vatikankatolik.id - Saluran dalam Bahasa Indonesia | |
Anti-Paus Fransiskus - Mengapa Ia Bukan Paus | Gereja Vatikan II Tidak Katolik | Nubuat & Wahyu Bruder Peter Dimond, OSB Tanggal 28 Mei 2024, Anti-Paus Fransiskus menyetujui dan berpartisipasi dalam acara doa Buddhis di Basilika kuno, basilika bernama Santa Maria di Trastevere. Anti-Paus Fransiskus bahkan “diberkati” oleh para biksu Buddha selama acara tersebut.
Ini salah satu hal terburuk yang pernah dilakukan Anti-Paus Fransiskus, dan itu sudah begitu banyak. Basilika ini adalah salah satu gereja tertua di Roma, yang dibangun pada abad IV. Alasan hal itu penting akan kita lihat. Konon kabarnya, Gereja itu merupakan gereja tertua di Roma yang didedikasikan kepada Santa Perawan Maria. Agama Buddha adalah agama pagan non-Kristiani yang menghantar orang ke Neraka, bukan ke Surga. Tindakan Fransiskus baru-baru ini tentu saja bukan pernyataan atau tindakan pertamanya terkait agama Buddha yang setara bidah atau kemurtadan. Sama seperti di kalangan pagan lainnya, ibadat kaum Buddhis itu sesat dan merupakan penyembahan berhala. Lihatlah Mazmur 95:5 dan 1 Korintus 10:20 tentang bagaimana orang-orang pagan menyembah setan, bukan Tuhan.
Mengizinkan ibadat pagan semacam itu, atau berpartisipasi di dalamnya dengan cara apa pun, merupakan dosa berat dan telah selalu dikutuk oleh ajaran Katolik. Itu tindak kemurtadan. Di tanggal 27 Mei, sehari sebelum acara doa pagan itu, Anti-Paus Fransiskus bertemu dengan delegasi yang terdiri dari 100 orang biksu Buddha. Fransiskus berkata kepada mereka: “kita hanya dapat diselamatkan bersama-sama”, tentunya, tanpa menyebutkan bahwa mereka harus meninggalkan agama mereka yang sesat itu dan berkonversi menganut iman Katolik supaya selamat. Berkata kepada para biksu Buddha bahwa kita dapat diselamatkan bersama-sama, tanpa memberi tahu mereka bahwa mereka harus menerima iman yang benar akan Kristus dan meninggalkan agama Buddha, setara mengajarkan bahwa mereka dapat diselamatkan sebagai penganut agama Buddha. Perbuatan Fransiskus ini menolak dogma Katolik bahwa sama sekali tidak ada orang yang bisa selamat tanpa iman akan Kristus dan iman Katolik.
Dalam pidato itu juga, Anti-Paus Fransiskus mendukung ibadat serta doa sesat orang-orang Buddhis, dengan menyatakan:
Dengan pernyataan-pernyataan semacam itu, Anti-Paus Fransiskus resmi mendukung ibadat musyrik kaum Buddhis, yang berlangsung keesokan harinya. Fransiskus bahkan menundukkan kepala untuk menerima ׅ“berkat” satanik mereka dan mengambil bagian dalam ibadat sesat mereka. Itu partisipasi aktif dalam ibadat pagan. Gereja Katolik tidak pernah mengizinkan umat Katolik berpartisipasi pada ibadat non-Katolik dalam bentuk apa pun, apalagi ibadah pagan.
Tindak kemurtadan terkini Fransiskus ini sekali lagi membuktikan bahwa ia bukanlah Paus, melainkan seorang Anti-Paus pemurtad. Seturut ajaran Gereja Katolik, para bidah, oleh sebab mereka bukan anggota Gereja, dimustahilkan oleh hukum ilahi untuk memiliki jabatan Kepausan. Tidak pernah Fransiskus adalah Paus, dan situasi di Roma masa kini sudah dinubuatkan, seperti yang dijelaskan dalam materi kami. Memang benar, mereka yang keras kepala tetap berada dalam persekutuan dengan si pemalsu yang bidah dan pemurtad secara notorius ini, Anti-Paus Fransiskus, mereka menyangkal iman Katolik. Orang-orang semacam itu turut serta dalam bidah dan paganisme. Omong-omong, dukungan Fransiskus terhadap agama Buddha bersumber dari ajaran Vatikan II itu sendiri (sebuah konsili sesat), dan ditemukan dalam ajaran sesat para Anti-Paus Vatikan II lainnya, seperti Paulus VI, Benediktus XVI dan Yohanes Paulus II. Perbuatan Fransiskus ini menggenapi nubuat, karena menurut Alkitab, binatang dalam kitab Wahyu (yang merujuk pada Roma pagan) datang kembali pada akhir zaman. Di abad pertama, Binatang itu, maksudnya Roma pagan/kekaisaran Romawi pagan, menganiaya Gereja Kristen di Roma. Kemudian, Binatang itu ditaklukkan dan digantikan oleh Roma Kristiani dan Eropa Kristiani. Masyarakat Kristen pun berkembang dan Injil diwartakan kepada bangsa-bangsa. Namun, seturut petunjuk Alkitab, Binatang atau Roma pagan itu akan datang kembali pada akhir zaman, tetapi dengan kedok dan penampilan Gereja - yaitu melalui Kontra-Gereja dan para Anti-Paus yang bidah. Kembalinya Binatang itu dengan penampilan Gereja (maksudnya, melalui Kontra Gereja) membuat banyak orang terkejut dan kebingungan, dan itulah yang kita lihat sekarang di Roma selama masa kemurtadan Vatikan II ini. Bukanlah kebetulan, bahwa tindak paganisme secara terbuka ini berlangsung di basilika Romawi yang bersejarah. Ini suatu contoh lain yang jelas bahwa paganisme yang dahulunya telah diberantas dari situs-situs bersejarah ketika agama Kristen/Katolik mengambil alih Kekaisaran Romawi, paganisme itu telah datang kembali pada situs-situs tersebut. Kenyataan ini, sehubungan dengan banyak peristiwa terkait lainnya, melambangkan kembalinya sang Binatang, yaitu kembalinya Roma Pagan. Bahkan, selama berlangsungnya suatu pemugaran basilika tersebut di bawah kepemimpinan Paus Pius IX, setelah para ahli mengidentifikasi wajah-wajah berbagai berhala pagan di tiang-tiang basilika itu, Sri Paus memerintahkan agar wajah-wajah itu dipalu. Itu contoh lain bagaimana Binatang atau Roma pagan, dahulu ditaklukkan oleh Roma Kristiani dan Eropa Kristiani. Namun sekarang, di akhir zaman, paganisme telah kembali ke tempat-tempat dia dahulu diberantas, sesuai dengan nubuat. Namun, Gereja Katolik masih ada, tetapi Gereja itu bukanlah Sekte Vatikan II milik Anti-Paus Fransiskus. Gereja Katolik sejati telah disusutkan menjadi suatu sisa di akhir zaman. Sekte Fransiskus adalah Kontra-Gereja akhir zaman, Pelacur Babel yang dinubuatkan, dan penggenapan nubuat-nubuat ini di Roma membuktikan, dan bukan menyangkal, agama Katolik. Penggenapan nubuat-nubuat ini di Roma membuktikan iman Katolik tradisional, sebab ketika Kekristenan dahulu menggantikan Binatang Romawi pagan dan saat Injil diberitakan ke seluruh dunia, Roma itu Katolik. Itu adalah petunjuk bahwa agama Katolik bukanlah Binatang tersebut, melainkan yang menaklukkan Binatang itu. Namun pada akhir zaman, selama masa Kemurtadan Besar yang telah dinubuatkan, Binatang itu kembali ke Roma dengan penampilan mengecoh yang menyerupai Gereja, melalui Kontra-Gereja dan penerus palsu Santo Petrus (yaitu para Anti-Paus). Hal ini kami jelaskan lebih lanjut dalam video-video kami, seperti Wahyu di Vatikan Sekarang dan lain-lain. Untuk menganut agama Kristen sejati dan diselamatkan, orang harus menganut agama Katolik tradisional, seperti yang dijelaskan dalam materi kami. |
Doa Agama Buddha bersama Fransiskus di Gereja Katolik Kuno Genapi Nubuat
SHOW MORE
Latest News
"Cardinal" says sodomitic acts can be considered to be "Eucharistic" - New "Cardinals" are pro-"LGBT"
"Cardinal Radcliffe defends controversial 2013 text on homosexual acts"
Ohio Senate Passes Bill Aimed At Outlawing Criticism Of Israel, Criminalizing The Gospel - video
"Congress showed solidarity with the Jewish people by lighting a menorah to commemorate Hanukkah" - video
"Pro-LGBT creator of Jubilee mascot 'Luce' unveils nativity scene for Vatican exhibition"