Bagaimana Orang Diselamatkan “oleh Nama Yesus Kristus”?
Februari 5, 2024
SUPPORT
Copy Link
https://endtimes.video/id/kisah-para-rasul-4-12-keselamatan-nama-yesus/
Copy Embed
vatikankatolik.id - Saluran dalam Bahasa Indonesia

|

Bruder Peter Dimond, OSB

Di dalam Kisah Para Rasul 4:12, St. Petrus, Paus yang pertama, mewartakan bahwa tiada nama lain di bawah Surga yang diberikan kepada manusia, yang olehnya kita harus diselamatkan, selain nama Yesus.

Kisah Para Rasul 4:11-12 - “[Yesus] Inilah batu yang telah ditolak oleh kalian, para tukang bangunan, namun Ia telah menjadi batu penjuru. Dan tiada keselamatan dalam seorang lain pun, sebab tiada nama lain di bawah Surga yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita harus diselamatkan.

Dogma ini diulangi oleh para Paus di sepanjang sejarah, termasuk oleh Paus Leo Agung, Leo XII, Pius VIII, Leo XIII dan Pius XI. Dogma ini juga diajarkan oleh Konsili Trente.

Paus St. Leo Agung, Surat 129, 10 Maret 454: “ … bangsa Mesir telah sejak pertama kalinya belajar dari ajaran Rasul Petrus yang Terberkati melalui Markus, muridnya yang terberkati, tentang apa yang diakui sebagai ajaran yang telah dipercayai oleh bangsa Romawi, yakni selain Tuhan Yesus Kristus, ‘tiada nama lain yang diberikan kepada manusia di bawah Surga, yang di dalamnya mereka harus diselamatkan’ [Kisah Para Rasul 4:12].”

Paus Pius VIII, Traditi Humilitati #4, 24 Mei 1829: “Untuk melawan para sofis yang berpengalaman ini orang-orang harus diajarkan bahwa pengakuan iman Katolik adalah satu-satunya yang benar, seperti yang dinyatakan oleh sang rasul: satu Tuhan, satu iman, satu pembaptisan … Bahwasanya tiada nama selain nama Yesus yang diberikan kepada manusia yang olehnya mereka dapat diselamatkan. Barang siapa percaya akan diselamatkan; barang siapa tidak percaya akan dikutuk.”

Paus Leo XII, Ubi Primum (#14), 5 Mei 1824: “Allah yang Mahabenar, yang bahwasanya adalah Kebenaran yang terluhur sendiri, sang Penyelenggara yang Mahabaik dan Mahabijak, tidak mungkin menyetujui semua sekte yang mengajarkan doktrin-doktrin sesat yang saling bertentangan dan berkontradiksi, serta menganugerahkan imbalan-imbalan abadi kepada orang-orang yang mengakui doktrin-doktrin sesat tersebut … dengan Iman Ilahi Kami percaya akan satu Tuhan, satu Iman, satu Pembaptisan, dan bahwa tiada nama lain di bawah Surga yang diberikan kepada manusia selain nama Yesus Kristus dari Nazaret, yang di dalamnya kita harus diselamatkan, dan oleh karena itu Kami mengakui bahwa tidak terdapat keselamatan di luar Gereja.”

Paus Pius XI, Mit Brennender Sorge (#17), 14 Maret 1937:
“Karena Kristus … telah menuntaskan karya Penebusan … sejak hari itu tiada nama lain di bawah Surga yang telah diberikan kepada manusia, yang olehnya kita harus diselamatkan (Kisah Para Rasul 4:12).”

Konsili Trente, Sesi 5, Tentang Dosa Asal: “ … barang siapa menyangkal bahwa jasa yang sama dari Yesus Kristus itu dibubuhkan baik kepada orang dewasa maupun kepada anak-anak melalui Sakramen Pembaptisan, yang diselenggarakan secara layak seturut formula yang digunakan Gereja, terkutuklah dia; sebab tiada nama lain di bawah Surga yang diberikan kepada manusia, yang di dalamnya kita harus diselamatkan [Kisah Para Rasul 4:12].

Kebenaran wahyu ilahi ini, dogma Gereja Katolik ini, menghancurleburkan gagasan bidah yang sangat merajalela, bahwa orang dewasa tak dibaptis yang tidak tahu tentang Yesus Kristus atau tidak membuat ungkapan iman akan Dia, atau yang merupakan anggota agama sesat, bisa selamat. Untuk tahu alasannya, mari kita mencermati konteks Kisah Para Rasul bab 3 dan 4.

Di Kisah Para Rasul 3:6, St. Petrus berkata kepada orang lumpuh:

Kisah Para Rasul 3:6 – “Dalam nama Yesus Kristus dari Nazaret, bangunlah dan berjalanlah!”

St. Petrus memanggil nama Yesus untuk menyembuhkan seseorang. Di Kisah Para Rasul 3:16, sepuluh ayat kemudian, St. Petrus menjelaskan bahwa orang itu disembuhkan oleh iman dalam nama Yesus.

Kisah Para Rasul 3:16 – “Dan karena iman dalam nama-Nya, nama-Nya itu telah menguatkan orang yang kalian lihat dan kenal ini ....”

Perhatikan, memanggil nama Yesus secara nyata, dalam suatu ungkapan iman akan Dia, adalah yang memberi kesembuhan bagi orang lumpuh itu. Di dalam Kisah Para Rasul 4:10, St. Petrus menjelaskan lebih lanjut:

Kisah Para Rasul 4:10 – “ … hendaknya kamu sekalian dan seluruh umat Israel mengetahui, bahwa dalam nama Yesus Kristus dari Nazaret, yang telah kalian salibkan, yang dibangkitkan oleh Allah dari antara orang mati – oleh-Nya orang ini berdiri sehat di hadapan kalian.”

Kita bisa melihat, memanggil nama Yesus dalam ungkapan iman akan Dia, adalah yang dimaksud St. Petrus, ketika berkata “dalam nama Yesus Kristus”. St. Petrus lalu berkata di dalam Kisah Para Rasul 4:11-12:

Kisah Para Rasul 4:11-12 – “[Yesus] Inilah batu yang telah ditolak oleh kalian, para tukang bangunan, namun Ia telah menjadi batu penjuru. Dan tiada keselamatan dalam seorang lain pun, sebab tiada nama lain di bawah Surga yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita harus diselamatkan.”

Di sini kita melihat pernyataan infalibel dari Paus pertama, bahwa satu-satunya cara seseorang diselamatkan adalah oleh nama Yesus Kristus. Kita juga bisa melihat bahwa maksud perkataan “Dalam nama Yesus Kristus”, bagi St. Petrus dan dalam Kisah Para Rasul, adalah memanggil nama Yesus secara nyata ketika ungkapan iman sedang dibuat. Kalau orang tidak menerima ungkapan iman yang menyebutkan nama Yesus Kristus itu, orang tersebut tidak bisa dibenarkan dan selamat – tanda titik. Itu adalah dogma dari wahyu ilahi dan diajarkan Gereja Katolik.

Coba pikirkan pula bahwa nama itu adalah nama di bawah Surga yang diberikan kepada manusia. Jadi, maksudnya ini adalah yang benar-benar berlangsung di Bumi. Kenyataan itu semakin membantah gagasan bidah bahwa Yesus mungkin dari Surga menyelamatkan orang tanpa ada ungkapan iman yang dibuat dalam nama-Nya di Bumi. Tidak, harus dibuat ungkapan iman yang membenarkan dalam nama Yesus kepada orang di atas Bumi. Tidak ada cara lain untuk diselamatkan.

Itulah juga alasan St. Petrus berkata demikian dalam Kisah Para Rasul 10:43:

Kisah Para Rasul 10:43 – “Kepada-Nya semua nabi bersaksi bahwa setiap orang yang percaya akan Dia menerima pengampunan dosa melalui nama-Nya.”       

Tidak ada orang yang dibenarkan atau diselamatkan tanpa ungkapan iman, yang dibuat secara khusus dalam nama Yesus Kristus. Kebenaran ini tentunya sama sekali memustahilkan gagasan bahwa orang-orang dewasa yang tidak tahu tentang Kristus atau tidak percaya akan Dia bisa selamat tanpa iman akan diri-Nya, dan membuktikan bahwa gagasan itu bidah. Gagasan semacam itu mencakup pernyataan-pernyataan berikut:

Trent Horn:  Hal itu tidak memustahilkan orang-orang tertentu untuk memperoleh keselamatan, meskipun mereka tidak tahu bahwa sakramen-sakramen Gereja adalah cara kita menerima rahmat. Atau mereka tidak tahu tentang Yesus. Mereka tidak pernah mendengar apa-apa tentang hal ini.

Tim Staples: Namun hubungan itu dapat timbul melalui berbagai jalan yang misterius, yang hanya diketahui oleh Allah sendiri, melalui ketidaktahuan yang tidak teratasi yang dialami orang itu.

Uskup Agung Lefebvre (SSPX), Against The Heresies, hal. 216: “Jiwa-jiwa dapat diselamatkan di dalam suatu agama selain agama Katolik (Protestantisme, Islam, Buddhisme, dll.), tetapi bukan oleh agama ini.” (Angelus Press, 1997)

Donald Sanborn, 17 Feb. 2008: “Dan kalau seseorang yang berada dalam agama-agama sesat itu diselamatkan, itu tidak ada hubungannya dengan agama sesat tersebut. Itu ada hubungannya dengan rahmat Allah dan ketidaktahuan mereka.”

Michael Lofton:  Individu-individu tertentu, yang mungkin mengaku diri sebagai orang Yahudi, orang Muslim, namun yang menepati semua persyaratan itu, mereka mungkin dapat dipersatukan secara mistis kepada Gereja.

Para bidah semacam ini serta banyak orang lain seperti mereka, menyangkal pernyataan-pernyataan dogmatis Gereja pada perkara ini. 

Paus Eugenius IV, Konsili Florence, “Cantate Domino,” 1441, ex cathedra: “Ia [Gereja Roma yang Kudus] dengan teguh percaya, mengakui dan berkhotbah bahwa ‘semua orang yang berada di luar Gereja Katolik, bukan hanya orang-orang pagan tetapi juga Yahudi atau bidah dan skismatis, tidak dapat mengambil bagian di dalam kehidupan kekal dan akan masuk ke dalam api yang kekal yang telah disiapkan untuk iblis dan para malaikatnya’, kecuali jika mereka bergabung ke dalam Gereja sebelum akhir hidup mereka … dan bahwa tidak seorang pun dapat diselamatkan, sebanyak apa pun ia telah berderma, walaupun ia telah menumpahkan darah dalam nama Kristus, kecuali jika ia telah bertekun di pangkuan dan di dalam kesatuan Gereja Katolik.”

Mereka juga menyederhanakan dogma Kisah Para Rasul 4:12 serta dogma-dogma terkait menjadi rumusan-rumusan tak bermakna. Paus Paulus III semakin membantah bidah-bidah berbahaya semacam itu dalam surat bulla kepausannya dari tanggal 29 Mei 1537:

Paus Paulus III, Surat Bulla Sublimis Deus, 29 Mei 1537:
“ … manusia, menurut kesaksian Kitab Suci, telah diciptakan untuk menikmati kehidupan dan kebahagiaan kekal, yang tidak dapat diperoleh oleh seorang pun selain melalui iman akan Tuhan kita Yesus Kristus ... ‘Pergilah dan ajarlah semua bangsa.’ Ia berkata semua, tanpa pengecualian, karena semua orang mampu menerima doktrin-doktrin iman ....”

Paus St. Leo Agung, Khotbah 34, Abad V:
“ … sama sekali tidak seorang pun dapat dibenarkan selain mereka yang percaya Tuhan Yesus sebagai Allah benar dan manusia benar sekaligus.”

Paus Gregorius XVI, Mirari Vos (#13), 15 Agustus 1832: “Hendaknya mereka sungguh-sungguh merenungkan kesaksian sang Juru Selamat sendiri, bahwa ‘barang siapa tidak bersama Kristus, ia melawan Kristus’ (Luk. 11:23) dan barang siapa tidak memanen bersama-Nya akan tercerai-berai dengan tidak bahagia. Dan itulah sebabnya, ‘jikalau mereka tidak menjaga iman Katolik utuh dan murni, tidak diragukan bahwa mereka akan binasa selamanya’ (Syahadat Atanasius).”

Orang-orang dewasa harus tahu dan percaya akan misteri-misteri esensial Injil serta iman Kristiani/Katolik, seperti Allah Tritunggal dan Penjelmaan, sebagaimana yang diajarkan pula oleh Syahadat Atanasius.

Paus Eugenius IV, Konsili Florence, “Syahadat Atanasius”. 1439:
“Tetapi, adalah suatu hal yang juga diperlukan untuk keselamatan kekal, bahwa ia dengan setia percaya akan Penjelmaan Tuhan kita Yesus Kristus.”

Jadi, apa itu ungkapan iman lahiriah dalam nama Yesus Kristus, suatu perbuatan yang mengampuni orang-orang, dan yang harus diterima setiap orang supaya selamat? Jawabannya adalah pembaptisan. Itulah sebabnya Kisah Para Rasul berulang kali berkata bahwa orang-orang dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.

Kisah Para Rasul 2:38 – “Dan Petrus berkata kepada mereka, ‘Bertobatlah dan berikanlah dirimu masing-masing dibaptis dalam nama Yesus Kristus demi pengampunan atas dosa-dosamu ....”

Kisah Para Rasul 8:16 – “ … mereka hanya telah dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.”

Kisah Para Rasul 10:48 – “Dan ia memerintahkan mereka supaya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus Kristus.”

Kisah Para Rasul 19:5 – “Ketika mendengar hal ini, mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.”

Anda bisa lihat hubungannya? Pernyataan St. Petrus dalam Kisah Para Rasul 4:12, bahwa orang harus diselamatkan oleh nama Yesus Kristus, dikaitkan secara langsung oleh wahyu ilahi dengan pembaptisan, yang berulang kali disamakannya dengan perbuatan dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Ada beberapa hal terbukti dari fakta ini:

1) Pembaptisan melahirkan kembali, mengampuni dan membenarkan, sebab pembaptisan adalah perbuatan dalam nama Yesus yang mengampuni dan menyelamatkan manusia, dan itu juga jelas terlihat dari Kisah Para Rasul 2:38.

2) Bayi-bayi dibenarkan oleh pembaptisan, karena setiap orang harus menerima perbuatan itu supaya selamat.

3) Tidak ada orang yang selamat tanpa pembaptisan air, sebab seperti yang dikatakan St. Petrus di Kisah Para Rasul 4:12, orang tidak diselamatkan selain oleh nama Yesus Kristus, dan pembaptisan adalah perbuatan yang dilakukan dalam nama-Nya.

4) Tidak seorang pun bisa diselamatkan kalau mati tak dibaptis dan tanpa tahu kebenaran-kebenaran esensial dari iman Kristiani.

Berkata bahwa orang dewasa tak dibaptis dan yang tidak mengenal Yesus atau percaya akan Dia (dan karena itu sama sekali tidak membuat ungkapan iman akan Yesus dan dalam nama-Nya) bisa diselamatkan, adalah bidah terang-terangan! Perbuatan itu menentang dogma Kisah Para Raul 4:12 serta dogma-dogma lainnya dari iman Katolik, seperti ajaran infalibel Gereja bahwa tidak seorang pun dapat selamat atau dibenarkan tanpa iman Katolik.

Konsili Trente, Sesi 5, tentang Dosa Asal:
“ ... Iman Katolik kita, ‘yang tanpanya mustahil adanya untuk berkenan kepada Allah’ [Ibr. 11:6] ….”

Posisi semacam itu tentunya juga menolak dogma yang dipermaklumkan Paus Eugenius IV pada Konsili Florence, bahwa semua orang yang meninggal di luar Gereja Katolik (termasuk orang-orang pagan, Yahudi, dsb.) tidak selamat. Dan juga, pembaptisan dalam nama Tuhan Yesus Kristus mengacu kepada pembaptisan dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, seperti yang ditunjukkan oleh konteks Kisah Para Rasul 19. Meskipun rumusannya Trinitarian, sebutannya adalah pembaptisan dalam nama Yesus Kristus, karena Tuhan dan Yesus Kristus adalah pribadi yang sama.

Pembaptisan dalam nama Allah Tritunggal adalah pembaptisan dalam nama Yesus Kristus, sebab Yesus adalah Pribadi Kedua Allah Tritunggal, yang dipanggil dalam rumusan tersebut. Di samping menerima pembaptisan, orang dewasa tentunya juga harus percaya akan misteri-misteri esensial dari Injil dan iman Katolik supaya bisa dibenarkan dan selamat. Orang itu juga tidak boleh menolak kebenaran iman Katolik yang lebih mendalam yang diketahuinya.

St. Yustinus Martir, 155 M, Apologi Pertama, Bab 61: “Lalu, mereka dibawa oleh kami ke tempat yang ada airnya, dan diregenerasikan dengan cara yang sama kami sendiri dahulu diregenerasikan. Sebab dalam nama Allah, Bapa dan Tuhan semesta alam, dan Yesus Kristus Juru Selamat kita, serta Roh Kudus, mereka kemudian menerima permandian dengan air. Sebab Kristus berkata, ‘Jika engkau tidak dilahirkan kembali, engkau tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga’ … Alasan untuk melakukan hal ini telah kami pelajari dari para Rasul.”

St. Ireneus, 190 M, Fragmen-Fragmen 34:
“Sebab karena kita adalah pengidap kusta dalam dosa, kita dibersihkan dari pelanggaran-pelanggaran kita yang lama dengan menggunakan air suci dan memanggil nama Tuhan; dari pelanggaran-pelanggaran lama kita; diregenerasikan secara rohani seperti bayi-bayi yang baru lahir, sama saja dengan yang telah dikatakan Tuhan: ‘Jika seseorang tidak dilahirkan kembali dari air dan Roh, ia tidak akan masuk ke dalam kerajaan Surga.’”

St. Atanasius, 360 M, Empat Diskursus Melawan Kaum Arian, 3:26-33“ … dengan dilahirkan kembali dari atas dari air dan Roh, dalam Kristus kita semua dijadikan hidup.”

St. Agustinus, 395 M, Khotbah kepada Para Katekumen, tentang Syahadat, 7:15:  “ … Allah tidak mengampuni dosa kecuali untuk mereka yang telah dibaptis.”

St. Agustinus, 420 M, Melawan Dua Surat Kaum Pelagian, 3:3-5: “Pembaptisan mencuci bersih segala dosa kita ….”

Matius 19:16-17 – “Dan lihatlah, ada orang yang datang kepada-Nya dan berkata, ‘Guru, perbuatan baik apa yang harus kulakukan supaya beroleh kehidupan kekal?’ Dan Dia berkata kepadanya, ‘Mengapa engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya ada satu yang baik, Allah. Jika engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah perintah-perintah Allah.”          

Supaya selamat, orang juga perlu mati dalam keadaan rahmat dengan menuruti Allah, menghindari dosa berat dan bertekun dalam iman Katolik sampai ajal. Di dalam 1 Korintus 6:11, sebuah ayat kunci tentang pembenaran, kita juga menemukan kaitan langsung antara pengampunan, pembenaran dan suatu perbuatan yang dilakukan “dalam nama Tuhan”.

1 Korintus 6:11 – “Tetapi kalian telah dibasuh [ἀπελούσασθε], kalian telah dikuduskan, kalian telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan oleh Roh Allah kita.”

Di dalam bahasa Yunani, kata kerja dibasuh dalam 1 Kor. 6:11 ini, ἀπολούωhanya digunakan satu kali lagi di dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Kisah Para Rasul 22:16, yang mengacu kepada dosa-dosa yang dibasuh dalam pembaptisan air.

Kisah Para Rasul 22:16 - “ … Bangunlah dan berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu dibasuh [ἀπόλoυσαι] ....”

St. Paulus menggambarkan jemaat di Korintus yang telah dibasuh, dikuduskan, dan dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus – persisnya karena ia sedang merujuk kepada saat mereka dahulu dibaptis. Ada banyak doktor Gereja Katolik yang juga menegaskan ajaran Katolik, bahwa tidak seorang pun bisa diselamatkan tanpa iman akan Yesus Kristus. Mereka mengajarkan secara benar bahwa orang-orang yang meninggal tanpa pernah mendengar Injil tidak selamat.

St. Petrus Kanisius, Summa Doctrinae Christianae, Abad ke-16, Mengenai Iman dan Simbol Iman, #18:
“Mereka bersama-sama memiliki kesatuan iman, kesetujuan dalam doktrin, dan keseragaman dalam penggunaan sakramen … Di luar persekutuan para kudus ini (seperti di luar bahtera Nuh), niscaya terdapat kehancuran bagi manusia fana, bahwasanya tiada keselamatan: baik bagi orang-orang Yahudi maupun pagan yang tidak pernah menerima iman Gerejamaupun bagi para bidah, yang setelah menerima iman itu, meninggalkan atau membejatkannya; tidak pun bagi para skismatis … dan pada akhirnya tidak pun bagi mereka yang terekskomunikasi ….”

Orang-orang yang mengalami ketidaktahuan semacam itu tidak terkutuk karena ketidaktahuan mereka, namun mereka terkutuk karena dosa-dosa mereka yang lain, dosa-dosa yang tidak dapat diampuni tanpa iman.

St. Thomas Aquinas, Summa Theologiae, Bagian II-II, Pertanyaan 10, Artikel 1: “Tetapi jika dipandang dalam bentuk negasi murni, seperti yang didapati pada mereka yang tidak pernah mendengar apa-apa tentang iman, ketidakberimanan sifatnya bukanlah dosa, melainkan hukuman, karena ketidaktahuan semacam itu tentang hal-hal ilahi merupakan akibat dari dosa nenek moyang pertama kita. Namun orang-orang kafir semacam ini [yaitu mereka yang tidak memiliki iman, akibat ketidaktahuan dan bukan pertentangankenyataannya terkutuk karena dosa-dosa lainnya, dosa-dosa yang tidak dapat diampuni tanpa iman, namun mereka terkutuk bukan karena dosa ketidakberimanan. Oleh sebab itulah Tuhan kita berkata (Yohanes 15:22): ‘Sekiranya Aku tidak datang dan berbicara kepada mereka, mereka tidak akan berdosa’; Agustinus menjabarkan bahwa perkataan itu (Tract. lxxxix in Joan.) ‘mengacu kepada dosa yang mereka perbuat dengan tidak percaya akan Kristus.’”

Kalau orang-orang dalam situasi-situasi semacam itu berkehendak baik dan tanggap terhadap Allah, Allah akan membawa mereka sampai pada pengetahuan akan iman Katolik dan pada pembaptisan.

Kita membaca dalam Yohanes 3:18.

Yohanes 3:18 – “ … barang siapa tidak percaya [akan Putra] sudah terkutuk, karena ia tidak percaya dalam nama Putra tunggal Allah.”

Kebenaran yang sama ini kembali ditegaskan dalam Yohanes 3:36. St. Robertus Bellarminus menyatakan hal berikut tentang ayat itu:

St. Robertus Bellarminus, De Amissione Gratiae Et Statu Peccati, Buku 6, Bab 2: “Barang siapa percaya akan Putra beroleh kehidupan kekal; tetapi barang siapa tidak percaya akan Putra tidak akan melihat hidup, namun murka Allah tetap ada di atasnya [Yohanes 3:36] ... St. Agustinus mengamati dengan tepat … bahwa tidak dikatakan [dalam Yohanes 3:36]: ‘Murka Allah akan menimpa mereka’, melainkan ‘tetap ada di atas mereka’, supaya kita paham bahwa iman akan Kristus diperlukan tidak hanya agar kita tidak jatuh ke dalam murka Allah, namun bahkan agar kita dapat dibebaskan dari murka yang ke dalamnya kita telah jatuh akibat ketidaktaatan manusia pertama. Mengenai hal ini, sang Rasul berkata demikian kepada Jemaat di Efesus, bab 2: Sebab kita juga secara kodrat adalah anak-anak yang patut dimurkai ....”

Poin ini sangat penting. Perhatikan, ya, orang bukannya harus mendengar tentang Yesus dan Injil, dan lalu menolak Yesus agar menjadi terkutuk. Ya, perbuatan itu akan mengutuk orang tersebut, namun orang-orang yang tidak percaya akan Yesus, entah sudah mendengar tentang Yesus atau belum, mereka sudah berada dalam keadaan pengutukan akibat dosa asal. Dan kalau umur mereka di atas usia akal, mereka berada dalam keadaan pengutukan akibat dosa-dosa nyata mereka. Pengutukan yang memustahilkan mereka masuk Surga itu tetap ada di atas mereka, kalau tidak dihapuskan melalui iman akan Yesus Kristus dan penyaturagaan ke dalam Dia. Tidak ada cara lain untuk diselamatkan.

SHOW MORE