Doa Agama Buddha bersama Fransiskus di Gereja Katolik Kuno Genapi Nubuat
Juni 20, 2024
SUPPORT
Copy Link
https://endtimes.video/id/doa-agama-buddha-fransiskus-gereja-katolik-nubuat/
Copy Embed
vatikankatolik.id - Saluran dalam Bahasa Indonesia

| |

Bruder Peter Dimond, OSB

Tanggal 28 Mei 2024, Anti-Paus Fransiskus menyetujui dan berpartisipasi dalam acara doa Buddhis di Basilika kuno, basilika bernama Santa Maria di Trastevere. Anti-Paus Fransiskus bahkan “diberkati” oleh para biksu Buddha selama acara tersebut. 

PAUS FRANSISKUS BERTEMU DENGAN PARA BIKSU BUDDHA

ewtnvatican  Sementara itu, Paus Fransiskus bertemu dengan delegasi yang terdiri dari 100 biksu Buddha dari kuil Wat Phra Cetuphon di Bangkok, dan menekankan pentingnya kolaborasi antara Gereja dan umat Buddhis untuk mengatasi tantangan-tantangan global. Mengenang kunjungannya ke Thailand di tahun 2019 serta Kolokium Buddhis-Kristen baru-baru ini, Sri Paus menyoroti perlunya upaya bersama untuk menyembuhkan umat manusia dan Bumi. “Saat ini umat manusia dan Bumi, rumah kita bersama, benar-benar terluka! Ada begitu banyak perang, ada begitu banyak orang yang kehilangan segalanya dan terpaksa mengungsi. Ada begitu banyak anak-anak yang menjadi korban kekerasan,’ kata Paus. Sri Paus menegaskan bahwa “tidak ada orang yang bisa diselamatkan sendirian” dan mendesak para biarawan “untuk terus bekerja sama dengan semua orang” untuk memajukan perdamaian dan...

Ini salah satu hal terburuk yang pernah dilakukan Anti-Paus Fransiskus, dan itu sudah begitu banyak. Basilika ini adalah salah satu gereja tertua di Roma, yang dibangun pada abad IV. Alasan hal itu penting akan kita lihat. Konon kabarnya, Gereja itu merupakan gereja tertua di Roma yang didedikasikan kepada Santa Perawan Maria.

Agama Buddha adalah agama pagan non-Kristiani yang menghantar orang ke Neraka, bukan ke Surga.  Tindakan Fransiskus baru-baru ini tentu saja bukan pernyataan atau tindakan pertamanya terkait agama Buddha yang setara bidah atau kemurtadan. Sama seperti di kalangan pagan lainnya, ibadat kaum Buddhis itu sesat dan merupakan penyembahan berhala. Lihatlah Mazmur 95:5 dan 1 Korintus 10:20 tentang bagaimana orang-orang pagan menyembah setan, bukan Tuhan.  

Mazmur 95:5 - “Segala ilah orang-orang pagan adalah roh-roh jahat ….”

1 Tawarikh 16:26 - “Sebab segala ilah bangsa-bangsa adalah berhala: tetapi Tuhanlah yang menjadikan langit.”

1 Korintus 10:20 - “Tetapi hal-hal yang dipersembahkan oleh para penyembah berhala adalah persembahan kepada roh-roh jahat dan bukan kepada Allah. Dan aku tidak ingin kalian menjadi sekutu roh-roh jahat.”

Mengizinkan ibadat pagan semacam itu, atau berpartisipasi di dalamnya dengan cara apa pun, merupakan dosa berat dan telah selalu dikutuk oleh ajaran Katolik. Itu tindak kemurtadan. 

Di tanggal 27 Mei, sehari sebelum acara doa pagan itu, Anti-Paus Fransiskus bertemu dengan delegasi yang terdiri dari 100 orang biksu Buddha. 

Fransiskus berkata kepada mereka: “kita hanya dapat diselamatkan bersama-sama”, tentunya, tanpa menyebutkan bahwa mereka harus meninggalkan agama mereka yang sesat itu dan berkonversi menganut iman Katolik supaya selamat.

Berkata kepada para biksu Buddha bahwa kita dapat diselamatkan bersama-sama, tanpa memberi tahu mereka bahwa mereka harus menerima iman yang benar akan Kristus dan meninggalkan agama Buddha, setara mengajarkan bahwa mereka dapat diselamatkan sebagai penganut agama Buddha. Perbuatan Fransiskus ini menolak dogma Katolik bahwa sama sekali tidak ada orang yang bisa selamat tanpa iman akan Kristus dan iman Katolik. 

Paus Eugenius IV, Konsili Florence, “Cantate Domino,” 1441, ex cathedra: “Ia [Gereja Roma yang Kudus] dengan teguh percaya, mengakui dan berkhotbah bahwa ‘semua orang yang berada di luar Gereja Katolik, bukan hanya orang-orang pagan tetapi juga Yahudi atau bidah dan skismatis, tidak dapat mengambil bagian di dalam kehidupan kekal dan akan masuk ke dalam api yang kekal yang telah disiapkan untuk iblis dan para malaikatnya’, kecuali jika mereka bergabung ke dalam Gereja sebelum akhir hidup mereka … dan bahwa tidak seorang pun dapat diselamatkan, sebanyak apa pun ia telah berderma, walaupun ia telah menumpahkan darah dalam nama Kristus, kecuali jika ia telah bertekun di pangkuan dan di dalam kesatuan Gereja Katolik.”

Paus Pius VIII, Traditi Humilitati #4, 24 Mei 1829: “Untuk melawan para sofis yang berpengalaman ini orang-orang harus diajarkan bahwa pengakuan iman Katolik adalah satu-satunya yang benar, seperti yang dinyatakan oleh sang rasul: satu Tuhan, satu iman, satu pembaptisan … Bahwasanya tiada nama selain nama Yesus yang diberikan kepada manusia yang olehnya mereka dapat diselamatkan. Barang siapa percaya akan diselamatkan; barang siapa tidak percaya akan dikutuk.”

Dalam pidato itu juga, Anti-Paus Fransiskus mendukung ibadat serta doa sesat orang-orang Buddhis, dengan menyatakan:

“ ... kami percaya bahwa doa dan meditasi dapat membalikkan keadaan dengan memurnikan hati dan pikiran kita ....”; dan,

“Saya sangat senang karena anda sekalian akan berdoa untuk perdamaian besok hari di Basilika Santa Maria di Trastevere.”

Dengan pernyataan-pernyataan semacam itu, Anti-Paus Fransiskus resmi mendukung ibadat musyrik kaum Buddhis, yang berlangsung keesokan harinya. 

Fransiskus bahkan menundukkan kepala untuk menerima ׅ“berkat” satanik mereka dan mengambil bagian dalam ibadat sesat mereka. Itu partisipasi aktif dalam ibadat pagan. Gereja Katolik tidak pernah mengizinkan umat Katolik berpartisipasi pada ibadat non-Katolik dalam bentuk apa pun, apalagi ibadah pagan. 

Paus Pius XI, Mortalium Animos (#10), 6 Januari 1928:
“Maka, Saudara-Saudara yang Terhormat, jelaslah mengapa Takhta Apostolik ini tidak pernah mengizinkan umat-umatnya untuk mengambil bagian di dalam perkumpulan-perkumpulan orang-orang non-Katolik ….”

Paus Pius XI, Mortalium Animos (# 2), 6 Jan. 1928:
“Oleh sebab itu, mereka mengadakan rapat-rapat, pertemuan-pertemuan, konferensi-konferensi yang dihadiri oleh para hadirin yang cukup banyak jumlahnya; orang-orang tersebut mengundang untuk berdiskusi semua orang tanpa pandang bulu, orang-orang kafir dari segala kalangan, orang-orang KristianiUpaya-upaya semacam itu sama sekali tidak boleh disetujui oleh orang-orang Katolik, karena upaya-upaya tersebut berlandaskan pendapat yang sesat bahwa semua agama kurang lebih baik dan patut dipuji … Orang-orang tersebut bukan hanya sepenuhnya tersesat di dalam kesalahan, tetapi orang-orang yang menganut opini semacam itu juga menolak agama yang sejati; mereka menyesatkan gagasan tentang agama sejati … Jelas sekali, oleh karena itu, bahwa dengan bergabung bersama para pendukung dan penyebar doktrin-doktrin semacam itu, seseorang sepenuhnya meninggalkan agama yang diwahyukan secara ilahi.”

Tindak kemurtadan terkini Fransiskus ini sekali lagi membuktikan bahwa ia bukanlah Paus, melainkan seorang Anti-Paus pemurtad. Seturut ajaran Gereja Katolik, para bidah, oleh sebab mereka bukan anggota Gereja, dimustahilkan oleh hukum ilahi untuk memiliki jabatan Kepausan. Tidak pernah Fransiskus adalah Paus, dan situasi di Roma masa kini sudah dinubuatkan, seperti yang dijelaskan dalam materi kami.

Memang benar, mereka yang keras kepala tetap berada dalam persekutuan dengan si pemalsu yang bidah dan pemurtad secara notorius ini, Anti-Paus Fransiskus, mereka menyangkal iman Katolik. Orang-orang semacam itu turut serta dalam bidah dan paganisme. Omong-omong, dukungan Fransiskus terhadap agama Buddha bersumber dari ajaran Vatikan II itu sendiri (sebuah konsili sesat), dan ditemukan dalam ajaran sesat para Anti-Paus Vatikan II lainnya, seperti Paulus VI, Benediktus XVI dan Yohanes Paulus II. Perbuatan Fransiskus ini menggenapi nubuat, karena menurut Alkitab, binatang dalam kitab Wahyu (yang merujuk pada Roma pagan) datang kembali pada akhir zaman. 

Di abad pertama, Binatang itu, maksudnya Roma pagan/kekaisaran Romawi pagan, menganiaya Gereja Kristen di Roma. Kemudian, Binatang itu ditaklukkan dan digantikan oleh Roma Kristiani dan Eropa Kristiani. Masyarakat Kristen pun berkembang dan Injil diwartakan kepada bangsa-bangsa. Namun, seturut petunjuk Alkitab, Binatang atau Roma pagan itu akan datang kembali pada akhir zaman, tetapi dengan kedok dan penampilan Gereja - yaitu melalui Kontra-Gereja dan para Anti-Paus yang bidah. Kembalinya Binatang itu dengan penampilan Gereja (maksudnya, melalui Kontra Gereja) membuat banyak orang terkejut dan kebingungan, dan itulah yang kita lihat sekarang di Roma selama masa kemurtadan Vatikan II ini. 

Bukanlah kebetulan, bahwa tindak paganisme secara terbuka ini berlangsung di basilika Romawi yang bersejarah. Ini suatu contoh lain yang jelas bahwa paganisme yang dahulunya telah diberantas dari situs-situs bersejarah ketika agama Kristen/Katolik mengambil alih Kekaisaran Romawi, paganisme itu telah datang kembali pada situs-situs tersebut. Kenyataan ini, sehubungan dengan banyak peristiwa terkait lainnya, melambangkan kembalinya sang Binatang, yaitu kembalinya Roma Pagan.

Bahkan, selama berlangsungnya suatu pemugaran basilika tersebut di bawah kepemimpinan Paus Pius IX, setelah para ahli mengidentifikasi wajah-wajah berbagai berhala pagan di tiang-tiang basilika itu, Sri Paus memerintahkan agar wajah-wajah itu dipalu. Itu contoh lain bagaimana Binatang atau Roma pagan, dahulu ditaklukkan oleh Roma Kristiani dan Eropa Kristiani. Namun sekarang, di akhir zaman, paganisme telah kembali ke tempat-tempat dia dahulu diberantas, sesuai dengan nubuat.

Namun, Gereja Katolik masih ada, tetapi Gereja itu bukanlah Sekte Vatikan II milik Anti-Paus Fransiskus.  Gereja Katolik sejati telah disusutkan menjadi suatu sisa di akhir zaman. Sekte Fransiskus adalah Kontra-Gereja akhir zaman, Pelacur Babel yang dinubuatkan, dan penggenapan nubuat-nubuat ini di Roma membuktikan, dan bukan menyangkal, agama Katolik. 

Penggenapan nubuat-nubuat ini di Roma membuktikan iman Katolik tradisional, sebab ketika Kekristenan dahulu menggantikan Binatang Romawi pagan dan saat Injil diberitakan ke seluruh dunia, Roma itu Katolik. Itu adalah petunjuk bahwa agama Katolik bukanlah Binatang tersebut, melainkan yang menaklukkan Binatang itu. Namun pada akhir zaman, selama masa Kemurtadan Besar yang telah dinubuatkan, Binatang itu kembali ke Roma dengan penampilan mengecoh yang menyerupai Gereja, melalui Kontra-Gereja dan penerus palsu Santo Petrus (yaitu para Anti-Paus). Hal ini kami jelaskan lebih lanjut dalam video-video kami, seperti Wahyu di Vatikan Sekarang dan lain-lain. Untuk menganut agama Kristen sejati dan diselamatkan, orang harus menganut agama Katolik tradisional, seperti yang dijelaskan dalam materi kami.

SHOW MORE