“Ekskomunikasi” Viganò oleh Fransiskus Tidak Valid (Ajaran Katolik)
Agustus 6, 2024
SUPPORT
Copy Link
https://endtimes.video/id/ekskomunikasi-vigano/
Copy Embed
vatikankatolik.id - Saluran dalam Bahasa Indonesia

| | | |

Bruder Peter Dimond, OSB

Tanggal 4 Juli 2024, Dikasteri untuk Ajaran “Iman” di bawah kepemimpinan Anti-Paus Fransiskus menyatakan Viganò “terekskomunikasi”. Termasuk sebab-sebabnya: Viganò menolak klaim Fransiskus atas Kepausan dan juga menolak Vatikan II. Viganò benar pada perkara-perkara itu.  

[EWTN News:] Vatikan resmi mengekskomunikasi Uskup Agung Carlo Maria Viganò, nunsius Kepausan bagi Amerika Serikat dari tahun 2011 hingga 2016. 

Deklarasi Dikasteri untuk Ajaran “Iman” di bawah Fransiskus terkait Viganò ini sama sekali tidak valid, karena Anti-Paus Fransiskus bukan Paus. Dia seorang bidah notorius, seperti yang terbukti dari dokumentasi kami yang begitu banyak. Fransiskus sama sekali tidak punya otoritas untuk mengekskomunikasikan orang. Fransiskus mewartakan Injil sesat.  Dia tidak mengakui iman Katolik sejati. Oleh sebab itu, dia bukan bagian dari Gereja Katolik.

Soal tidak validnya deklarasi sehubungan Viganò ini, ajaran Kepausan berikut ini relevan. Di tahun 430, beberapa waktu setelah Nestorius, Uskup Konstantinopel, mulai mendukung ajaran bidah bahwa Maria bukan Bunda Allah, Paus St. Selestinus menulis hal berikut tentang orang-orang yang telah diekskomunikasi oleh Nestorius.

Paus St. Selestinus I, Kepada para Imam dan Rakyat Konstantinopel, 430 Masehi:
BAHASA LATIN: "Ne tamen vel ad tempus, eius videatur valere sententia, qui in se iam divinam sententiam provocarat, aperte Sedis nostrae sanxit auctoritas, nullum sive episcopum sive clericum seu professione aliqua christianum qui a Nestorio vel eius similibus, ex quo talia praedicare coeperunt, vel loco suo vel communione deiecti sunt, vel eiectum vel excommunicatum videri.  Namun, kita tetap berada di dalam persekutuan kita dan tetap hidup dan terus hidup, yang neminem vel deiicere vel removere proterat qui praedicans talia titubabat.

BAHASA INDONESIA: “Bagaimanapun, agar vonis dari ia yang telah menjatuhkan suatu vonis ilahi atas dirinya sendiri tidak tampak memiliki kekuatan bahkan untuk satu saat pun, otoritas Takhta Apostolik Kami telah secara terbuka menetapkan bahwa uskup, imam, atau orang Kristen dari profesi mana pun, yang telah dimakzulkan dari posisi mereka atau dikeluarkan dari persekutuan oleh Nestorius dan mereka yang merupakan bagian dari kelompoknya sejak saat [ex quo] mereka mulai mengkhotbahkan bidah, tidak boleh dianggap termakzul atau terekskomunikasi. Tetapi semua orang ini telah dan sampai sekarang masih berada di dalam persekutuan Kami, sebab barang siapa terjerembap karena ia mengkhotbahkan hal-hal semacam itu tidak mampu memakzulkan atau memberhentikan seorang pun.”

Paus St. Selestinus secara otoritatif mengajarkan bahwa sejak saat Nestorius mulai mengkhotbahkan bidah, tindak-tindak ekskomunikasi yang dilakukannya tidak valid. Alasannya, para bidah secara otomatis terdepak keluar dari Gereja dan mereka tidak punya otoritas untuk memberhentikan seorang pun. Prinsip bahwa mereka yang mengkhotbahkan bidah, secara otomatis berada di luar Gereja dan tidak dapat memberhentikan seorang pun, berlaku kepada Anti-Paus Fransiskus dan juga berlaku para pemimpin sesat Sekte Vatikan II. Mereka tidak punya otoritas untuk memberhentikan siapa pun, karena mereka sendiri berada di luar Gereja. 

Perikop St. Selestinus ini dan perikop serupa yang ditujukan kepada Yohanes dari Antiokhia, dikutip oleh Santo Robertus Bellarminus, Doktor Gereja, sebagai contoh ajaran Gereja Katolik bahwa para bidah manifes langsung kehilangan jabatan dalam Gereja. 

St. Robertus Bellarminus, De Ecclesia Militante, Bab 10: “Itulah sebabnya [Paus] Selestinus dan [Paus] Nikolas, di dalam teks-teks yang dikutip, berkata bahwa seorang uskup yang sesat, sejak waktu ia mulai mengkhotbahkan bidah, tidak mampu melepaskan atau mengikat seorang pun ….”

Berikut perikop lain yang relevan.

Paus St. Selestinus I, Kepada Yohanes Dari Antiokhia, tahun 430 M:
BAHASA LATIN: “Si quis vero ab episcipo Nestorio aut ab iis qui eum sequuntur, ex quo talia praedicare coeperunt, vel excommunicatus vel exutus est seu antistitis seu clerici dignitate, hunc in nostra communione et durasse et durare manifestum est, nec iudicamus eum remotum: quia non poterat quenquam eius removere sententia, quia se iam praebuerat ipse removendum.”

BAHASA INDONESIA: “Tetapi jika seseorang telah diekskomunikasikan atau diberhentikan dari jabatan keuskupan atau imamat oleh Uskup Nestorius atau oleh para pengikutnya, setelah mereka mulai mengkhotbahkan hal-hal semacam itu [yakni, bidah Nestorian], jelas adanya bahwa orang semacam itu telah terus berteguh dan masih terus berteguh dalam persekutuan Kami, dan Kami menghakiminya sebagai belum diberhentikan: sebab vonis dari pria itu yang telah menunjukkan bahwa dirinya sendiri harus diberhentikan tidak mampu memberhentikan seorang pun.”

Sebenarnya menggelikan sekali Fransiskus ini, kalau dia mengaku mengekskomunikasi seseorang, kira, dia mengajarkan indiferentisme keagamaan. Itu terdokumentasi dalam materi kami. Agama-agama non-Kristen dia dukung, sama juga dengan ibadat sesat mereka, dan dia juga berpartisipasi dalam ibadat non-Kristiani. Tidak hanya mendukung agama-agama non-Kristen, tetapi dalam banyak kesempatan dia juga mendukung yang disebut-sebut pelayanan sesat yang dilakukan oleh para pemuka sekte-sekte skismatis dan bidah. Dia mengajarkan bahwa orang bisa menjadi kudus dan martir dalam sekte-sekte tersebut. Ia mengajarkan bahwa mereka berada di dalam Tubuh Kristus, bahwa para pengikut sekte-sekte itu adalah “umat beriman”, bahwa sekte-sekte mereka adalah sarana keselamatan. Dia beribadah bersama mereka. Fransiskus bahkan mengajarkan bahwa berupaya mengonversikan orang dari sekte-sekte tersebut adalah adalah perbuatan terlarang, berdosa dan salah.

[Anti-Paus Fransiskus:]

Tidaklah licit [Tidaklah diizinkan] untuk meyakinkan mereka akan imanmu. Proselitisme adalah bisa yang terkuat melawan jalan ekumenis … (Fransiskus, Pidato Kepada Sekelompok Lutheran, Aula Paulus VI, 13 Oktober 2016)

Anda hendak meyakinkan orang lain supaya dia menjadi Katolik? Jangan, jangan, jangan! … (Pesan video Fransiskus untuk Pesta Santo Gaetanus kepada orang-orang di Argentina, 7 Agustus 2013)

Ada dosa yang sangat berat terhadap ekumenisme: proselitisme. Hendaknya kita jangan pernah berproselitisme terhadap kaum Ortodoks! (Jumpa Fransiskus dengan komunitas “Katolik Ritus Latin” di gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Georgia, 1 Okt. 2016, situs Vatikan berbahasa Inggris)

Sekte Vatikan II juga telah mencabut ekskomunikasi terhadap kaum skismatis notorius dari Timur; terjadinya di bawah kepemimpinan Anti-Paus Paulus VI.

Jadi, Fransiskus sama sekali tidak peduli dengan skisma, dengan Tuhan, atau dengan ajaran Katolik. Satu-satunya alasan dia bertindak melawan Viganò adalah karena Viganò mengutuknya, dan telah mengutuk aspek-aspek Vatikan II. Dan Fransiskus, yang mewakili Kontra-Gereja akhir zaman, bertindak melawan mereka yang bergerak menuju tradisi Katolik, sementara itu, ia membiarkan segala macam bidah, skandal, skisma, dan lain-lain merajalela dalam Kontra-Gereja Vatikan II.

Itulah sebabnya Fransiskus tidak akan mengekskomunikasi Joe Biden atau orang-orang lain yang secara terbuka mendukung aborsi. Itulah sebabnya Fransiskus tidak akan mengekskomunikasi James Martin, aktivis pendukung “LGBT” yang mengaku-ngaku imam Katolik; Fransiskus justru secara eksplisit mendukungnya. Itulah sebabnya Fransiskus tidak mengekskomunikasi yang disebut-sebut uskup Jerman serta kaum bidah dan skismatis lain yang tak terhitung jumlahnya dalam Sekte Vatikan II.

Jadi, peristiwa ini - perbuatan Fransiskus yang digadang-gadang mengekskomunikasi Viganò - seharusnya menjadi petunjuk (kalau anda berkehendak baik dan punya hikmat) bahwa Fransiskus tidak mewakili Gereja Katolik. Dia jelas mewakili Kontra-Gereja. Sekte Vatikan II membiarkan segala macam bidah dan skisma terjadi, sementara itu, mereka menggunakan yang disebut-sebut otoritas mereka untuk menindas orang-orang yang mempromosikan aspek-aspek tradisi. Maka ini hanyalah suatu contoh lain bagaimana Sekte Vatikan II bukanlah Gereja Katolik. Persis seperti yang kami katakan: Sekte Vatikan II adalah Kontra-Gereja akhir zaman yang telah dinubuatkan. 

Dan untuk menganut agama Kristen sejati, yaitu agama Katolik sejati, dan diselamatkan - orang harus menganut iman Katolik tradisional. Video ini hendak saya tutup dengan memutar klip singkat dari sebuah debat tentang sedevakantisme yang pernah melibatkan saya. Klip ini membahas beberapa poin penting terkait Nestorius dan bagaimana dia kehilangan otoritasnya sejak saat dia mulai mengkhotbahkan bidah - yakni sebelum Nestorius dinyatakan terekskomunikasi!

[Bruder Peter:] Apakah anda mempersengketakan bahwa Paus St. Selestinus (sebelum Nestorius resmi diekskomunikasi) berkata bahwa “hampir semua orang di kota ini (Konstantinopel) telah meninggalkanmu?” Dan ia (Sri Paus) mengindikasikan dirinya berharap mereka melakukannya lebih awal.

[Jeff Cassman:] Saya tidak cukup akrab dengan konteksnya untuk bisa memberi jawaban.

[Bruder Peter:] Baiklah, akan saya bantu. Selestinus kepada Nestorius, Surat 13, Musim Panas tahun 430. Ini sebelum Konsili Efesus, sebelum Nestorius resmi diekskomunikasi. Sri Paus berkata secara langsung kepada Nestorius. Ia berkata: “Hidup dengan hati nurani macam apakah engkau ini, ketika hampir semua orang di kota ini telah meninggalkanmu? Coba saja mereka dahulu sama waspadanya seperti sekarang ini.” Jadi, Sri Paus jelas mendukung reaksi umat beriman di Konstantinopel yang menolak Nestorius sebagai bidah, memutuskan persekutuan dengannya, sebelum ada proses kanonik apa-apa, sebelum Konsili Efesus, dsb. Lanjut.

Apakah anda mempersengketakan bahwa Paus St. Selestinus (dalam rangkaian surat yang sama, Musim Panas tahun 430) mengajarkan bahwa Nestorius dan para rekan bidahnya kehilangan otoritas ex quo talia praedicare coeperunt, yang berarti: “sejak saat mereka mulai mengkhotbahkan doktrin-doktrin sesat mereka”, atas dasar vonis ilahi otomatis?

[Jeff:] Ya … yang saya ketahui sebagai pendapat umum, adalah anda akan kehilangan jabatan anda, tetapi saya di sini tidak punya cukup konteks untuk menjawab.

[Bruder Peter:] Baiklah, Sri Paus berkata bahwa “agar vonis dari ia (merujuk pada Nestorius) yang telah menjatuhkan suatu vonis ilahi atas dirinya sendiri tidak tampak memiliki kekuatan bahkan untuk saat pun, otoritas Takhta Apostolik Kami telah secara terbuka menetapkan bahwa uskup, imam, atau orang Kristen dari profesi mana pun, yang telah dimakzulkan dari posisi mereka atau dikeluarkan dari persekutuan oleh Nestorius dan mereka yang merupakan bagian dari kelompoknya sejak saat [ex quo] mereka mulai mengkhotbahkan bidah, tidak boleh dianggap termakzul atau terekskomunikasi. Barang siapa terjerembap karena ia mengkhotbahkan hal-hal semacam itu tidak mampu memakzulkan atau memberhentikan seorang pun. Jadi ia (Nestorius) tidak punya otoritas.

Dan perikop ini dikutip oleh Bellarminus untuk menunjukkan bahwa para bidah kehilangan otoritas sejak saat mereka mengkhotbahkannya. Dan pada dasarnya, pengkhotbahan bidah selalu terjadi jauh sebelum ada proses kanonik apa-apa, sebelum adanya deklarasi vonis. Lanjut. 

Apakah anda mempersengketakan bahwa sebelum Nestorius resmi diekskomunikasi, Paus St. Selestinus memberi tahu para klerus Konstantinopel, bahwa seperti yang ditunjukkan oleh pidatonya, kita harus memandang Nestorius sudah murtad?

[Jeff Cassman:] Begini, saya kira saya setuju dengan Kardinal Billot pada perkara ini. Jawabannya tidak. Seorang Paus masih bisa mempertahankan jabatannya meskipun dia seorang bidah. Apa artinya hal itu bagi Nestorius, saya tidak layak untuk menilainya.

[Bruder Peter:] Ya … Sri Paus berkata bahwa Nestorius sudah jatuh ke dalam bidah dan kehilangan otoritas. Apakah anda mempersengketakan bahwa Selestinus (sebelum Nestorius resmi diekskomuniasi) mengindikasikan bahwa Nestorius bukan uskup Gereja karena telah menyalahgunakan Kitab Suci. Dan akan saya berikan kutipannya. Tanda kutip: “Dari agama apa atau atas dasar hukum apa, dia menyebut diri seorang uskup, mengingat dia telah menyalahgunakan Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama?” Jadi, Sri Paus jelas mengajarkan bahwa orang yang menyalahgunakan Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama dengan khotbah-khotbah sesat tidak bisa dianggap sebagai uskup Katolik. Apakah anda mempersengketakan bahwa Sri Paus berkata demikian?

[Jeff Cassman:] Saya percaya anda dengan iktikad baik, bahwa itulah yang dikatakan Sri Paus. 

[Bruder Peter:] Baiklah. Apakah anda mempersengketakan bahwa pada tahun 428 atau 429 - jauh sebelum Nestorius resmi diekskomunikasi - sebuah contestatio dipasang di sekitar Konstantinopel, yang isinya mencela Nestorius sebagai bidah, dan reaksi tersebut dipuji oleh para Paus dan konsili-konsili. Dan ini menarik, seorang teolog Jerman (meninggal tahun 1878), Alzog, mengutip orang-orang yang berkata: “Kita punya seorang Kaisar, namun uskup, kita tidak punya.”

SHOW MORE



18:26
Yohanes Paulus II: Penghujatannya terhadap Roh Kudus & Korban-Korban Rohaninya
1 tahun lalu
26:41
SSPX, CMRI & Fransiskus vs Ajaran Kepausan yang Otoritatif
1 tahun lalu
1:19:59
Maria Tanpa Dosa: Dokumenter Kitab Suci
3 tahun lalu
22:32
Mengapa Fransiskus Tidak Boleh Dianggap Paus
3 tahun lalu
58:45
Mengapa Fransiskus Tidak Mungkin Paus – Menerima Fransiskus = Murtad
3 bulan lalu
25:08
Katekismus Pasca-Konsili Trente oleh St. Petrus Kanisius Menentang “Pembaptisan Keinginan”
5 bulan lalu
1:20
Anti-Paus Fransiskus Mengajarkan bahwa Orang Ateis Dapat Masuk Surga
2 tahun lalu
4:49
Fransiskus Setujui “Pemberkatan” Sesama Jenis sebagai Tanggapan kepada Para “Kardinal”
1 tahun lalu
8:58
Doa Agama Buddha bersama Fransiskus di Gereja Katolik Kuno Genapi Nubuat
4 bulan lalu
33:06
Apakah Alkitab Memprediksikan 70 Tahun Tanpa Seorang Paus?
2 tahun lalu
29:50
Maria: Bunda Allah & Tabut Perjanjian Baru – Bukti Absolut!
4 tahun lalu
10:04
Benediktus XVI Mengenakan Bintang Daud!
2 tahun lalu
3:47
Benediktus XVI mengungkapkan rasa syukurnya atas Sinagoga, dan menggunakan Kalender Yahudi
3 tahun lalu
25:55
Bidah Protestan Vatikan II
2 tahun lalu