Bunda Maria dari Guadalupe Meremukkan Ular Meksiko
Desember 10, 2025
SUPPORT
Copy Link
https://endtimes.video/id/bunda-maria-dari-guadalupe-meremukkan-ular-meksiko/
Copy Embed
vatikankatolik.id - Saluran dalam Bahasa Indonesia

| |

Saya ingin membahas sebuah buku berjudul "Our Lady of Guadalupe and the Conquest of Darkness" (Bunda Maria dari Guadalupe dan Penaklukan Kegelapan). Penerbitnya adalah Christendom Press dan pengarangnya Warren H. Carroll. 

Buku ini mengisahkan cerita luar biasa tentang penaklukan rohaniah dan jasmaniah atas kekaisaran Aztek di Meksiko. Saya tentu saja tidak bisa mendukung semua perkataan Warren H. Carroll dalam buku-bukunya. Tetapi, menurut saya, buku ini salah satu buku terbaik yang pernah saya baca dan sebetulnya cukup singkat. 

Sebagian besar buku ini membahas periode sebelum penampakan Bunda Maria dari Guadalupe pada tahun 1531, dan bagaimana Hernán Cortés serta rekan-rekan conquistador (penakluk) asal Spanyolnya menggulingkan kekaisaran Aztek. Yang menarik sekali dari kisah ini bukan hanya membaca tentang rintangan-rintangan yang berhasil mereka atasi dalam menggulingkan kekaisaran Aztek -- tetapi juga tentang budaya setan yang mengakar dalam pemujaan bangsa tersebut.

Kekaisaran Aztek mungkin memiliki budaya paling jahat dalam sejarah umat manusia. Seperti ditunjukkan oleh Carroll di halaman 8 buku ini:

“Banyak bangsa primitif kadang-kadang telah mempraktikkan tumbal manusia dan beberapa dari mereka telah mempraktikkan kanibalisme. Tidak ada yang pernah melakukannya dengan skala yang sedikit pun juga mendekati bangsa Aztek.”

Yang sangat menarik juga adalah ular merupakan simbol yang digunakan di seluruh kekaisaran Aztek dan dalam setiap aspek pemujaan resmi mereka. Pusat candi utama mereka, tempat mereka mengadakan tumbal manusia paling rumit dan masif yang bisa dibayangkan, dikelilingi dengan dinding yang disebut “dinding ular”. 

Saat para pendeta Aztek sedang merobek jantung dari korban ketika korban mereka ditumbalkan, para ajudan mereka memainkan gendang yang terbuat dari kulit ular dan mengeluarkan suara-suara dari gendang itu. Suara ini bisa didengar di latar belakangnya ketika orang-orang sedang ditumbalkan dan dibawa masuk candi untuk menjadi tumbal. Candi-candi mereka diliputi gambar-gambar ular. Salah satu berhala utama mereka punya banyak sosok seperti iblis di dekat badannya, dengan ekor-ekornya yang berbentuk seperti ular. 

Yang menarik juga, dan ini sudah kami tunjukkan di situs internet kami, berhala-berhala sesembahan Aztek itu mengerikan. Rupa mereka seperti monster dan sangat menyeramkan bagi setiap orang normal. Banyak dari mereka digambarkan sedang melakukan tindak-tindak sodomi satu sama lain. Dan ini merupakan indikasi dan bukti lain bahwa homoseksualitas muncul dari kerasukan setan, seperti yang diajarkan oleh kitab Roma bab 1.

Salah satu tempat terpenting yang digunakan kaisar Aztek disebut “rumah ular” - dan masih ada banyak lagi yang bisa saya dedahkan. Alasan saya menyebutkan perkara tentang ular ini adalah ini juga yang kita lihat di agama-agama pagan Timur. Bisa dilihat bahwa ular berkelindan dengan agama-agama sesat mereka. 

Dan fakta ini sangat penting karena kita tahu dari kitab Kejadian bahwa pemberontakan mula-mula melawan Allah dihasut oleh "ular", ular yang melambangkan Iblis. Fakta bahwa semua budaya ini sebegitu resminya menggunakan ular adalah representasi jasmaniah bahwa mereka benar-benar pengikut Setan dan seutuh-utuhnya milik Iblis - dan kembali mengarahkan kita kepada kebenaran di 1 Korintus 10:20 dan Mazmur 95:5 bahwa ilah-ilah sesembahan agama-agama sesat ini adalah setan

Dua menara di dekat candi utama mereka dibangun dari mortar dan tengkorak-tengkorak manusia. Dinding, bangku dan tangganya terbuat dari tengkorak. Hanya berdasarkan tengkorak yang dilihat orang Spanyol di dekat candinya, mereka bisa menghitung bahwa setidak-tidaknya ada ratusan ribu tengkorak - dan ini baru dalam jumlah yang mereka lihat saja. Setiap kotanya memiliki daerah perkotaan besar dan sebuah candi tempat mereka akan mengadakan tumbal manusia ini.

Mulai halaman 8 dari bukunya, Carroll menjelaskan cara kerjanya. Ujarnya:

“Setiap kota Aztek dan daerah perkotaan besarnya memiliki alun-alun pusat; dari situlah menjulang sebuah candi tinggi berbentuk piramida ... Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, di candi demi candi, para korban tumbalnya menyusuri jalan menuju undak-undakan ... dan ada yang terbaring ke belakang di atas lempengan cembung besar dari batu yang dipoles ... Terangkatlah sebilah pisau besar dengan mata pisau dari kaca vulkanik hitam pekat yang kemudian jatuh, membelek korban sehingga badannya terbuka. Jantungnya dicabut saat masih berdetak dan diangkat agar dilihat semua orang, sementara jasadnya yang rusak ditendang ke tepian panggung candi tempat jasad itu membal dan merayap meliuk-liuk menjijikkan menuruni undak-undakan sampai jarak seratus kaki di bawah.”

Jadi, kota-kota dan candinya sendiri dibangun sedemikian rupa sehingga semua orang lain bisa benar-benar melihat peristiwa yang sedang terjadi. Mereka bisa melihat deretan-deretan orang yang diantar masuk candi untuk ditumbalkan. Mereka bisa melihat orang-orang itu dikorbankan dengan jantung dicabut saat masih berdetak. Mereka bisa melihat orang-orang itu ditendang ke tepian panggung dan membal ke arah bawah. 

Adegan itu bertujuan mengintimidasi dan menciptakan rasa ngeri. Sungguh benar-benar kerajaan Setan dan juga kerajaan maut. Bahkan, Carroll menceritakan kisah peresmian candi Aztek baru yang berlangsung di tahun 1487 -- 80 ribu orang lebih dibunuh selama empat hari empat malam. Mereka terus-menerus membunuh begitu banyak orang sehingga harus menggunakan para pendeta berkelompok yang akan menggantikan para pendeta yang sudah lelah dengan pembantaiannya - maksudnya lelah itu adalah mereka kecapaian secara fasik.

Pada halaman 10, Carroll mengutip penulis lain yang menggambarkan peristiwa itu:

“ ... para legiuner menyiapkan para korban, yang kemudian ditempatkan dalam satu barisan rapat menyusuri undak-undakan piramida besar, melalui kota, melewati jalan setapak dan sejauh mata memandang. Bagi orang biasa yang menonton dari atap rumah, akan tampak seperti para korban membentang dalam antrean-antrean yang mencapai ujung-ujung bumi ... rentangan antrean-antrean para korbannya sampai bermil-mil ... ribuan manusia terperangkap berkeliaran seperti ternak, menanti giliran mereka di antrean yang akan segera bergerak. Sekonyong-konyong, para raja yang berpakaian cemerlang muncul di panggung dan keheningan pun menyelimuti kota. Bersama-sama mereka mendekati kapel Huitzilopochtli dan menghaturkan hormat takzim. Saat para raja itu berbalik untuk bergabung dengan para ajudan mereka di keempat lempengan, gendang kulit ular besar mulai bergemuruh, mengumumkan bahwa antrean-antreannya sekarang boleh mulai bergerak.”

Ada sejumlah alasan periode sejarah manusia ini benar-benar menakjubkan. Tidak hanya terjadi benturan antara dua peradaban asing, dan pada kenyataannya, benturan antara dua dunia yang benar-benar asing karena Dunia Baru baru saja ditemukan; orang-orang Indian di benua Amerika (hampir semua orang-orang Indian itu) belum pernah melihat atau mendengar tentang orang Eropa.  Beberapa orang Indian Amerika itu percaya bahwa orang Eropa sebenarnya berasal dari dunia lain dan bahkan adalah dewa. Orang-orang Eropa menemukan Dunia Baru ini dengan keindahan alamnya, bentangan-bentangannya serta harta karunnya yang luar biasa. Tetapi pada saat itu juga, orang-orang Eropa berjumpa dengan bangsa ini, bangsa yang tampaknya nyaris berasal dari alam bawah karena mereka benar-benar dikendalikan oleh Iblis. 

Ini pastinya merupakan pengalaman luar biasa bagi orang-orang Kristen Katolik dari Spanyol, yang, meskipun tidak semuanya dari mereka memiliki standar moral tertinggi, banyak dari mereka memang percaya pada kebenaran Kristus dan menerima kebenaran bahwa orang-orang yang berada di luar Kristus berada dalam kegelapan.

Pasti luar biasa sekali bagi orang-orang Spanyol untuk berjumpa dengan bangsa ini, bangsa yang dengan begitu jelasnya menegaskan kebenaran itu dan yang hidup di seluruh kerajaan yang berbakti kepada pemerintahan Iblis. Sangat menarik juga, bahwa pada beberapa pertempuran utamanya, para conquistador berjuang untuk dapat menguasai candi milik iblis dan menguasai daerah berlokasinya tempat pemujaan dewa-iblis utama bangsa Aztek. Para conquistador itu kemudian berhasil menumbangkan gambar dewa-Iblis Aztek dan mereka harus bertempur sambil menaiki undak-undakan candi. Orang-orang yang di luar betul-betul bisa melihat terjadinya pertempuran ini antara umat Katolik dengan bangsa Aztek pemuja setan. Dengan demikian, terjadilah pertempuran jasmaniah yang bertujuan mengambil kendali atas candi - dan ini melambangkan pertempuran rohaniah antara Kristus dengan penyihir burung kolibri, nama dewa Iblis bangsa Aztek.

Warren Carroll, pengarang buku ini, benar-benar memberi penjelasan bagus sekali tentang berkelindannya kedua realitas ini. Saya percaya bahwa besar kejahatan di kekaisaran Aztek merupakan salah satu alasan mukjizat Guadalupe begitu luar biasa, dan gambarnya begitu menakjubkan dan ajaib. Mukjizat Guadalupe seolah-olah bertujuan menjadi obat penawar bagi kejahatan begitu besarnya yang ada di negeri ini sebelum penampakan Bunda Maria. Tetapi seluruh penaklukan jasmaniah yang dilakukan oleh para conquistador ini - yang jelas-jelas terlibat dalam mengambil alih kekaisaran jahat itu secara rohaniah - diperlukan sebelum terjadinya penampakan Bunda Maria.

Ada juga kutipan menarik dalam buku berjudul "Cortés" oleh Richard Lee Marks, seorang sejarawan, ketika dia berbicara tentang salah satu pertempuran yang dihadapi Cortés di negeri-negeri menjelang Meksiko, sebelum Cortés tiba di sana. Soal para conquistador yang sedang menggunakan kuda mereka untuk membunuh banyak orang Indian, sejarawan ini berkata:

“Orang Indian yang berbangga diri sebagai pelari cepat patah semangat ketika pelari-pelari tercepat mereka disusul oleh kuda dan ditombak. Dikejutkan dan ditulikan oleh senapan-senapan orang Spanyol, orang Indian menjadi panik menghadapi binatang-binatang aneh itu. Mereka sebelumnya tidak pernah melihat kuda, dengan ataupun tanpa orang di atasnya. Dan mereka mengira bahwa setiap kuda dan penunggangnya adalah satu makhluk saja. Semacam naga kentaur yang dilepaskan untuk menghancurkan mereka.”

 

 

SHOW MORE