam dan dihiasi dengan emas dan batu permata dan mutiara, sambil memegang cawan emas di tangannya yang penuh dengan kekejian dan kenajisan percabulannya. Dan pada dahinya ada tertulis suatu nama, suatu misteri: ‘Babel yang agung, Ibu dari para pelacur dan dari kekejian bumi.’”

SHOW MORE



31:30
Bukti untuk Sedevakantisme & bahwa Fransiskus Bukan Paus dari Teks Gerejawi
2 tahun lalu
2:16
Fransiskus tentang Amoris Laetitia: “Tidak Ada Interpretasi Lain” Selain “Komuni” bagi Pezina
1 tahun lalu
1:20
Anti-Paus Fransiskus Mengajarkan bahwa Orang Ateis Dapat Masuk Surga
1 tahun lalu
4:02
Yesus Kristus Didera
4 hari lalu
33:06
Apakah Alkitab Memprediksikan 70 Tahun Tanpa Seorang Paus?
1 tahun lalu
1:14:07
“Ortodoksi” Timur Terbongkar: Doktrin Sesat Mereka tentang Allah
4 bulan lalu
3:47
Benediktus XVI mengungkapkan rasa syukurnya atas Sinagoga, dan menggunakan Kalender Yahudi
2 tahun lalu
16:11
Bagaimana Orang Diselamatkan “oleh Nama Yesus Kristus”?
2 bulan lalu
18:26
Yohanes Paulus II: Penghujatannya terhadap Roh Kudus & Korban-Korban Rohaninya
9 bulan lalu
2:39
Anti-Paus Fransiskus Berkata kepada Seorang Homoseksual bahwa Ia Diciptakan Seperti Itu
2 tahun lalu
12:50
Apakah Gereja Katolik Mengutuk Semua Orang yang Disunat?
3 tahun lalu
1:35
Fransiskus “Memberkati” Serikat Sipil Zina Mantan Presiden Kolombia
1 tahun lalu
6:27
Mengapa Neraka Harus Abadi
3 tahun lalu
22:32
Mengapa Fransiskus Tidak Boleh Dianggap Paus
2 tahun lalu