Leo XIV – Kenyataan Mengejutkan Ini Hampir Tidak Dibicarakan Seorang Pun
Juli 17, 2025
SUPPORT
Copy Link
https://endtimes.video/id/leo-xiv-bukan-paus/
Copy Embed
vatikankatolik.id - Saluran dalam Bahasa Indonesia

|

Tanggal 8 Mei 2025, Sekte Vatikan II memilih Robert Prevost sebagai Anti-Paus baru mereka. Nama yang dia ambil adalah Leo XIV. Dia tidak Katolik dan jelas bukan paus. Ini merupakan kepastian seperti yang akan dibuktikan video ini. Leo XIV adalah Anti-Paus non-Katolik lainnya dari Sekte Vatikan II, Kontra-Gereja akhir zaman yang sudah dinubuatkan. 

Seperti yang sudah kami tunjukkan sebelumnya, tidak seorang pun dari yang disebut-sebut para kardinal Sekte Vatikan II memenuhi syarat untuk terpilih sebagai paus, karena mereka semua adalah bidah notorius. Mereka semua menerima ajaran-ajaran bidah Vatikan II, ekumenisme sesat, dan masih banyak lagi. Orang-orang bidah bukan anggota Gereja Katolik. Dengan demikian, mereka dimustahilkan oleh hukum ilahi untuk menjabat sebagai Paus. Itulah ajaran Katolik. 

Robert Prevost (alias Anti-Paus Leo) tidak diragukan lagi seorang bidah notorius. Ini gampang dibuktikannya. Pertama-tama, coba pertimbangkan pendahulunya dalam “Gereja” Vatikan II, Anti-Paus Fransiskus, dan kemudian pertimbangkan bahwa Prevost bersekutu secara terbuka dengan Fransiskus dan secara publik sejalan dengannya. Sebagai kepala Dikasteri untuk para “Uskup ”, Prevost dulu mengawasi pemilihan sebagian besar “uskup” baru dalam Sekte Vatikan II. Artinya, Prevost dulu bekerja sama dengan Anti-Paus Fransiskus. 

Jika anda memahami prinsip-prinsip Katolik, anda tahu bahwa orang-orang yang mengaku bersekutu dengan para bidah notorius tak terpungkiri, seperti dengan kaum Arian, dengan Petrus Mongus (seorang Monifisit), dll. karena fakta itu sendiri dianggap sebagai kaum bidah dan bukan bagian dari Gereja Katolik. Ini sangat penting untuk dipahami bahkan sebelum masuk ke bukti spesifik yang cukup besar melawan Prevost, alias, Anti-Paus Leo. 

Misalnya, dalam mengutuk persekutuan dengan para bidah, Paus St. Gelasius (yang merujuk pada Akasius) mengajarkan hal berikut:

Paus St. Gelasius, Surat 10 (#4), 493 M; Thiel, Epistolae Romanorum Pontificum Genuinae, 1868, Vol. 1, hal. 343: “Sesuatu yang tidak hanya diperbolehkan untuk dilakukan oleh seorang prelat apostolik namun juga oleh setiap uskup adalah memisahkan setiap orang atau institusi apa pun dari persekutuan Katolik sesuai dengan putusan terhadap suatu bidah yang sudah dikutuk sebelumnya. Akasius tentu saja bukan pencipta kebaruan atau kesalahan janggal miliknya itu, sebab perlu ada dekret-dekret baru untuk menindaki Akasius, namun ia melibatkan diri dalam kejahatan orang lain melalui persekutuannya dengan orang itu.”

Perhatikan ya, hanya semata-mata mengakui persekutuan dengan seorang bidah notorius menjadikan orang itu bidah dan bersalah. Poin yang sama ini dinyatakan berulang kali oleh Paus Gelasius dalam surat-suratnya, karena itu adalah prinsip Katolik. Dalam Surat 27, Sri Paus berkata:

Paus St. Gelasius, Surat 27 (#3), 495 M:
“Tidak diragukan sedikit pun juga bahwa sama halnya dalam setiap bidah (suatu kenyataan yang perlu diulangi tanpa henti, karena tak ada orang Kristen yang ragu akan kekukuhannya), segala kaki tangan, pengikut serta mereka semua yang berada dalam persekutuan dengan penyimpangan yang telah dikutuk sekali untuk selama-lamanya, dihukum untuk mendapat nasib yang setimpal … hendaknya tidak seorang pun mengajukan alasan bahwa dirinya tidak bersekutu dengan seseorang atau orang lain yang mungkin lebih bidah secara nyata, kalau tidak, ia akan dipandang bersekutu dengan seorang bidah. Sebab apa faedahnya bagi dia, kalau dia tak bersekutu dengan si bidah, namun demikian tergabung dalam persekutuan dengan mereka yang tak memusuhi persekutuan dengan orang bidah itu? Namun seandainya ia tidak berada dalam persekutuan dengan satu pun dari mereka atau tidak berada dalam persekutuan macam apa pun [dengan para bidah semacam itu], ia akan berpihak pada persekutuan dan iman Katolik serta apostolik yang tulus. Sebaliknya, tiada jalan baginya untuk dapat menghindari wabah berlipat dari keterlibatan tanpa pandang bulu itu … Namun keterlibatan ini [dalam persekutuan dengan kaum bidah] dipandang oleh orang-orang Yunani, kalangan yang tidak memperbedakan antara benar dan salah, sebagai perkara gampang dan tak bercela, dan karena mereka ingin berada dalam persekutuan dengan semua orang terkutuk, mereka terbukti tidak tetap teguh dalam kelurusan apa pun.”

Apakah Fransiskus seorang bidah notorius? Ya, tak diragukan sedikit pun. Ia adalah salah seorang bidah paling terkenal dalam seluruh sejarah Gereja. Menyangkal perihal itu sama saja menghujat Tuhan. Berikut cuplikan pendek dari video kami sebelumnya yang dengan singkat merangkum bidah-bidah Fransiskus.

Fransiskus mengajarkan bahwa setiap agama adalah jalan untuk sampai pada Allah. 

[Fransiskus:]  Karena setiap agama adalah jalan untuk sampai pada Allah.  Hanya ada satu Allah dan kita masing-masing punya istilahnya suatu bahasa untuk sampai pada Allah. Sikh, Muslim, Hindu, Kristen, mereka jalan yang berbeda-beda.

Itu pada hakikatnya sendiri merupakan bukti bahwa Fransiskus adalah seorang pemurtad monumental, yang benar-benar jahat dan tidak Katolik. 

Namun Fransiskus mengajarkan begitu banyak bidah lainnya. Selain mempromosikan indiferentisme keagamaan mutlak secara berkala, ia berpartisipasi dalam ibadat non-Katolik dan pagan, termasuk dalam doa Buddhis, dalam doa kepada “lingkaran suci roh-roh”, dan lain sebagainya.  

Dia mendukung percabulan berat dan mengangkat para promotornya.  Fransiskus secara resmi menyetujui “pemberkatan” bagi yang disebut-sebut “pasangan” yang hidup dalam zina, percabulan dan sodomi.  Fransiskus tidak mengutuk para pendukung paling terbuka dari aborsi dan agenda “LGBT” namun sebaliknya, dia justru memberi mereka semangat. Dia mengutuk hukuman mati, secara eksplisit setuju dengan Martin Luther soal Pembenaran, dan mempromosikan modernisme dengan berbagai cara.  Kami bisa terus-terusan membahasnya, seperti pada video-video dan artikel-artikel kami. Ia mengajarkan bidah bahwa semua orang yang dibaptis berada di dalam Gereja Kristus. 

Pada banyak kesempatan, Fransiskus mengajarkan bahwa upaya meyakinkan orang akan iman adalah perbuatan tidak licit (tidak diizinkan), dan masih banyak lagi. Semuanya terdokumentasi. Ini semua adalah fakta, terlepas dari yang akan diklaim oleh para pendusta jahat tertentu, suatu perbuatan yang akan mendatangkan hukuman bagi mereka. Fransiskus tidak Katolik sedikit pun.

Prevost adalah kolaborator dekat dengan Anti-Paus Fransiskus yang Protestan dan bidah secara gamblang itu. Tidak hanya itu, Prevost tidak meninggalkan keraguan sedikit pun bahwa dirinya sejalan secara teologis dan spiritual dengan Anti-Paus Fransiskus si Protestan itu, karena Prevost memuji serta berterima kasih kepada Fransiskus dalam pidato pembukaannya setelah terpilih sebagai Anti-Paus.

Dalam pidato pembukaannya, ia menyatakan:

"Mari kita jaga di telinga kita, suara lemah namun selalu berani milik Paus Fransiskus, yang memberkati Roma ....”

Ia juga berkata:

“Terima kasih, Paus Fransiskus!”

Dalam pidatonya pada tanggal 10 Mei, dua hari setelah yang disebut-sebut pemilihannya, Prevost mengungkapkan dirinya sejalan dengan Fransiskus tidak kurang dari empat kali.

Coba saya berikan suatu analogi. Misalkan, ada seorang bidah terbuka yang menganut Arianisme. Orang itu mati dan digantikan oleh salah seorang rekan dekatnya. Pada pidato pembukaannya, orang baru itu menyuarakan bahwa dirinya mendukung dan bersekutu dengan pendahulunya yang juga seorang Arian. Apakah dia juga akan dianggap sebagai seorang bidah Arian?  Ya, tentu saja, dan umat Katolik berkewajiban untuk menolak orang itu. Bahkan, tidak ada orang Katolik yang punya otoritas untuk menganggap orang semacam itu Katolik. Prinsip ini juga berlaku kepada Prevost akibat persekutuannya dengan Fransiskus. Karena kesejalanan dan persekutuannya secara publik dengan Anti-Paus Fransiskus, seorang non-Katolik notorius, tanpa perlu mempertimbangkan apa saja yang dikatakan Prevost, dia terbukti seorang bidah notorius sama seperti Fransiskus dan tidak memenuhi syarat untuk menjabat Paus. Itulah poin kuncinya.

Jadi, ini benar-benar sederhana sekali. Kalau anda menganggap Fransiskus seorang bidah, maka anda harus menolak Prevost. Dan kalau anda tidak menganggap Fransiskus seorang bidah, ya ... anda pemurtad.

Prevost memberi penghormatan kepada makam Anti-Paus Fransiskus dan berdoa di makamnya. St. Thomas mengajarkan bahwa seandainya seseorang menghormati kubur Muhammad, orang itu akan dianggap sebagai pemurtad. Demikian juga, seseorang yang memberi penghormatan kepada kubur Anti-Paus Fransiskus atau berdoa di kuburnya, orang itu dianggap bidah. Namun Prevost sendiri telah mengajarkan banyak ajaran bidah, dan sama sekali tidak diragukan bahwa akan ada lebih banyak lagi yang dia promosikan seiring berjalannya waktu. Pemilihannya sebagai Anti-Paus didukung oleh pendukung “LGBT” terkenal, James Martin, yang menyebutnya brilian dan berkata bahwa dia bersukacita atas pemilihan tersebut.

[Martin:]  Halo semua, Jim Martin di sini dan saya sangat dikejutkan oleh berita pemilihan Paus Leo XIV, mantan Kardinal Prevost. Saya mengenal lebih banyak tentang dirinya pada sinode, dia ada di meja saya, dan saya tahu bahwa dia orang yang rendah hati, baik, sederhana, pendiam, pekerja keras, tegas dalam mengambil keputusan, tidak takut menyuarakan pendapatnya. Pilihan yang sangat bagus. Saya bersukacita atas seleksi Paus Leo XIV ini.

Sebagai Kepala Dikasteri untuk Para “Uskup ”, Prevost mengangkat Robert McElroy yang bereputasi buruk ke Washington, DC. Karena Prevost bersekutu dengan seorang pemurtad seperti itu, semakin terbukti bahwa mereka berada dalam Gereja palsu. Sebelum terpilih Anti-Paus, Prevost menentang hukuman mati, mempos ulang berbagai macam hal yang mewujudkan indiferentisme keagamaan, dan masih banyak lagi.

Dalam pidatonya pada 10 Mei (salah satu pidato pertamanya sebagai Anti-Paus), Prevost mendukung dokumen bidah notorius, bernama Evangelii Gaudium, yang diterbitkan oleh Anti-Paus Fransiskus pada tahun 2013. Prevost menyebutnya cakap.

[Leo:]  Komitmen tersebut dituangkan oleh Paus Fransiskus dengan cakap dan konkret dalam Seruan Apostolik Evangelii Gaudium ....

Dokumen sesat Evangelii Gaudium itu mengajarkan bidah bahwa orang-orang yang hidup sebagai non-Kristiani bisa dibenarkan oleh rahmat Allah. Itu secara terang-terangan sesat dan bertentangan dengan definisi dogmatis yang disampaikan Gereja: yaitu, bahwa hanya mereka yang memiliki iman Kristen/Katoliklah yang dapat dibenarkan. Dokumen itu juga mengajarkan bidah bahwa orang-orang Yahudi memiliki perjanjian yang sah dengan Allah, dan menyalahgunakan Kitab Suci untuk mengajarkan doktrin sesat itu. 

Maka dari itu, dalam beberapa hari pertamanya, Prevost mempromosikan bidah-bidah notorius yang sudah dikutuk oleh para Paus sejati. Berikut contoh lain bagaimana Prevost hanya melanjutkan Kemurtadan Vatikan II. Ini ditemukan dalam Pesan Vatikan kepada umat Buddha tertanggal 12 Mei, beberapa hari setelah Prevost "terpilih".

Komite Dialog Antaragama (yang sekarang beroperasi di bawah Prevost) mengirim pesan yang benar-benar buruk dan satanik, seperti biasanya, untuk memperingati hari raya Waisak Buddhis dan menyemangati orang-orang pagan dalam agama sesat mereka yang tidak menghantar pada keselamatan, melainkan kebinasaan.

“Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami dengan senang hati menyampaikan salam hangat dan harapan baik atas perayaan Waisak yang penuh sukacita ini. Perayaan suci ini ... Selamat Hari Raya Waisak. Kami berharap Anda merayakan Waisak dengan penuh berkat dan buah-buah kedamaian dan kebahagiaan! Semangat ini tumbuh lebih dalam saat kita berusaha merangkul budaya dialog sebagai jalan ke depan ...  Dengan refleksi penuh doa ini ....”

Pesan itu setara mendukung agama Buddha, dan didasari Vatikan II. Itu adalah perwujudan indiferentisme agama. Prevost mengizinkannya dan juga bersekutu dengannya.

Yang disebut-sebut Misa pertama Prevost adalah Misa palsu Novus Ordo yang menampilkan dua orang lektor perempuan. Itu adalah bukti bahwa Prevost bahkan tidak tradisional secara liturgis. Namun seandainya pun dia tradisional secara liturgis, itu tidak akan mengubah fakta bahwa dalam perkara doktrin, dia seorang bidah notorius. 

Memang benar, di tanggal 8 Mei – hari dia dipilih oleh Kontra-Gereja Vatikan II, Prevost mengirim surat kepada Komite Yahudi Amerika, meyakinkan mereka bahwa dia akan bekerja sama dengan mereka dalam “semangat” Vatikan II dan Nostra Aetate. Nostra Aetate tidak hanya memuat bidah, namun juga telah menjadi fondasi langsung untuk pernyataan serta perbuatan tak terhitung yang bidah dan penuh dosa yang dilakukan oleh para anggota Sekte Vatikan II, termasuk perbuatan-perbuatan dosa berat di tempat-tempat “ibadah” mereka. Surat Prevost tentang hal ini merupakan bukti lebih lanjut bahwa dia tidak Katolik.

Di tahun 2023, Prevost juga menegaskan bahwa dia setuju dengan Fransiskus yang "terbuka dan ramah" kepada orang-orang dengan apa pun gaya hidup, pakaian, dan lain-lainnya. Itu termasuk memberkati yang disebut-sebut “pasangan” yang terlibat dalam percabulan, sodomi, dll. Dengan demikian semakin terbukti bahwa Prevost adalah seorang pemurtad pro-“LGBT”.

Prevost menganggap Anti-Paus Paulus VI dan Yohanes Paulus II sebagai santo, kendati kedua-duanya secara terbuka bidah dan mempromosikan indiferentisme agama serta ekumenisme sesat. 

Pada pidatonya di 10 Mei, ia menegaskan “komitmen penuh”-nya terhadap jalan yang telah ditempuh Sekte Vatikan II sejak Vatikan II. Termasuk dalam jalan itu, adalah partisipasi bidah terbuka dan berkala dalam acara-acara ekumenis yang telah dikutuk oleh ajaran Katolik, serta deklarasi-deklarasi bersama dengan sekte-sekte bidah. Komitmen Prevost terhadap Vatikan II semakin membuktikan bahwa dia seorang Protestan, karena Vatikan II mengajarkan bidah bahwa kaum Protestan yang menolak Kepausan berada di dalam Tubuh Kristus; bahwa orang diizinkan berpartisipasi dalam ibadah Protestan; bahwa kaum Protestan boleh menerima Komuni Kudus; bahwa sekte-sekte Protestan yang menolak Kepausan memiliki orang-orang kudus dan martir; bahwa sekte-sekte Protestan adalah sarana keselamatan; bahwa ibadah Protestan merupakan bukti bahwa mereka dianggap dibenarkan oleh rahmat; dan masih banyak lagi. Ajaran-ajaran bidah itu dikutuk oleh ajaran Katolik dan merupakan teologi yang mengerikan.

Selain merupakan seorang bidah notorius, Prevost juga bukan imam yang valid, karena dia “ditahbiskan” dalam ritus baru tidak valid yang dipermaklumkan oleh Anti-Paus Paulus VI. Itu juga menunjukkan bahwa dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi raja monarki imamat Negara Kota Vatikan. Harap tonton video kami sebelumnya tentang Kematian Fransiskus yang membahas alasan hal itu relevan dan disertai ringkasan sangat penting tentang bagaimana situasi saat ini di Roma sudah dinubuatkan. Ini juga membantah argumen manusia jerami dan kebohongan yang dipromosikan orang-orang tentang pandangan kami soal hal-hal tersebut.

Orang-orang juga bertanya bagaimana Takhta Petrus bisa kosong dalam jangka waktu selama ini, dan bagaimana mungkin bisa ada Paus lain. Pertanyaan-pertanyaan itu dijawab dengan kuat dalam video kami yang berjudul: Apakah Alkitab Memprediksikan 70 Tahun Tanpa Seorang Paus?  Kekosongan selama puluhan tahun di Takhta Santo Petrus tidak menentang ajaran Katolik.

Memang benar, sama halnya ada kekosongan sangat panjang di Takhta Daud sebelum kedatangan pertama Kristus (meski Takhta Daud mempertahankan keabadiannya dan janji-janji yang melekat padanya), ada kekosongan panjang di Takhta Santo Petrus sekarang sebelum Kedatangan Kedua Kristus. Sekte Vatikan II adalah Pelacur Babel yang sudah dinubuatkan, Kontra-Gereja akhir zaman, seperti yang ditunjukkan oleh video-video kami. Itu petunjuk lebih lanjut bahwa yang kita hadapi adalah pembuangan Babel, masa Kontra-Gereja ini mengendalikan struktur fisik Gereja selama beberapa dekade.

Kalau anda mematuhi Prevost, anda mematuhi Kontra-Gereja non-Katolik, bukan Gereja Katolik.

Maka, ini benar-benar sederhana: apakah posisi anda ditentukan berdasarkan iman Katolik ataukah berdasarkan bangunan dan penampilan luar? Itulah duduk perkaranya. Jika anda benar-benar percaya iman Katolik dan mengakui iman tersebut, anda tahu bahwa Prevost itu bidah, pemimpin sekte non-Katolik dan harus ditolak. 

Namun, jika faktor penentunya bagi anda adalah siapa yang menduduki Vatikan dan berapa banyak orang yang mengira dia paus, lantas anda juga akan menerimanya, diperdayai dan dikutuk karena menyangkal iman Katolik. Itulah perbedaannya, dan itulah ujian hari-hari terakhir. Patuhkah anda kepada iman sejati Gereja Katolik (yang didefinisikan oleh para paus dan konsili sepanjang sejarah) atau apakah anda mengikut penampilan luar, bangunan dan angka-angka – meskipun Sekte yang memiliki bangunan dan angka-angka itu bidah secara terbuka?

Ya, ada banyak orang yang berpikir bahwa Prevost, si non-Katolik itu adalah paus, dan mereka semua teperdaya. Mereka berada di jalan yang salah, sama seperti banyak orang bodoh berada di Neraka.

Selanjutnya. karena Fransiskus sebegitu terbukanya non-Katolik, sama sekali tidak ada alasan bagi orang-orang yang melihat beberapa bukti yang melawan Fransiskus, untuk tidak menolaknya sebagai bidah dan non-Katolik.  Tidak ada yang lebih sesat daripada ajarannya bahwa setiap agama adalah jalan untuk sampai pada Allah. Dan fakta ini sendiri membuat banyak orang bersalah, karena mereka tidak menolak Fransiskus setelah dia menyampaikan ajaran tersebut. Orang-orang yang tidak mengutuk Fransiskus adalah penipu yang menyangkal iman Katolik dan mereka dikutuk oleh Allah. 

Namun, Prevost secara terbuka melanjutkan jalan yang ditempuh Fransiskus. Dia secara publik bersekutu dengan Fransiskus, seperti yang sudah kami tunjukkan. Dengan demikian, semua komentator yang telah menerima Prevost sebagai "paus" langsung sejak awal, membuktikan bahwa mereka berada dalam Sekte non-Katolik, sekte yang sama yang dulu dipimpin Fransiskus, dan mereka membimbing sejumlah besar orang ke dalam bidah dan Neraka. Mereka adalah penipu dan guru palsu yang sama sekali tidak punya iman adikodrati. Mereka yang mengikut Prevost berada dalam Sekte Protestan besar yang telah menguasai Vatikan. Mereka tidak berada dalam Gereja Katolik.

Romo Wilhelmus Hessels van Est (1542 -1613), In Omnes Canonicas Apostolorum Epistolas, Tomus II, ed. 1859, hal. 607: “Di sini tidak diragukan bahwa ia memahami pemisahan umum (generale dissidium) sebagai pembelotan umum dari Gereja Katolik, seperti yang sudah kami katakan. Kata-kata Kristus sendiri yang berbicara dalam Injil Lukas (18:8) konsisten dengan pernyataan-pernyataan ini: ‘Tetapi ketika Putra Manusia datang, apakah engkau mengira Ia akan menemukan iman di bumi?'  Seolah-olah Ia sedang berkata bahwa diri-Nya nyaris tidak akan menemukan satu pun akibat kemurtadan yang datang sebelumnya.”

Allah telah membiarkan bangunan-bangunan itu diambil alih oleh para Anti-Paus dan Kontra-Gereja, dengan Gereja sejati susut menjadi sisa yang terdiri dari orang-orang yang benar-benar peduli iman Katolik dan mematuhinya. 

Yosef Knabenbauer, SJ (1896), Commentarius in quatuor S. Evangelia: Evangelium secundum Lucam, hal. 498: “‘Namun ketika Putra Manusia datang, apakah kau kira Dia akan menemukan iman di bumi?’ [Lukas 18:8] St. Sirilus sudah memberi peringatan kepada kita, bahwa pertanyaan retorika [dari Yesus] ini merupakan petunjuk bahwa mereka [yakni, orang-orang yang beriman] akan sangat amat sedikit jumlahnya.”

St. Beda Venerabilis, Tentang Lukas 18:8:
"Ketika Sang Pencipta Yang Mahakuasa muncul dalam wujud Putra manusia, akan sebegitu langkanya umat pilihan, sehingga yang lebih mempercepat kejatuhan dunia bukanlah jeritan umat beriman, namun ketidakacuhan orang-orang lainnya.”

Sekte Vatikan II bukan Gereja Katolik, namun merupakan Kontra-Gereja akhir zaman yang sudah dinubuatkan, dan Allah telah membiarkan situasi ini terjadi di Roma sebagai hukuman atas dosa-dosa manusia, serupa dengan yang dibiarkan-Nya terjadi pada Kota Suci dalam Perjanjian Lama sebagai hukuman. Untuk menganut iman Katolik sejati dan diselamatkan, orang harus menganut iman Katolik tradisional, seperti yang dijelaskan materi kami.

SHOW MORE



35:07
Kematian Fransiskus, Hilangnya Iman & Gambaran Besarnya
3 minggu lalu
1:20
Anti-Paus Fransiskus Mengajarkan bahwa Orang Ateis Dapat Masuk Surga
3 tahun lalu
35:32
Pesan Bernubuat yang Menentang “Pemberkatan” Sesama Jenis Fransiskus
1 tahun lalu
5:55
Waspadai “Gereja” Fransiskus yang Terpecah-belah
3 tahun lalu
22:32
Mengapa Fransiskus Tidak Boleh Dianggap Paus
4 tahun lalu
30:06
Babel Sudah Jatuh, Sudah Jatuh!!
4 tahun lalu
4:49
Fransiskus Setujui “Pemberkatan” Sesama Jenis sebagai Tanggapan kepada Para “Kardinal”
2 tahun lalu
31:49
Vatikan II Adalah Agama Baru (Bukti Visual)
3 tahun lalu
1:54
Padre Pio: “Setan” Akan “Datang Untuk Memimpin Suatu Gereja Palsu”
5 tahun lalu
29:23
Benediktus XVI:  Paus Sejatikah Dia?
2 tahun lalu
58:45
Mengapa Fransiskus Tidak Mungkin Paus – Menerima Fransiskus = Murtad
12 bulan lalu
31:30
Bukti untuk Sedevakantisme & bahwa Fransiskus Bukan Paus dari Teks Gerejawi
3 tahun lalu
21:23
Teks Latin Dekret Kepausan Penyintas Tertua Menolak “Pembaptisan Keinginan”
2 tahun lalu
12:50
Apakah Gereja Katolik Mengutuk Semua Orang yang Disunat?
4 tahun lalu
8:06
Bidah Vatikan II tentang Komuni Antaragama
3 tahun lalu