Nubuat St. Maleakhi tentang Para Paus dan Anti-Paus – Fransiskus Berkata: “Saya Orang Roma”
Juli 29, 2023
SUPPORT
Copy Link
https://endtimes.video/id/nubuat-st-maleakhi/
Copy Embed
vatikankatolik.id - Saluran dalam Bahasa Indonesia

|

Bruder Michael Dimond, OSB

Salah satu prediksi yang paling terkenal dalam sejarah Katolik adalah nubuat tentang  para Paus dan Anti-Paus, yang dianggap berasal dari St. Maleakhi. St. Maleakhi adalah seorang uskup Katolik yang terlahir pada tahun 1094 di Irlandia. St. Maleakhi meninggal di hadirat sahabat baiknya, yaitu St. Bernardus, pada tahun 1148. St. Bernardus berkata bahwa St. Maleakhi memperkirakan hari dan jam kematian dirinya sendiri. St. Maleakhi dikanonisasikan pada tahun 1190, dan menurut bacaan dari hari pestanya, ia dianugerahi dengan karunia nubuat.

Menurut Catholic Encyclopedia tahun 1913, pada bagian yang berjudul “Prophecy”, atau “Nubuat”, St. Maleakhi dipanggil untuk datang ke Roma pada tahun 1139 oleh Paus Inosensius II.

“Mengenai para Paus – Nubuat-nubuat yang paling terkenal dan ternama mengenai para Paus adalah nubuat-nubuat yang dianggap berasal dari Santo Maleakhi (q.v.). Pada tahun 1139, ia pergi ke Roma untuk memberi laporan tentang urusan-urusan diosesnya kepada Sri Paus, Inosensius II … Sewaktu ia berada di Roma, ia mendapat … penglihatan yang aneh tentang masa depan, di mana tersingkapkan kepada benaknya daftar yang panjang ....”[1]

Pada waktu ia di Roma, St. Maleakhi dilaporkan mengalami suatu penglihatan tentang para pengklaim Kepausan di masa depan sampai Kedatangan Kedua Yesus Kristus. St. Maleakhi menuliskan frasa singkat dalam bahasa Latin yang berjumlah 112 buah, sebagai deskripsi untuk semua pengklaim Kepausan di masa depan. Frasa-frasa singkat itu memberi gelar baik bagi para Paus maupun para Anti-Paus.

Dokumen itu lalu kabarnya ditempatkan dalam arsip rahasia Vatikan, dan tidak ditemukan sampai tahun 1556 oleh seorang pustakawan Vatikan. Dokumen tersebut diterbitkan pertama kalinya 39 tahun kemudian pada tahun 1595 oleh sejarawan yang bernama Arnoldus de Wion, dalam sebuah buku yang berjudul Pohon Kehidupan. De Wion dibantu dalam menerjemahkan dokumen tersebut oleh Alfonsus Ciacconius, seorang sarjana yang terkenal dalam bidang manuskrip abad pertengahan. Ciacconius diembankan tugas untuk memeriksa keaslian dokumen itu, untuk memastikan supaya itu bukanlah dokumen palsu. Setelah dokumen itu diperiksanya, Ciacconius memverifikasikannya sebagai dokumen yang autentik.

Meskipun St. Maleakhi tampaknya diberi penglihatan oleh Allah tentang para pria yang di masa depan akan mengklaim sebagai pemimpin Gereja Katolik, Allah tidak begitu saja mewahyukan kepada St. Maleakhi apabila para pengklaim Kepausan di masa depan ini baik atau jahat; dan Allah tidak mewahyukan kepadanya apabila mereka adalah Paus yang sejati ataukah Anti-Paus.

Allah hanya mengizinkan St. Maleakhi untuk melihat para pria yang, sampai pada akhir sejarah umat manusia, akan mempertunjukkan diri mereka sendiri kepada dunia sebagai pemimpin Gereja Katolik. Di samping itu, karena umat manusia semakin lama semakin mendekati hari kiamat, Allah menghendaki supaya orang-orang pada akhir zaman dapat memiliki gambaran tentang betapa dekatkah mereka dengan Kedatangan Kedua Yesus Kristus.

Hal-hal yang disebutkan St. Maleakhi dalam deskripsinya tentang para pengklaim Kepausan di masa depan biasanya mencakup salah satu atau lebih dari hal-hal berikut mengenai orang tersebut: lambang kebesarannya, lambang kebesaran keluarganya, nama lahir atau tempat lahirnya, atau kota-kota di mana orang itu tinggal selama hidupnya. St. Maleakhi juga mendeskripsikan tokoh-tokoh utama atau peristiwa-peristiwa utama yang akan mendominasi kepemimpinan beberapa dari antara para pengklaim Kepausan tersebut.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, nubuat-nubuat St. Maleakhi diterbitkan pertama kalinya pada tahun 1595. Ada suatu kontroversi tentang prediksi-prediksi St. Maleakhi sebelum tahun 1595. Banyak orang percaya bahwa karena daftar St. Maleakhi hanya tersedia secara publik pertama kalinya pada tahun 1595, prediksi-prediksi yang mengacu kepada para pengklaim Kepausan sebelum tahun 1595 sama sekali tidak dapat dianggap terbukti autentik. Di samping itu, beberapa orang percaya bahwa karena nubuat St. Maleakhi tidak dikeluarkan secara publik sampai ratusan tahun setelah nubuat itu konon kabarnya dibuat, ada keraguan tentang seluruh nubuatnya itu.

Namun penolakan itu dapat dijawab dengan baik dengan mempertimbangkan sebuah manuskrip Alkitab yang sangat penting, yang disebut Codex Vaticanus. Codex Vaticanus dianggap sebagai salinan penyintas tertua dari sebuah Alkitab yang hampir lengkap. Manuskrip itu pada awalnya diproduksi pada akhir abad ke-4, namun keberadaannya tidak pasti selama seribu tahun, sampai manuskrip itu teridentifikasi dalam perpustakaan Vatikan pada abad ke-15.

Maka Codex Vaticanus (seperti dokumen St. Maleakhi) ditemukan di Vatikan, setelah hilang selama jangka waktu yang luar biasa panjang. Akan tetapi, para sarjana alkitab pada umumnya menerima Codex Vaticanus sebagai dokumen yang autentik, meskipun keberadaannya tidak pasti selama seribu tahun lebih setelah dokumen itu diproduksi pada awalnya. Jangka waktu ini jauh lebih panjang daripada hilangnya dokumen St. Maleakhi.

Bagaimanapun, karena ada kontroversi tentang nubuat-nubuat St. Maleakhi sebelum tahun 1595, kami tidak akan membahas contoh dari prediksinya sehubungan para pengklaim Kepausan sebelum tahun 1595, namun hanya contoh prediksinya setelah tahun 1595.

  • St. Maleakhi mendeskripsikan Paus Inosensius X (1644-1655) sebagai Jucunditas crucis - “Sukacita Salib”.

Sangatlah menarik bahwa Inosensius X pada akhirnya terpilih sebagai Paus pada hari pesta Pemuliaan Salib Suci, setelah suatu konklaf yang panjang dan sulit.

  • St. Maleakhi mendeskripsikan Paus Pius VI (1775-1799) sebagai Peregrinus apostolicus - “Pengembara Apostolik”.

Pada masa pemerintahan Pius VI, beliau berperjalanan ke Jerman untuk berunding dengan Kaisar Yosef II. Pada dua tahun terakhir dari masa pemerintahannya, Sri Paus dipaksa oleh para revolusioner untuk melarikan diri dari Roma. Setelah melakukan perjalanan yang sangat sulit pada pegunungan Alpen, Sri Paus meninggal dunia di Prancis. Ia sungguh benar seorang pengembara.

  • St. Maleakhi mendeskripsikan Paus Pius VII (1800-1823) sebagai Aquila Rapax - “Elang yang Tamak”.

Masa pemerintahan Paus yang satu ini didominasi oleh Napoleon. Simbol Napoleon adalah seekor elang. Masa penuh dari pemerintahan Napoleon sebagai kaisar berlangsung pada masa pemerintahan Pius VII sebagai Paus. Napoleon dan Pius VII terus-menerus berkonflik – di mana Napoleon memerintahkan supaya Sri Paus tunduk kepada tuntutan-tuntutannya. Setelah Paus Pius VII mengekskomunikasikan Napoleon, beliau diculik dan dipenjara oleh para pejabat Napoleon. Napoleon pada akhirnya membuat sebuah perjanjian dengan Pius VII yang amat sangat menguntungkan dirinya sendiri.

  • St. Maleakhi mendeskripsikan Paus Pius IX (1846-1878) sebagai Crux de cruce - “Salib dari Salib”.

Pius IX adalah Paus terakhir yang memerintah Negara-Negara Kepausan. Ia pada akhirnya menjadi tahanan di Vatikan setelah Wangsa Savoia, yang lambang kebesarannya adalah salib berwarna putih, menyatukan negeri Italia dan menggulingkan Pius IX dari kendalinya atas Negara-Negara Kepausan.

  • St. Maleakhi mendeskripsikan Paus Leo XIII (1878-1903) sebagai Lumen in coelo - “Cahaya di Angkasa”.

Lambang kebesaran Paus Leo XIII menampilkan sebuah komet di angkasa. Para uskup Gereja Katolik menciptakan lambang kebesaran. Paus Leo XIII dijadikan uskup pada tanggal 19 Februari 1843. Ini berarti Leo XIII menciptakan lambang kebesarannya, yang menampilkan sebuah komet di angkasa, 35 tahun sebelum beliau menjadi Paus di tahun 1878. Maka Sri Paus diidentifikasikan dengan cahaya di angkasa jauh sebelum beliau menjadi Paus, atau tahu bahwa dirinya akan menjadi Paus.

  • St. Maleakhi mendeskripsikan Paus Pius X (1903-1914) sebagai Ignis ardens - “Api yang Membara”.

Masa pemerintahan Pius X merupakan masa berlangsungnya Perang Rusia-Jepang, Revolusi Meksiko serta Peperangan Balkan yang Pertama dan Kedua. Pada akhir masa pemerintahan Sri Paus ini jugalah Perang Dunia I bermula, sebuah perang yang membuat Eropa membara.

  • St. Maleakhi mendeskripsikan Paus Benediktus XV (1914-1922) sebagai Religio depopulata - “Agama Dimusnahkan”.

Benediktus XV memerintah pada masa berlangsungnya Perang Dunia I dan revolusi komunis di Rusia, dua peristiwa yang menyebabkan jutaan orang Katolik dibunuh. Pada halaman 238 dari bukunya di tahun 1996 yang berjudul Memoirs, Mikhail Gorbachev berkata bahwa negara komunis Soviet memusnahkan agama dengan melaksanakan “sebuah perang besar-besaran terhadap agama”.

  • St. Maleakhi mendeskripsikan Anti-Paus Yohanes XXIII (1958-1963) sebagai Pastor & nauta - “Gembala dan Pelaut”.

Pada masa pemerintahannya, Anti-Paus Yohanes XXIII sering memakai pakaian yang menampilkan sebuah kapal layar yang besar.

  • St. Maleakhi mendeskripsikan Anti-Paus Paulus VI (1958-1963) sebagai Flos Florum - “Bunga dari Bebungaan”.

Menarik adanya bahwa lambang kebesaran Paulus VI menampilkan tiga bunga lili.

  • St. Maleakhi mendeskripsikan Anti-Paus Yohanes Paulus I (1978-1978) sebagai De medietate lunae - “Dari Bulan Separuh”.

Yohanes Paulus I memulai masa pemerintahannya pada tanggal 26 Agustus 1978, sewaktu bulan tampak persis separuh penuh. Maka ia secara harfiah memulai masa pemerintahannya dari bulan separuh.

  • St. Maleakhi mendeskripsikan Anti-Paus Yohanes Paulus II (1978-2005) sebagai De labore solis - “Dari Gerhana Matahari”.

Yohanes Paulus II terlahir pada tanggal 18 Mei 1920, hari di mana terjadi gerhana matahari. Pada hari pemakaman Yohanes Paulus II, di tanggal 8 April 2005, juga terjadi gerhana matahari. Peristiwa ini menggenapi nubuat St. Maleakhi secara mengejutkan.

Pada tanggal 19 September 1846, Santa Perawan Maria tampak kepada dua orang anak kecil di La Salette, di Prancis, dan memprediksikan bahwa:

“Roma akan kehilangan iman dan menjadi takhta sang Antikristus. Gereja akan berada dalam gerhana.”

Bunda Maria memprediksikan bahwa di luar sisa umat Katolik yang akan menjaga iman sejati, kebanyakan orang tidak akan melihat atau menemukan agama Katolik yang sejati, oleh karena satu alasan, yaitu Gereja akan tampak didominasi, dihalangi, atau digerhanai oleh suatu hal. Hal yang satu itu adalah Yohanes Paulus II. Ialah gerhana Gereja Katolik. Prediksi-prediksi yang dibuat oleh Bunda Maria dari La Salette dan Fatima sehubungan dengan apa yang akan terjadi kepada Gereja Katolik, dibahas secara rinci dalam video kami yang berjudul: Rahasia Ketiga Fatima.

Menurut St. Maleakhi, pengklaim Kepausan yang terakhir dalam sejarah umat manusia dideskripsikan sebagai “Petrus Romanus” – Petrus Orang Roma. Tentang pengklaim terakhir ini, St. Maleakhi berkata:

In persecutione extrema S.R.E. sedebit Petrus Romanus, qui pascet oves in multis tribulationibus:  quibus transactis civitas septicollis diruetur, & judex tremendus judicabit populum suum. Finis.

“Dalam penganiayaan yang terakhir terhadap Gereja Roma yang Kudus, akan duduk Petrus Orang Roma, yang akan memberi makan domba-domba dalam banyak kesusahsengsaraan, dan sewaktu hal-hal ini sudah tuntas, kota yang berbukit tujuh itu [yaitu Roma] akan dihancurkan, dan Hakim yang mengerikan itu akan mengadili para umat-Nya. Tamat.”

Jika nubuat St. Maleakhi benar, Anti-Paus Fransiskus akan menjadi orang terakhir dalam sejarah yang akan mengaku diri sebagai Uskup Roma. Mohon mengingat bahwa St. Maleakhi memprediksikan para Paus dan para Anti-Paus – yaitu siapa pun yang akan mengklaim dirinya sebagai Uskup Roma. St. Maleakhi menyebutnya sebagai Petrus Orang Roma karena St. Petrus sebagai uskup Roma dan Paus yang pertama, menyandang nama Petrus, dan St. Maleakhi menyebut orang terakhir yang akan mengaku diri sebagai Uskup Roma dengan nama yang sama, yaitu Petrus. Dan karena menurut daftar St. Maleakhi, Fransiskus merupakan pengklaim Takhta Roma yang terakhir sebelum kehancuran kota Roma, St. Maleakhi pun menyebutnya sebagai Petrus Orang Roma.

Salah satu alasan lain St. Maleakhi menyebut Fransiskus sebagai orang Roma, adalah bahwa Fransiskus telah menekankan gelar “Uskup Roma” dengan suatu cara yang unik. Anti-Paus Fransiskus pada umumnya telah menghindari gelar Paus dan gelar-gelar lainnya yang terasosiasi dengan para pengklaim Kepausan. Direktori resmi Vatikan mencatat sejumlah gelar yang berbeda-beda untuk para pengklaim Kepausan, namun Fransiskus telah menolak semua gelar ini, terkecuali gelar “Uskup Roma” yang dimintakannya secara khusus.

Fransiskus telah menekankan dengan cara yang sangat tidak biasa bahwa ia semata-mata bertindak seolah-olah otoritasnya terbatas pada daerah setempat di Roma. Kenyataannya, di dalam kata-kata pertamanya setelah ia “terpilih”, Fransiskus secara terang-terangan menyatakan bahwa alasan suatu konklaf dilangsungkan adalah “untuk memberi seorang uskup kepada Roma.” Fransiskus kemungkinan merupakan satu-satunya pengklaim Kepausan dalam sejarah yang menyebutkan gelar “Uskup Roma” dalam pidatonya yang pertama kepada dunia setelah apa yang disebut-sebut pemilihannya. Maka ia secara langsung diidentifikasikan dengan Roma atau dengan suatu cara yang khusus sebagai orang Roma.

“Ada suatu hal yang mencolok, yaitu ketika ia tampil di muka publik pada awalnya, ia berulang kali merujuk kepada dirinya sendiri sebagai uskup Roma, dan tidak menekankan peranannya sebagai sosok yang berwibawa dalam gereja universal.”

Fransiskus juga merupakan pengklaim Kepausan pertama dalam sejarah yang menandatangani namanya dalam bahasa Italia, dan bukan bahasa Latin dalam direktori resmi Vatikan. Bahasa Italia adalah bahasa orang Roma zaman modern, suatu bahasa yang kebetulan dituturkan Fransiskus secara sempurna, sedangkan bahasa Latin adalah bahasa Gereja di seluruh dunia. Inilah contoh lain bagaimana Fransiskus menekankan peran tingkatan lokal tertentu atau peran Roma, dan bukan peran universal.

Pada suatu konferensi pers di tanggal 25 November 2014, seorang wartawan bertanya kepada Fransiskus:

“Saya ingin tahu, ketika anda berperjalanan ke Strasbourg, apakah dalam hati anda anda sedang berperjalanan sebagai Penerus Petrus, sebagai Uskup Roma, atau sebagai Uskup Agung Buenos Aires ....”

Berikut jawaban Fransiskus kepada pertanyaan tersebut:

“Saya orang Roma”.

Hal yang menarik, Fransiskus memilih nama orang kudus dari Italia yang paling terkenal, yaitu St. Fransiskus dari Assisi. Kota Assisi hanya berjarak dua jam dari Roma. Pada masa hidupnya, St. Fransiskus pergi ke Roma, dan nama tengah St. Fransiskus dan nama bapaknya kebetulan adalah Petrus.

St. Maleakhi juga berkata bahwa Petrus Orang Roma akan memberi makan orang-orang selama banyak kesusahsengsaraan. Sangatlah menarik, bahwa meskipun Anti-Paus Fransiskus tidak peduli apakah seseorang menolak Yesus Kristus atau iman Katolik, ia memang mengaku diri peduli tentang memberi makanan secara jasmaniah kepada orang yang membutuhkan.

Pada halaman 129 dari bukunya dalam bahasa Inggris di tahun 2010 yang berjudul Conversations with Jorge Bergoglio [Percakapan dengan Jorge Bergoglio], Fransiskus berkata bahwa satu-satunya dosa yang sedang dilakukan di Argentina adalah kegagalan untuk menyediakan makanan dan pekerjaan bagi rakyat. Ia sama sekali tidak berkata apa-apa tentang dosa-dosa terhadap Allah dan iman akan Allah.

Conversations with Jorge Bergoglio, hal. 129:            

“ … ini adalah perkara dosa. Selama empat tahun Argentina telah hidup dalam keadaan dosa karena negara itu belum mengambil tanggung jawab atas mereka yang tidak punya makanan atau pekerjaan.”

Seandainya terjadi susah sengsara di dunia di mana orang-orang tidak punya makanan atau kebutuhan-kebutuhan lainnya, Fransiskus kemungkinan akan menempuh upaya-upaya yang luar biasa untuk memberi makan orang-orang tersebut, dan dengan demikian akan menggenapi perkataan St. Maleakhi

“ia akan memberi makan domba-domba dalam banyak kesusahsengsaraan.”

Kita bisa melihat bahwa dalam jangka dua tahun saja dalam masa pemerintahannya sebagai Anti-Paus, Fransiskus mungkin telah menggenapi nubuat tersebut. Fransiskus telah jauh menekankan perihal memberi makan dan membantu orang tuna wisma lebih dari para pengklaim Kepausan lainnya dalam sejarah. Ia bahkan telah menyatakan Kapel Sistina sebagai properti orang tuna wisma, tidak peduli apa keyakinan agama mereka. Orang tuna wisma benar-benar pindah ke Vatikan untuk mendapat pertolongan dari Fransiskus.

Orang-orang non-Katolik yang percaya akan nubuat-nubuat St. Maleakhi, namun menolak Gereja Katolik Roma, hendaknya sungguh-sungguh merenungkan perkataan St. Maleakhi. St. Maleakhi merujuk kepada “Gereja Roma” – yang diakui semua orang sebagai Gereja Katolik Roma, dan ia menyebutnya sebagai “Kudus”.

Seandainya Gereja Katolik Roma adalah gereja sesat, akan menjadi mustahil bagi St. Maleakhi untuk menyebut Gereja itu “Kudus”. Dan hanya Allah yang mungkin telah dapat memberi St. Maleakhi kemampuan untuk membuat prediksi-prediksi tentang masa depan yang luar biasa akurat. Wawasan yang luar biasa tentang kejadian-kejadian masa depan tidak akan diberikan Allah kepada seorang penganut dan pemimpin agama sesat.

Suatu hal yang juga luar biasa menarik, adalah St. Maleakhi mendeskripsikan bahwa Roma dihancurkan pada akhir masa pemerintahan Fransiskus. Jika perkataan ini benar, prediksi ini berselaras secara sempurna dengan nubuat-nubuat dalam kitab Wahyu tentang bagaimana Babel, yaitu Roma, dihancurkan pada akhir zaman. Perkara-perkara ini dibahas dengan jauh lebih rinci dalam video kami yang berjudul Wahyu di Vatikan Sekarang. Video ini memuat informasi yang mengejutkan tentang bagaimana para pengklaim Kepausan yang terakhir sesuai dengan nubuat alkitabiah tentang akhir zaman.

Maka jika prediksi-prediksi St. Maleakhi benar, Anti-Paus Fransiskus akan menjadi pengklaim Kepausan terakhir dalam sejarah. Jadi, seandainya seribu tahun dari saat ini kita kembali meninjau daftar Paus dan Anti-Paus di dalam sejarah, Fransiskus akan terdaftar sebagai yang berada “pada akhir dunia”. Fransiskus telah dideskripsikan dalam berita-berita utama sebagai “Paus ujung dunia”, yang dalam bahasa-bahasa negara Barat juga dapat berarti bahwa ia berasal dari akhir dunia. Berikut beberapa contohnya, dalam bahasa Inggris: “from the end of the world”, dalam bahasa Spanyol “del fin del mundo”, dalam bahasa Prancis “de la fin du monde”, dalam bahasa Italia “della fine del mondo”. Semua perkataan ini dapat berarti bahwa ia berasal dari akhir dunia! Lokasi geografis negara asal Fransiskus yaitu Argentina juga terkadang disebut orang berada di “ujung dunia”, atau dalam bahasa-bahasa negara-negara Barat, di “akhir dunia”.

Fransiskus juga mungkin tanpa sepengetahuan dirinya menggenapi nubuat, sewaktu ia membuat pernyataan yang mengejutkan ini pada prakatanya kepada khalayak setelah pemilihannya sebagai Anti-Paus – yaitu pada saat sambutan pertamanya pada balkon Basilika St. Petrus.

Fransiskus berkata dalam bahasa Italia bahwa para “Kardinal” lainnya pergi menjemput dirinya alla fine del mondo, yang berarti sampai ke ujung dunia, atau yang dalam bahasa Italia juga dapat berarti sampai ke akhir dunia. Ia lalu menambahkan “Di sinilah kita berada sekarang”.

Bahasa Italia: Voi sapete che il dovere del Conclave era di dare un Vescovo a Roma. Sembra che i miei fratelli cardinali sono andati a prenderlo quasi alla fine del mondo. Ma siamo qui.

Bahasa Indonesia: Anda sekalian tahu, bahwa kewajiban Konklaf adalah untuk memberi seorang Uskup kepada Roma. Kelihatannya Saudara-Saudara saya para Kardinal telah pergi menjemput orang itu hampir sampai ke ujung dunia (akhir dunia). Namun di sinilah kita berada sekarang.

Catatan kaki

[1] 1913 Catholic Encyclopedia, “Prophecy” (“Nubuat”) hal. 476.

 

 

SHOW MORE



13:05
Viganò Berkata Fransiskus Adalah “Paus Non-Katolik” (Analisis)
3 tahun lalu
1:35
Fransiskus “Memberkati” Serikat Sipil Zina Mantan Presiden Kolombia
2 tahun lalu
6:13
Fransiskus Marah karena Orang Masuk Katolik
4 bulan lalu
31:30
Bukti untuk Sedevakantisme & bahwa Fransiskus Bukan Paus dari Teks Gerejawi
3 tahun lalu
13:57
Fransiskus Menyangkal Agama Kristen! – Dia Menyetujui “Semua Agama”
2 bulan lalu
2:39
Anti-Paus Fransiskus Berkata kepada Seorang Homoseksual bahwa Ia Diciptakan Seperti Itu
2 tahun lalu
4:49
Fransiskus Setujui “Pemberkatan” Sesama Jenis sebagai Tanggapan kepada Para “Kardinal”
1 tahun lalu
33:06
Apakah Alkitab Memprediksikan 70 Tahun Tanpa Seorang Paus?
2 tahun lalu
1:54
Padre Pio: “Setan” Akan “Datang Untuk Memimpin Suatu Gereja Palsu”
4 tahun lalu
2:16
Fransiskus tentang Amoris Laetitia: “Tidak Ada Interpretasi Lain” Selain “Komuni” bagi Pezina
2 tahun lalu
5:55
Waspadai “Gereja” Fransiskus yang Terpecah-belah
2 tahun lalu
31:49
Vatikan II Adalah Agama Baru (Bukti Visual)
3 tahun lalu
1:49:32
Wahyu di Vatikan Sekarang
2 tahun lalu
7:18
Fransiskus Berpartisipasi dalam Doa kepada Roh-Roh Jahat
2 tahun lalu
9:38
Fransiskus Beri Hari Pesta bagi Non-Katolik! – Bidah Terang-Terangan
4 bulan lalu