vatikankatolik.id - Saluran dalam Bahasa Indonesia | |
Anti-Paus Fransiskus - Mengapa Ia Bukan Paus | Gereja Vatikan II Tidak Katolik Bruder Peter Dimond Di dalam pesannya kepada orang-orang non-Katolik, pada tanggal 4 November 2015, Fransiskus mengumumkan secara resmi bahwa semua orang yang telah dibaptis adalah anggota-anggota dari Tubuh Kristus. Pesan itu adalah suatu bidah raksasa, yang menyangkal segenap sejarah ajaran Katolik tentang dampak-dampak bidah dan skisma.
Pesan Fransiskus itu menyangkal apa yang telah senantiasa diajarkan oleh Gereja Katolik tentang Gereja, dan menolak ajaran dogmatis Konsili Vatikan I tentang Kepausan sebagai pokok kesatuan dalam Tubuh Kristus.
Pesan Fransiskus itu juga menyangkal dogma bahwa siapa pun yang menolak Kepausan, atau menolak ajaran Katolik, orang semacam itu terdepak keluar dari Tubuh Kristus.
Pesan Fransiskus itu secara harfiah menyangkal lusinan pernyataan Magisterium. Memang benar, di dalam surat ensiklik Amantissimus, Paus Pius IX menunjukkan bahwa terdapat bukti-bukti yang hampir tidak terhitung jumlahnya untuk ajaran dogmatis Gereja bahwa seseorang harus menerima Kepausan untuk berada dalam Gereja Kristus, suatu dogma yang disangkal secara terbuka oleh Fransiskus.
Di samping itu, bidah yang amat besar tentang Gereja ini, yang telah sering kali diajarkan oleh Anti-Paus Fransiskus, juga diajarkan di dalam Vatikan II sendiri. Tontonlah video kami Bidah Protestan Vatikan II. Para Anti-Paus Vatikan II lainnya telah sering kali mengulangi bidah ini, yang termuat dalam pernyataan-pernyataan otoritatif yang tertinggi dari sekte Vatikan II. Jadi, bidah raksasa tentang Gereja Kristus ini, bahwa semua orang yang telah dibaptis dianggap sebagai anggota Gereja Kristus, bukan hanya membuktikan sekali lagi bahwa Fransiskus adalah seorang bidah manifes dan seorang Anti-Paus, tetapi juga membuktikan secara pasti bahwa persekutuan atau lembaga Fransiskus bukanlah Gereja Katolik. Kita mengetahui hal itu sebagai suatu fakta. Sebaliknya, lembaga Fransiskus adalah suatu sekte non-Katolik, dan orang-orang Katolik tidak dapat mengaku bersekutu dengan lembaga tersebut. Sebab pertimbangkanlah, bahwa salah satu tanda yang esensial milik Gereja adalah keesaan, atau kesatuan Gereja.
Dalam kata lain, salah satu cara anda dapat mengenali Gereja yang sejati adalah jika anda melihat suatu badan yang kompak, suatu badan yang satu dalam Iman.
Tetapi Fransiskus, yang adalah pemimpin “Gereja” Vatikan II, secara terbuka dan secara resmi mengumumkan bahwa tanda dan ciri khas milik lembaganya adalah perpecahan dan tiadanya kesatuan. Ia mengajarkan bahwa setiap orang yang telah dibaptis tergolong bagian dari lembaganya yang disebut-sebut Gereja. Ia secara resmi mengumumkan adanya kesatuan antara lembaganya dengan khalayak Protestan yang sama sekali anti-Katolik. Orang-orang semacam itu menolak dan bahkan membenci dogma-dogma Katolik. Termasuk dalam apa yang disebut-sebut sebagai Gerejanya adalah orang-orang yang tidak setuju satu sama lain dalam perkara-perkara yang mendasar dari agama Kristiani. Lembaga yang disebut-sebut sebagai “Gereja” milik Fransiskus secara mendasar terpecah-belah atau tidak memiliki kesatuan, dan tiadanya kesatuan di dalam lembaga itu diumumkan secara resmi sepenuhnya dari puncak sampai kaki lembaga itu oleh pria yang disebut-sebut sebagai pemimpinnya. Perpecahan dan tiadanya kesatuan ini, yang merupakan ciri dari sekte Vatikan II, juga terwujud di dalam setiap paroki dan dioses sekte tersebut, di mana seseorang dapat menemukan adanya gerombolan orang yang secara terbuka menyimpang dari ajaran Gereja Katolik. Maka dari itu, persekutuan Fransiskus tidak mungkin adalah Gereja Kristus, yaitu Gereja Katolik, dan siapa pun yang membela persekutuan Fransiskus tidak membela Gereja Kristus, yakni Gereja Katolik, melainkan suatu sekte yang palsu non-Katolik. Lembaga yang sebenarnya dibela oleh orang semacam itu adalah Kontra-Gereja akhir zaman yang telah dinubuatkan, sang Pelacur Babel.
Jadi, orang-orang yang bersikeras mengakui Fransiskus sebagai Paus mengaku bersekutu dengan seorang bidah dan pemurtad terbuka, yang mengajarkan suatu agama sesat, dan dengan demikian mereka menyangkal ajaran Katolik bahwa hanya orang-orang yang mengakui iman sejatilah yang dapat dianggap sebagai anggota-anggota Gereja, dan mereka juga menyangkal ajaran Katolik bahwa semua orang yang menyimpang dari ajaran Katolik harus dianggap berada di luar Gereja, tetapi mereka juga mengaku bersekutu dengan suatu sekte non-Katolik yang tidak memiliki kesatuan; kesatuan yang adalah tanda yang khas milik Gereja.
Dan kita dapat melihat kontras yang jelas dengan orang-orang Katolik sejati di zaman kita, yang menolak sekte Vatikan II dan berpegang kepada semua ajaran Gereja, termasuk ajaran tentang keselamatan dan Pembaptisan. Walaupun kami ini adalah suatu sisa pada masa Kemurtadan Besar yang telah dinubuatkan ini, kami menemukan adanya kesatuan supernatural milik Gereja Katolik. Kami menemukan adanya ketaatan yang setia dan ketat terhadap ajaran dogmatis Gereja, dan penolakan terhadap persekutuan dengan orang-orang yang tidak mengakui iman sejati atau yang menyimpang dari ajaran Magisterium. |
Waspadai “Gereja” Fransiskus yang Terpecah-belah
SHOW MORE
Latest News
"Cardinal" says sodomitic acts can be considered to be "Eucharistic" - New "Cardinals" are pro-"LGBT"
"Cardinal Radcliffe defends controversial 2013 text on homosexual acts"
Ohio Senate Passes Bill Aimed At Outlawing Criticism Of Israel, Criminalizing The Gospel - video
"Congress showed solidarity with the Jewish people by lighting a menorah to commemorate Hanukkah" - video
"Pro-LGBT creator of Jubilee mascot 'Luce' unveils nativity scene for Vatican exhibition"