vatikankatolik.id - Saluran dalam Bahasa Indonesia | |
Gereja Vatikan II Tidak Katolik | Iman & Doktrin | Spiritualitas & Doa Bruder Peter Dimond, OSB Di dalam no. 6 dari surat ensiklik pertamanya, Redemptor Hominis, Yohanes Paulus II berkata demikian:
Ini adalah bidah dan penghujatan yang luar biasa. Yohanes Paulus II mengajarkan bahwa keyakinan yang teguh dari para penganut agama-agama non-Kristiani berasal dari Roh Kudus. Dan kalau-kalau orang hendak mempermasalahkan perkara terjemahan, mari kita kutip terjemahan teks ini yang dibuat oleh “Konferensi Waligereja Indonesia”. Terjemahan mereka menyatakan:
Siapa pun bisa melihat bahwa bidah yang diajarkannya ini sangat jelas. Yohanes Paulus II secara keliru mengajarkan bahwa keyakinan akan agama-agama non-Kristiani merupakan buah Roh Kebenaran, walaupun sebenarnya merupakan buah roh kebohongan, yaitu Iblis. Sekarang, mari kita melihat sekilas teks dokumen ini dalam bahasa Latin, di mana bidah dan penghujatan Yohanes Paulus II juga terlihat dengan jelas.
Itu adalah kesesatan total dan sebenarnya merupakan penghujatan terhadap Roh Kudus. Roh Kebenaran tidak mungkin menjadi pencipta kesalahan dan Roh itu tidak akan membimbing orang untuk percaya pada agama-agama yang sesat, doktrin yang sesat ataupun ilah yang palsu. Semua agama non-Kristiani adalah agama sesat, dan “ilah-ilah” palsu mereka adalah roh-roh jahat menurut Mazmur 95:5 dan 1 Korintus 10:20.
Beberapa orang mungkin mengajukan penolakan yang lemah bahwa Yohanes Paulus II hanya merujuk kepada keyakinan yang teguh akan aspek-aspek agama-agama non-Kristiani yang menjunjung tinggi hukum kodrat. Pandangan semacam itu tentunya adalah adalah omong kosong yang tidak berdasar. Yohanes Paulus II tidak berkata demikian. Dia merujuk kepada keyakinan yang teguh dari para penganut agama-agama non-Kristiani. Keyakinan yang teguh akan agama non-Kristiani tentu saja mencakup keyakinan orang tersebut akan ilah palsu yang mungkin satu atau lebih jumlahnya - dan doktrin-doktrin inti dari agama non-Kristiani itu. Memang benar, komitmen teguh yang dimiliki seseorang terhadap agama non-Kristiani bersumber dari keyakinan orang tersebut terhadap klaim-klaim terpenting dari agama itu, seperti “ilah” palsu disembah agama tersebut. “Kepercayaan” sesat orang tersebut terhadap agama itu terkait erat dengan doktrin-doktrin sesat dan penyembahan berhala dalam agama sesat tersebut. Yohanes Paulus Il, si penghujat itu, mengajarkan bahwa Roh Kudus mengilhami kepercayaan akan ilah-ilah palsu dan doktrin-doktrin sesat.
Jadi, Yohanes Paulus II secara langsung mengajarkan bahwa keyakinan yang teguh dari para penganut agama-agama non-Kristiani, keyakinan ini sendiri berasal dari Roh Kebenaran yang sedang bekerja/berkarya. Ajarannya ini jelas adalah bidah yang tidak dapat dibela, dan semakin membuktikan bahwa Yohanes Paulus II adalah seorang Anti-Paus non-Katolik dan seorang bidah manifes. Kami seharusnya tidak perlu mengutip ajaran Katolik untuk membantah bidah yang diajarkannya. Kesesatan pernyataan Yohanes Paulus II seharusnya sudah jelas. Namun, coba pertimbangkan bahwa dalam Konsili Orange Kedua pada tahun 529 yang membahas tentang rahmat, ada ajaran bahwa manusia memerlukan pencerahan dan ilham Roh Kudus untuk menerima kebenaran yang terkait dengan keselamatan kekal - dan karena itu, manusia perlu pencerahan dan ilham Roh Kudus untuk mempunyai keyakinan yang teguh akan iman yang benar.
Maka keyakinan yang teguh akan iman yang benar berasal dari ilham Roh Kudus. Tetapi, Yohanes Paulus II mengajarkan bahwa ilham Roh Kudus diberikan kepada orang-orang non-Kristiani agar mereka percaya dengan teguh akan agama-agama non-Kristiani dan ilah-ilah palsu. Ini adalah bidah - dan penghujatan! Seperti yang dinyatakan oleh Paus Leo XIII dalam surat ensiklik Providentissimus Deus pada tahun 1893, terkait ilham Roh Kudus:
Coba pertimbangkan pula betapa spesifik cara yang digunakan Yohanes Paulus II untuk mengajukan penghujatannya. Seperti yang telah disebutkan, Yohanes Paulus II menggunakan kata-kata quae et ipsa – yang dalam konteks ini dapat diterjemahkan sebagai keyakinan ini sendiri juga yang. Dia menggunakan kata ipsa, yaitu kata ganti penghubung, untuk membuat penghujatannya yang sangat kurang ajar jelas-jelas tertera. Ia demikian pula tidak hanya merujuk kepada perasaan positif tentang agama non-Kristiani sebagai suatu hal yang berasal dari Roh Kebenaran – dan kalaupun benar, pernyataan semacam itu sendiri benar-benar buruk. Namun ia secara amat spesifik merujuk kepada keyakinan yang teguh dari para penganut agama-agama non-Kristiani. Yohanes Paulus II seolah-olah dengan niat jahat Setan ingin mengajarkan bidahnya secara amat spesifik, sehingga orang-orang yang di kemudian hari menghormatinya dapat menjadi terkutuk karena telah melakukannya. Hal ini konsisten dengan modus operandinya. Dia ingin menghina Roh Kudus. Itulah segala tujuan Yohanes Paulus II. Pada tanggal 4 Februari 2019, Anti-Paus Fransiskus membuat kehebohan dan dikritik secara benar karena mengajarkan bidah yang serupa dalam sebuah pernyataan bersama dengan seorang Imam Muslimin. Di dalam pernyataan tersebut, Fransiskus dan Imam Muslimin itu menyatakan bahwa keragaman agama adalah kehendak Tuhan.
Pernyataan Fransiskus jelas merupakan bidah dan setara dengan kemurtadan. Dia tidak hanya mengajarkan bahwa Tuhan menolerir keragaman agama, namun juga bahwa Tuhan secara positif menghendaki keragaman agama - karena dalam kalimat yang sama Fransiskus merujuk kepada bagaimana Tuhan menghendaki perbedaan jenis kelamin. Dan seperti yang baru saja kita lihat, Anti-Paus Yohanes Paulus II telah secara resmi mengajarkan jenis bidah yang sama dalam surat ensikliknya yang pertama. Namun, meskipun ada banyak sekali kaum tradisionalis palsu yang teperdaya, yang berpikir bahwa Fransiskus sangat buruk, dan mereka benar tentang hal itu, mereka tetap berpikir bahwa Yohanes Paulus II adalah seorang "santo". Kenyataan ini adalah suatu aspek kunci dari penipuan akhir zaman serta penghormatan yang diberikan kepada gambar Binatang dalam Kitab Wahyu.
Patut dicatat pula bahwa dalam bagian yang sama dari surat ensikliknya yang bidah, yang berjudul Redemptor Hominis, Yohanes Paulus II mengajarkan bahwa pendekatan kepada para wakil agama-agama bukan Kristen harus dilakukan melalui aktivitas seperti doa bersama.
Ajarannya itu sesat dan secara resmi mendukung dosa berat. Gereja, melalui para Paus yang sejati, melarang doa bersama dengan perwakilan dari agama-agama non-Kristiani.
Ajaran resmi Yohanes Paulus II yang menghendaki doa bersama dengan para wakil agama-agama non-Kristiani semakin membuktikan bahwa ia tidak mengakui iman sejati, dan karena itu tidak boleh dianggap telah menjadi anggota Gereja Katolik ataupun Paus yang valid.
Kesesatan dan penghujatan yang diungkapkan Yohanes Paulus II terhadap Roh Kudus terkait agama-agama non-Kristiani dipercontohkan di sepanjang masa kepimimpinannya sebagai Anti-Paus melalui perbuatan-perbuatan dosa beratnya yang berulang-ulang kali: kekejian di Asisi, berbagai macam bidahnya dan perwujudan indiferentisme keagamaannya, puji-pujian yang diungkapkannya berulang kali untuk agama-agama sesat, dll. Ada banyak orang di luar sana yang berpikir bahwa mereka adalah orang Katolik yang terinformasi, tradisional atau konservatif, namun mereka menganggap pemurtad non-Katolik Yohanes Paulus II itu sebagai seorang santo. Mereka benar-benar teperdaya. Kalau seseorang menganggap Yohanes Paulus II sebagai santo – meskipun orang itu hanya punya pengetahuan yang mendasar tentang indiferentisme keagamaan Yohanes Paulus II atau perbuatan-perbuatannya yang terkait, orang semacam itu terlibat dalam dosa berat dan penolakan terhadap iman Katolik. Ini adalah aspek kunci dari penipuan apokaliptik dan nubuat tentang binatang akhir zaman, serta penghormatan yang diberikan kepada gambar raja Romawi pagan yang terluka - yaitu sang Antikristus.
Kenyataannya, menimbang jati diri Anti-Paus Yohanes Paulus II, masuk akal kalau ia akan memilih untuk menghujat Roh Kudus dalam surat ensikliknya yang pertama. Di dalam surat ensiklik yang sama ini, ia juga mendefinisikan Kekristenan dan Injil sebagai rasa takjub akan manusia! Ini tentunya adalah penghujatan Antikristus. Sangat menarik pula bahwa Yohanes Paulus II dalam konteks ini menggunakan istilah Roh Kebenaran untuk merujuk kepada Roh Kudus. Kami percaya bahwa hal itu disengajakannya supaya penghujatannya menjadi lebih dahsyat. Istilah Roh Kebenaran berasal dari Yohanes 16 di mana Kristus yang sejati merujuk kepada Roh Kudus sebagai Roh Kebenaran yang akan memimpin para Rasul dan Gereja-Nya ke dalam seluruh kebenaran. Jadi, istilah ini merujuk kepada Roh yang memimpin orang kepada Kekristenan.
Namun, sang Antikristus, yaitu gambar binatang akhir zaman, yakni Yohanes Paulus II, memastikan supaya dirinya dalam surat ensikliknya yang pertama mengajarkan bahwa roh kebenaran memimpin orang supaya percaya akan agama-agama non-Kristiani – yaitu agama-agama sesat dari iblis. Inilah pula alasan Yohanes Paulus II dalam homilinya yang pertama mendeklarasikan bahwa pernyataan Matius 16:16 - di mana Santo Petrus berkata demikian tentang Yesus: Engkau adalah Kristus, Putra Allah yang hidup - berlaku untuk kebenaran tentang MANUSIA.
Itu adalah bidah dan penghujatan Antikristus! Termasuk dalam kaum tradisionalis palsu atau kaum konservatif palsu yang teperdaya, yang mengganggap Anti-Paus Yohanes Paulus II sebagai seorang santo, adalah sebagai berikut: Michael Voris dan organisasi “Church Miltant”; para imam palsu dari Serikat Santo Petrus; orang-orang di saluran televisi EWTN; "Catholic Answers"; Mark Goring; Michael Matt; Taylor Marshall; Saint Benedict Center; Organisasi Berita Lifesitenews; dan masih banyak lagi orang lainnya. Meskipun mereka menyatakan beberapa hal yang benar, semua orang itu sayangnya adalah guru-guru sesat yang berada dalam jalan menuju Neraka. Mereka berada dalam kegelapan. Mereka terlibat dalam dosa berat dan penolakan terhadap Perintah Allah yang Pertama karena mereka sedang menghormati seorang bidah dan pemurtad yang terkenal jahat yang memeluk penyembahan berhala, menghujat Roh Kudus, mengajarkan indiferentisme keagamaan dan ekumenisme sesat, mengajarkan keselamatan universal, mengajarkan bahwa manusia adalah Allah dan masih banyak lagi. Semuanya itu didokumentasikan dalam materi kami. Kalau anda mendengar ada orang yang berpikir bahwa Yohanes Paulus II adalah seorang santo atau orang baik-baik, ketahuilah bahwa orang tersebut berada dalam kegelapan. Namun karena Fransiskus telah secara khidmat “menganonisasikan” Yohanes Paulus II, satu-satunya cara untuk secara konsisten menolak Yohanes Paulus II sebagai orang yang jahat sebagaimana dirinya itu - dan hal ini memang harus dilakukan - adalah dengan menolak Fransiskus pula sebagai Anti-Paus non-Katolik, dan memang benar demikian adanya. Itulah sebabnya penting untuk memeluk posisi sedevantis, posisi Katolik yang benar pada masa Kemurtadan Besar ini.
Inilah pula sebabnya materi yang kami buat sekitar 15 atau 20 tahun lalu berdasarkan penelitian yang ekstensif - yang secara rinci mendedahkan bidah-bidah yang diajarkan Yohanes Paulus II, Benediktus XVI, dan para Anti-Paus Vatikan II lainnya - sangat penting adanya. Orang-orang yang tidak akrab dengan fakta-fakta dan presentasi-presentasi ini sering kali tidak tahu apa yang perlu mereka ketahui untuk memiliki pemahaman yang mendasar dan tepat tentang situasi masa kini. Situasi itu adalah Roma telah kehilangan iman dan menjadi takhta sang Antikristus sesuai dengan nubuat dan bahwa sekte Vatikan 2 bukanlah Gereja Katolik, melainkan Kontra-Gereja akhir zaman yang telah dinubuatkan, yaitu Pelacur Babel.
Binatang Kekaisaran Romawi pagan telah kembali dan mengambil alih struktur fisik Gereja Katolik, sebagai penggenapan langsung dari nubuat apokaliptik tentang kembalinya Binatang yang dahulu ada.
Inilah pula sebabnya begitu banyak kaum konservatif palsu dan tradisionalis palsu terkejut dan berada dalam keadaan heran dan takjub akibat apa yang terjadi di Roma. Hal itu dinubuatkan dalam Kitab Wahyu. Mereka akan keheranan karena mereka akan melihat binatang itu - yaitu Roma pagan - yang pada zaman dahulu melawan Gereja kuno dan kemudian digantikan oleh Eropa Kristiani, dan pada akhir zaman datang kembali. Gereja Katolik, Gereja Kristus yang satu dan sejati yang diperlukan untuk keselamatan, masih ada dalam sisa umat Katolik tradisional yang sejati. Catatan kaki: [1] Surat ensiklik Redemptor Hominis dari Anti-Paus Yohanes Paulus II, seturut terjemahan “Konferensi Waligereja Indonesia” ke dalam bahasa Indonesia, hal. 15. [2] Dilansir dari situs “Konferensi Waligereja Indonesia”, Dokumen tentang Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Beragama, http://www.dokpenkwi.org/wp-content/uploads/2019/12/Dokumen-Abu-Dhabi.pdf |
Yohanes Paulus II: Penghujatannya terhadap Roh Kudus & Korban-Korban Rohaninya
SHOW MORE
Latest News
"Cardinal" says sodomitic acts can be considered to be "Eucharistic" - New "Cardinals" are pro-"LGBT"
"Cardinal Radcliffe defends controversial 2013 text on homosexual acts"
Ohio Senate Passes Bill Aimed At Outlawing Criticism Of Israel, Criminalizing The Gospel - video
"Congress showed solidarity with the Jewish people by lighting a menorah to commemorate Hanukkah" - video
"Pro-LGBT creator of Jubilee mascot 'Luce' unveils nativity scene for Vatican exhibition"