Kesalahan Besar Leo XIV Dikutuk oleh Tokoh Katolik Terkenal
Agustus 17, 2025
SUPPORT
Copy Link
https://endtimes.video/id/leo-xiv-kesalahan-doktrinal-kardinal-torquemada/
Copy Embed
vatikankatolik.id - Saluran dalam Bahasa Indonesia

| |

Bruder Peter Dimond, OSB

Pada video kami sebelumnya tentang Leo XIV, telah kami tunjukkan bahwa salah satu tindakan pertamanya adalah mendukung dokumen Anti-Paus Fransiskus, Evangelii Gaudium, yang secara eksplisit mengajarkan, antara lain, bahwa orang-orang bukan Kristen yang "setia pada suara hati mereka sendiri, bisa hidup ‘dibenarkan oleh rahmat Allah.’” 

Anti-Paus Fransiskus, Evangelii Gaudium #254:
“Orang-orang non-Kristiani, karena prakarsa Allah yang cuma-cuma, bilamana mereka setia pada suara hati mereka sendiri, bisa hidup ‘dibenarkan oleh rahmat Allah’.” (Terjemahan “Konferensi Waligereja Indonesia”)

[Leo:]  Komitmen tersebut dituangkan oleh Paus Fransiskus dengan cakap dan konkret dalam Seruan Apostolik Evangelii Gaudium....

Pernyataan itu terang-terangan bidah. Ini sama sekali bertentangan dengan definisi dogmatis khidmat Gereja, bahwa tidak ada orang yang bisa dibenarkan atau diselamatkan tanpa iman Kristiani/Katolik, bahwa tidak ada nama lain di bawah Surga selain nama Yesus yang dengannya kita harus diselamatkan, dsb. 

Paus Gregorius XVI, Mirari Vos (#13), 15 Agustus 1832:
“Hendaknya mereka sungguh-sungguh merenungkan kesaksian sang Juru Selamat sendiri, bahwa ‘barang siapa tidak bersama Kristus, ia melawan Kristus’ (Luk. 11:23) dan barangsiapa tidak memanen bersama-Nya akan mencerai-beraikan dengan tidak bahagia. Dan itulah sebabnya, ‘jikalau mereka tidak menjaga iman Katolik utuh dan murni, tidak diragukan bahwa mereka akan binasa selamanya.’ (Syahadat Atanasius).”

Konsili Trente, Sesi 5, Tentang Dosa Asal:
“ ... barang siapa menyangkal bahwa jasa yang sama dari Yesus Kristus itu dibubuhkan baik kepada orang dewasa maupun kepada anak-anak melalui Sakramen Pembaptisan, yang diselenggarakan secara layak seturut formula yang digunakan Gereja, terkutuklah dia; sebab tiada nama lain di bawah Surga yang diberikan kepada manusia, yang di dalamnya kita harus diselamatkan [Kisah Para Rasul 4:12].”

Konsili Trente, Sesi 5, Tentang Dosa Asal:
“ … iman Katolik kita, yang tanpanya mustahil adanya untuk berkenan kepada Allah [Ibr. 11:6] ....”

Bahkan, di awal dekretnya tentang dosa asal, Konsili Trente menyatakan bahwa mustahil adanya untuk berkenan kepada Allah (dan karena itu dibenarkan) tanpa iman Katolik. Pada video ini hendak kami bagikan beberapa kutipan sangat menarik dan kuat, yang sepengetahuan kami belum pernah diterjemahkan ke bahasa Inggris sebelumnya. Kutipan-kutipan ini berasal dari Yohanes de Torquemada, seorang teolog terkemuka Abad Pertengahan yang memainkan peran kunci di Konsili Florence pada abad ke-15.

Seperti diketahui banyak orang, salah satu definisi dogmatis terpenting tentang perlunya iman Katolik untuk keselamatan adalah definisi khidmat Paus Eugenius IV dalam surat bulla Cantate Domino.

Paus Eugenius IV, Konsili Florence, “Cantate Domino,” 1441, ex cathedra:
“Ia [Gereja Roma yang Kudus] dengan teguh percaya, mengakui dan berkhotbah bahwa ‘semua orang yang berada di luar Gereja Katolik, bukan hanya orang-orang pagan tetapi juga Yahudi atau bidah dan skismatis, tidak dapat mengambil bagian di dalam kehidupan kekal dan akan masuk ke dalam api yang kekal yang telah disiapkan untuk iblis dan para malaikatnya,’ [Matius 25, 41] kecuali jika mereka bergabung ke dalam Gereja sebelum akhir hidup mereka … dan bahwa tidak seorang pun dapat diselamatkan, sebanyak apa pun ia telah berderma, walaupun ia telah menumpahkan darah dalam nama Kristus, kecuali jika ia telah bertekun di pangkuan dan di dalam kesatuan Gereja Katolik.”

Seturut definisi infalibel surat bulla ini, semua orang yang mati sebagai pagan, Yahudi, dll. tidak dapat diselamatkan. Supaya selamat, mereka harus masuk ke dalam Gereja Katolik sebelum mati. Pernyataan itu cukup jelas bagi orang-orang beriman dan beriktikad baik. Diingat-ingat juga, ya, seperti yang diajarkan Vatikan I, dogma harus dipahami seperti yang telah sekalinya dinyatakan oleh Gereja. Namun, karena orang bidah tak terhitung di zaman kita menyangkal ajaran Gereja tentang keselamatan dan berusaha mengaburkannya dengan argumen mereka, perbuatan yang akan membuat mereka terkutuk, ada baiknya kalau kita telisik pandangan yang diyakini salah seorang teolog terpenting di Konsili Florence tentang perkara ini.

Perikop-perikop berikut saya temukan dan terjemahkan ketika sedang membaca berbagai bagian karya Yohanes de Torquemada dalam bahasa Latin. Sebelum kami kutip beberapa perikop tersebut, harap perhatikan dua hal berikut ini. Pertama-tama, video ini akan berfokus pada perkataan Torquemada tentang perlunya iman kepada Yesus Kristus dan nasib orang-orang yang mati sebagai orang non-Kristiani (misal., Muslim, Yahudi, dll.). 

Ketika pokok pembahasannya adalah soal orang-orang yang sudah dibaptis dan mengaku percaya akan Yesus, ini melibatkan lebih banyak pembedaan. Namun, pernyataan Torquemada tentang perkara itu juga memperlihatkan bahwa ajaran Vatikan II tentang Protestan dan “Ortodoks” Timur bersifat bidah.  Perkara itu, akan tetapi, mungkin perlu dibahas dalam video terpisah. Yang akan menjadi fokus utama video ini, meskipun tidak secara eksklusif, adalah perkataan Torquemada tentang perlunya iman akan Yesus Kristus dan nasib orang-orang yang mati dalam agama-agama non-Kristiani.

Kedua, perlu diingat bahwa hampir setiap orang yang disebut-sebut imam, kelompok, atau komentator dewasa ini berpendapat bahwa beberapa orang Muslim, Yahudi, dan lain sebagainya, dapat diselamatkan tanpa iman kepada Yesus Kristus dan tanpa iman Katolik.  Itu tentu saja adalah posisi Sekte Vatikan II, seperti yang sudah kami buktikan. Posisi itu jugalah yang dianut oleh Serikat St. Pius X.  

Marcel Lefebvre, pendiri kelompok mereka, secara terbuka mengajarkan bahwa orang-orang Muslim, Buddhis, Animis, dll. dapat diselamatkan dalam agama-agama mereka. Itu tercetak dalam buku-buku mereka. Posisi yang terang-terangan bidah itu juga dipegang oleh CMRI, kelompok non-Katolik. Posisi yang terang-terangan bidah ini juga tercatat diungkapkan oleh berbagai imam kelompok CMRI, salah satunya bernama Bernard Welp, yang bahkan mengakui dirinya percaya orang Yahudi yang menolak Yesus bisa selamat.

Bertahun-tahun lalu, saya juga berbicara dengan Benedict Hughes, salah seorang anggota sekte CMRI, dan dalam percakapan itu dia mengakui (dan rekamannya ada di situs internet kami) bahwa dia percaya bahwa seseorang yang tidak percaya akan Yesus dapat berada dalam Gereja. Dan ketika dia saya tanya apakah dia percaya orang Yahudi yang menolak Yesus bisa diselamatkan dalam keadaan itu, dia tidak menganggapnya mustahil. Hughes tidak Katolik. Dia tidak percaya pada dogma Katolik atau Injil. Posisi bidah ini juga dipegang oleh Serikat St. Pius V, serta Sekte pseudo-sedevakantis di bawah Donald Sanborn, Serikat St. Petrus, dll. Mereka semua menyangkal ajaran dogmatis Gereja tentang hal ini. 

Seperti yang akan kita lihat, mereka menganut posisi yang akan dianggap oleh Yohanes de Torquemada sebagai bidah manifes. Berikut yang dikatakan Torquemada, salah seorang teolog utama di Konsili Florence, tentang hal ini. Ini dari karyanya tentang kesalahan-kesalahan utama Mahomet yang tidak beriman.

Yohanes de Torquemada (w. 1468), Contra Principales Errores Perfidi Machometi, Bab 21:

BAHASA LATIN: “Tertia conclusio est, quod est falsissimum, quod quis salvari possit in secta Machometi.  Patet conclusio, tam ex dictis, quam ex improbatione sequentis erroris.”

BAHASA INDONESIA: “Kesimpulan ketiga adalah bahwa sungguh teramat salah bahwa seseorang dapat diselamatkan dalam sekte Mahomet. Kesimpulan ini terlihat jelas baik dari hal-hal yang sudah dinyatakan maupun dari sanggahan atas kesalahan berikut.” 

Di sini Torquemada secara langsung membahas pertanyaan apa ada orang yang bisa selamat dalam Islam. Ujarnya, sungguh teramat salah untuk berpikir bahwa ada orang yang bisa diselamatkan dalam sekte Mahomet atau Islam. Dia juga menyatakan:

Yohanes de Torquemada (w. 1468), Contra Principales Errores Perfidi Machometi, Bab 22:
“ ... karena dari hal-hal yang disebutkan di atas sudah cukup jelas ... hukum Mahomet, seperti yang telah kami tunjukkan di atas, mengandung penyimpangan-penyimpangan paling berlebihan dari iman yang benar, dan sarat kesalahan serta kemaksiatan. Oleh sebab itu, mustahil (impossibile est) di dalamnya bisa ada harapan keselamatan bagi seorang pun juga.”

Di sini dia mengajarkan bahwa mustahil ada orang yang bisa berharap selamat dalam Islam. Dia eksklusif sama sekali. Torquemada percaya dan mengajarkan bahwa semua orang yang mati sebagai Muslim terkutuk. Ini memang ajaran Gereja. Itulah sebabnya kita harus bekerja demi pertobatan mereka, tentu saja, karena kita ingin melihat orang-orang Muslim dan non-Katolik lainnya berkonversi dan diselamatkan. Torquemada juga menyatakan:

Yohanes de Torquemada (w. 1468), Contra Principales Errores Perfidi Machometi, Bab 22:
“Sesungguhnya jika Kristus tersalib adalah batu sandungan bagi orang-orang Yahudi, dan kebodohan bagi orang-orang bukan Yahudi, tentu saja dalam sekte Sarasin [yakni kaum Muslimin], yang tergolong orang-orang bukan Yahudi, tidak akan ada yang bisa diselamatkan.”

Sekali lagi, ajarannya ini jelas, terang-benderang. Tidak ada yang bisa selamat dalam Islam. Tidak ada pengecualian. Namun pandangan itu bukan yang dianut oleh yang disebut-sebut imam yang tak terhitung jumlahnya di zaman ini. Mereka menolak kebenaran ini karena mereka tidak punya iman Katolik sejati. 

Patut dicatat pula, seperti yang telah kami tunjukkan sebelumnya, Gereja Katolik secara resmi mengajarkan bahwa kaum Muslimin itu kafir dan pagan. Karena orang-orang Muslim itu kafir, mereka tentunya tidak menyembah Allah yang satu dan benar bersama orang-orang Katolik, berlawanan dengan ajaran menghujat Vatikan II. Dalam karyanya, Torquemada notabene menyebut Muhammad sebagai orang terkutuk, nabi palsu, dan masih banyak lagi -- berulang-ulang kali!  Dia mengutuk Islam dengan menyebutnya satanik, dsb. berulang-ulang kali! Deskripsi-deskripsi yang dia berikan ini tipikal dari yang dikatakan para kudus, teolog Katolik, dsb. tentang Islam. Ketika anda membaca karya seperti ini, dan kemudian membaca Vatikan II dan para Anti-Paus Vatikan II tentang Islam, sangat jelas adanya bahwa anda berurusan dengan dua agama yang berbeda. Agama Vatikan II bukan agama Katolik.

[Anti-Paus Benediktus XVI:]   Tempat-tempat ibadat, seperti Mesjid Al-Hussein Bin Talal yang agung ini, yang namanya diambil dari Mendiang Paduka Raja yang terhormat, menjulang bagaikan hamparan intan permata di muka bumi. Dari yang kuno sampai yang modern, yang agung sampai yang sederhana, semuanya itu menunjuk kepada Yang Ilahi ....”

Torquemada juga menyatakan:

Yohanes de Torquemada (w. 1468), Contra Principales Errores Perfidi Machometi, Bab 48:
"Dari poin-poin yang dipertimbangkan dengan cermat di atas, dapat kita kumpulkan dua belas keunggulan atau privilese-privilese martabat yang membedakan hukum orang Kristen dengan sekte Mahomet, dan merupakan dasar bagi kaum Sarasin [yakni Muslim] dan orang-orang kafir lain yang mana pun juga, jika mereka ingin mengambil bagian dalam kebahagiaan sejati, setelah meninggalkan setiap sekte lainnya, untuk harus berlari cepat kepada iman Kristus dan agama Kristen, yang di luarnya tidak ada keselamatan, untuk disaturagakan ke dalamnya.”

Di sini, Torquemada menerapkan perkataannya tentang orang-orang Sarasin atau Muslim, kepada semua orang kafir lainnya. Tak seorang pun dari mereka dapat diselamatkan tanpa iman akan Kristus dan tanpa menjadi bagian dari agama Kristen. Semua pengecualian dia tiadakan. Pada berbagai tempat Torquemada berkata sangat jelas bahwa iman akan Kristus mutlak diperlukan untuk keselamatan tanpa terkecuali dalam periode Perjanjian Baru. 

Mari kita sekarang melihat beberapa hal yang dia katakan dalam karyanya yang terkenal Summa De Ecclesia, risalahnya tentang Gereja.

Yohanes de Torquemada (w. 1468), Summa De Ecclesia, Buku 1, Bab 21:  
“Usai menetapkan iman tentang kesatuan dan kekudusan Gereja Katolik dan Apostolik, sebelum kami membahas hal-hal lain, tampak sangat berguna bagi kami untuk pertama-tama mengutuk kesalahan paling berbahaya dari mereka yang dengan fasik berpikir melawan martabat Gereja Kudus, Katolik, dan Apostolik, dan melawan ciri Gereja tersebut: kesatuannya yang tak terpisahkan. Mereka telah berbuat sedemikian gegabahnya, sehingga menegaskan bahwa di luar kesatuan Gereja Kudus setiap orang dapat diselamatkan dalam sektenya masing-masing: Yahudi, Sarasin, pagan, dan bahkan setiap orang bidah serta skismatis, meskipun dapat kami buktikan berdasarkan banyak hal bahwa kesalahan mereka yang berbahaya itu bukan hanya sesat atau keliru namun bidah.”

Di sini Torquemada mengutuk gagasan berbahaya dan bidah bahwa orang bisa selamat sebagai Yahudi, Sarasin (yaitu Muslim), dsb. Torquemada, seperti yang kita lihat di sini, juga sering menekankan bahwa Gereja memiliki kesatuan yang tidak terpisahkan, yang tentu saja berarti bahwa orang-orang yang berada di luar iman Kristus tidak bisa berada di dalam Gereja.

Ini juga dia nyatakan:

Keselamatan kekal sebagai suatu efek tepat dianggap berasal dari iman yang dipertahankan oleh Gereja kudus universal tentang Kristus ...  Barang siapa percaya dan dibaptis akan diselamatkan. Namun barang siapa tidak percaya akan dikutuk. Yohanes 3: Bapa mengasihi Putra dan telah menyerahkan segala sesuatu ke dalam tangan-Nya. Barang siapa percaya akan Putra beroleh kehidupan kekal, tetapi barang siapa tidak percaya akan Putra tidak akan melihat hidup, namun murka Allah tetap ada di atasnya. Oleh sebab itu, St. Atanasius menyatakan dalam syahadatnya: Demikianlah iman Katolik. Barang siapa tidak percaya akan iman ini dengan setia dan dengan teguh, ia tidak dapat diselamatkan.

 “ … Seandainya seseorang terpisah dari Gereja Katolik, tidak peduli betapa mulia dia menganggap dirinya hidup, karena kejahatan ini sendiri, yaitu, bahwa dia terpisah dari agama Kristen, dia tidak akan memiliki kehidupan tetapi murka Allah tetap ada di atasnya ... Dengan demikian, barang siapa berada di luar kesatuan iman ini, yang dengannya Gereja universal itu sendiri hidup, orang itu tidak berada secara rohani dalam jumlah orang hidup yang telah dijanjikan kehidupan kekal, melainkan orang mati, dan sebagai konsekuensinya dia harus dianggap berada di antara orang-orang terkutuk.”

Torquemada melanjutkan:

“Kesalahan ketujuh yang disebutkan di atas terbukti dikutuk secara terjelas dari fakta bahwa pintu keselamatan kekal satu-satunya ini dianggap berasal dari kebajikan iman (Yohanes 10). Amin, Aku berkata kepadamu: barang siapa tidak masuk melalui pintu, yaitu dengan percaya akan Kristus, tetapi berusaha untuk naik dengan cara lain, yaitu melalui sekte lain yang mana pun, ia adalah pencuri dan perampok. Bahwa iman Kristus disebut pintu, merupakan kesaksian yang diberikan oleh Rasul Paulus dan Barnabas dalam Kisah Para Rasul 14, seraya berkata: Tuhan telah membuka pintu iman bagi orang-orang bukan Yahudi. Dengan demikian, yang datang ke gerbang keselamatan hanyalah orang yang masuk melalui pintu Kristus ke dalam Gereja Katolik.”

Coba diperhatikan, seturut penjelasan Torquemada, kepercayaan akan Kristus dalam Gereja Katolik adalah pintu yang harus dilalui setiap orang supaya selamat. Ia mengajarkan bahwa sama sekali tidak ada keselamatan tanpa iman akan Yesus Kristus, dan bahwa tidak ada keselamatan dalam sekte lain yang mana pun.

Torquemada juga menyatakan:

Yohanes de Torquemada (w. 1468), Summa De Ecclesia, Buku 1, Bab 21:  
“Memang benar, Rasul Petrus sendiri bersaksi (Kisah Para Rasul 4): Dan tiada keselamatan dalam seorang lain pun, sebab tidak juga ada nama lain di bawah Surga yang diberikan kepada manusia yang di dalamnya kita perlu diselamatkan. Oleh karena itu, Kristus berkata kepada orang-orang Yahudi: Jika kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu ... Dengan demikian, adalah salah dan bidah manifes bahwa mereka yang terpisah dari kesatuan iman Gereja Kudus Katolik dapat memiliki harapan keselamatan kekal apa pun. Sebagai kesaksian paling terbuka tentang hal ini, sang Rasul menulis kepada orang-orang Romawi tentang para filsuf terkutuk: Mereka yang tidak menyembah Allah dengan iman. Karena itulah mereka tidak dapat berdalih, sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah … namun sebaliknya pikiran mereka sendiri menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.”

Dalam konteks menekankan iman kepada Yesus Kristus sebagai syarat mutlak keselamatan, Torquemada menyebut kepercayaan bahwa orang-orang yang terpisah dari kesatuan iman Gereja dapat beroleh keselamatan sebagai bidah manifes. Pada video sebelumnya, kami juga mengutip teolog Sistersian bernama Petrus De Lorca yang berkata demikian: "tidak akan ada orang Katolik yang berani mengakui di saat ini bahwa ada orang non-Kristen macam apa pun yang dapat diselamatkan.”

Petrus (Pedro) De Lorca, Commentaria, et disputationes in Secundam secundae Divi Thomae, edisi 1614, hal. 122:
" ... iman yang jelas akan Injil. Terlebih, iman eksplisit yang terlibat dalam penerimaan pembaptisan secara nyata, diperlukan bagi bayi-bayi; dengan demikian, iman eksplisit [akan Injil], tiada kurang dari itu, cukup untuk orang dewasa; sebab tidak dapat dipercaya bahwa Tuhan menuntut lebih sedikit iman dari orang dewasa ketimbang dari bayi. Biarlah alasan kedua [bahwa iman eksplisit akan Kristus itu perlu] merupakan fakta bahwa, menurut perhitungan saya, tidak akan ada orang Katolik yang berani mengakui di saat ini bahwa ada orang non-Kristen macam apa pun yang dapat diselamatkan. Tetapi tidak ada orang yang Kristen selain dengan iman eksplisit, sebab dalam hal inilah orang Kristen berbeda dari orang Yahudi. Kalau tidak, orang Yahudi bisa disebut Kristen jika dia memang mengaku beriman secara implisit akan Kristus.”

Namun, Sekte Vatikan II, SSPX, CMRI, Serikat Santo Petrus, dll., berpendapat bahwa jiwa-jiwa dapat diselamatkan dalam Islam, Yudaisme, dll. tanpa iman akan Yesus Kristus. Posisi mereka itu bidah manifes. 

Ini semakin menegaskan yang sudah kami tunjukkan, bahwa kelompok-kelompok itu tidak Katolik.  Beberapa dari mereka punya penampilan luar yang terlihat Katolik, namun mereka menyangkal iman Gereja. Posisi mereka, pada kenyataannya, merusak iman orang-orang dan hubungan orang-orang dengan Allah. Posisi mereka menghancurkan keyakinan orang pada Perjanjian Baru, pada perlunya Kristus sebagai Juru Selamat, pada Infalibilitas Paus, dsb.  Posisi itu membuat mereka tidak dapat benar-benar mengenal Allah dan berkenan kepada Allah serta memiliki iman adikodrati. Kelompok-kelompok itu percaya dan mengajarkan bidah tersebut, dari antara kesalahan-kesalahan lain; dengan demikian, orang yang mendukung kelompok-kelompok itu ketika sudah melihat fakta-fakta ini berbuat dosa berat dan menyangkal iman. Membela kebenaran tentang keselamatan ini adalah salah satu alasan kerasulan kami begitu penting dan unik. 

Patut dicatat pula bahwa kebenaran iman Katolik ini mulai disangkal oleh banyak teolog falibel sebelum Vatikan II. Itulah bagaimana terjadinya Kemurtadan Besar. Misalnya, Garrigou-Lagrange, secara terbuka mengajarkan bahwa orang-orang pagan, Yahudi dan Muslim dapat diselamatkan tanpa iman akan Yesus Kristus dan iman Katolik. 

Romo Réginald Garrigou-Lagrange, Life Everlasting [Kehidupan Kekal], Bab 32:
Terlebih, dari antara orang-orang bukan Kristen (Yahudi, Islam, pagan) ada jiwa-jiwa pilihan. Orang-orang Yahudi dan Mahometan tidak hanya mengakui monoteisme saja, namun mempertahankan fragmen-fragmen wahyu primitif dan wahyu Musa. Mereka percaya akan sesosok Allah pengganjar adikodrati, dan dengan demikian, dengan pertolongan rahmat, mereka dapat membuat tindak penyesalan. Dan bagi orang-orang pagan sekalipun, yang hidup dalam ketidaktahuan tak teratasi dan tak disengaja tentang agama yang benar, dan yang masih berusaha mematuhi hukum kodrat, diberikanlah alat bantu adikodrati, dengan sarana-sarana yang dikenal oleh Allah.”

Itu berkebalikan dengan ajaran dogmatis Gereja Katolik! Tidak masalah bahwa Garrigou-Lagrange menulis dengan baik tentang beberapa topik lain, dan dia memang melakukannya. Dia sayangnya terang-terangan bidah tentang topik penting ini. Posisinya itu bidah manifes, dan Torquemada juga akan setuju bahwa itu bidah manifes. 

Romo Denis Fahey, The Kingship of Christ and the Conversion of the Jewish Nation (1953):
“Orang-orang Yahudi, sebagai suatu bangsa, secara objektif bertujuan memberikan kepada masyarakat suatu arahan yang sama sekali berlawanan dengan tatanan yang dikehendaki Allah. Seorang anggota Bangsa Yahudi, yang menolak Tuhan kita, mungkin memiliki kehidupan supernatural yang hendak dilihat Allah dalam setiap jiwa, dan karena itu menjadi baik dengan kebaikan yang diingini Allah, namun secara objektif, arahan yang hendak diberikannya kepada dunia berlawanan dengan Allah dan dengan kehidupan itu, dan karena itu tidak baik. Jika seorang Yahudi yang menolak Tuhan kita baik adanya dalam cara yang dituntut oleh Allah, hal itu demikian adanya kendati gerakan yang sedang melibatkan diri orang itu dan bangsanya.”

Romo Denis Fahey, seorang tokoh pra-Vatikan II lainnya, mengajarkan bahwa orang-orang Yahudi yang menolak Yesus dapat berada dalam keadaan rahmat. Itu bidah yang tidak masuk akal dan menentang ajaran Katolik serta Injil.  Itu baru dua contoh saja bagaimana kerusakan iman berawal dari sumber-sumber falibel, bukan Magisterium, sebelum Vatikan II. Siapa saja yang mendukung pernyataan-pernyataan itu, ketika sudah menghadapi fakta-fakta ini, orang itu bidah.

Terlebih, seperti yang sudah kami tunjukkan, para Anti-Paus Vatikan II yakni Fransiskus dan Leo XIV telah resmi mengajarkan bahwa orang-orang bukan Kristen bisa dibenarkan. Itu dengan sendirinya membuktikan bahwa mereka dahulu dan sekarang bukan Paus valid, melainkan Anti-Paus non-Katolik yang bidah.

Sekte Vatikan II bukan Gereja Katolik,  melainkan Kontra-Gereja akhir zaman yang sudah dinubuatkan. Untuk menganut iman Kristen sejati dan diselamatkan, orang harus menganut iman Katolik tradisional, seperti yang dijelaskan materi kami.

Paus Paulus IV, Cum ex Apostolatus Officio, 15 Februari 1559:
“ … agar Kami tidak akan mendapatkan kemalangan untuk melihat sang Pembinasa keji, yang telah dibicarakan oleh sang nabi Daniel, di dalam Tempat Suci ...  Kami memberlakukan, menetapkan, mendekretkan dan mendefinisikan bahwa jika pada waktu kapan pun tampak bahwa Uskup mana pun … sebelum promosinya atau pengangkatannya sebagai Kardinal atau Paus Roma, telah menyimpang dari Iman Katolik atau jatuh ke dalam suatu bidah … promosi atau pengangkatan tersebut, bahkan jika tidak ditentang dan tercapai lewat persetujuan yang bulat suara dari semua Kardinal, tidak sah, batal, dan tidak bernilai....”

Konsili Trente, Sesi 5, Tentang Dosa Asal:
“ … melalui satu orang, dosa telah masuk ke dalam dunia & maut telah masuk melalui dosa itu ... sehingga apa yang telah menjangkiti mereka secara keturunan, dapat dibersihkan dalam diri mereka melalui kelahiran kembali: ‘sebab jika seseorang tidak dilahirkan kembali dari air dan Roh Kudus, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah’ [Yohanes 3:5].”

Untuk informasi lebih lanjut soal perkara keselamatan dan pembaptisan, harap lihat playlist (daftar putar) video kami tentang topik itu dan situs internet kami. 

SHOW MORE