vatikankatolik.id - Saluran dalam Bahasa Indonesia | |
Anti-Paus Fransiskus - Mengapa Ia Bukan Paus | Di Mana Gereja Katolik Berada? | Gereja Vatikan II Tidak Katolik | Iman & Doktrin | Video-Video Penting Bruder Peter Dimond, OSB Tanggal 13 Oktober 2016, Anti-Paus Fransiskus berbicara di hadapan sebuah kelompok yang terdiri dari orang-orang Lutheran dan orang-orang yang mengaku diri Katolik. Dalam pidatonya, ia mengucapkan suatu bidah lain yang mencengangkan. Fransiskus kembali mengutuk proselitisme, seperti yang sudah sering dilakukannya. Proselitisme adalah upaya membuat orang lain berkonversi; dalam bahasa Indonesia terkadang dibandingkan dengan istilah Misi atau dakwah. Fransiskus dilaporkan berkata:
Laporan berita ini menangkap dengan tepat intisari perkataan Fransiskus. Namun, terjemahan harfiah perkataannya dari bahasa Italia, menunjukkan bahwa pernyataannya itu memang sama buruk dengan yang dilaporkan, atau bahkan lebih buruk lagi. Secara harfiah, Fransiskus berkata demikian:
Jadi, menurut si bidah notorius Anti-Paus Fransiskus, mencoba meyakinkan orang akan iman anda adalah perbuatan tidak licit (tidak diizinkan) dan juga merupakan bisa (racun). Ini sederhananya mengutuk Yesus Kristus dan Iman Katolik. Dalam Amanat Agung, yang tercatat pada Matius 28 dan Markus 16, Yesus berfirman kepada para Rasul agar mereka mengajar dan menjadikan semua bangsa murid-Nya – maksud-Nya, meyakinkan semua orang akan Injil dan agama Kristen sejati – dan bahwa mereka yang tidak percaya akan dihukum.
Fransiskus menyatakan bahwa perbuatan itu tidak licit (tidak diizinkan). Bahkan, yang sangat menarik, Fransiskus membuat pernyataan tersebut untuk menanggapi seorang anak perempuan yang berkata bahwa kebanyakan penduduk setempat tidak tergolong dalam denominasi “Kristen” mana pun.
Anak perempuan itu bertanya kepada Fransiskus bagaimana cara meyakinkan para kenalannya tentang yang dianggapnya sebagai agama Kristen. Dijawablah pertanyaannya itu oleh Fransiskus dengan berkata, bahwa meyakinkan mereka akan Kekristenan adalah perbuatan terlarang dan berbisa. Fransiskus harfiahnya memberitakan injil baru. Ia menyatakan terlarang dan menyalahkan pewartaan Injil. Namun kita tahu sabda Alkitab tentang mereka yang memberitakan Injil baru.
Itulah sebabnya, menolak Fransiskus si pemurtad itu sebagai seorang bidah non-Kristen dan Anti-Paus, adalah perbuatan yang sangat, amat diperlukan. Injil baru yang diberitakan Fransiskus mengutuk Yesus Kristus, para rasul, para kudus, para misionaris, ajaran yang telah selalu disampaikan oleh Gereja Katolik, dan juga banyak dogma. Ini kemurtadan total.
Bahkan, dalam pertemuannya dengan orang-orang Lutheran di tanggal 13 Oktober 2016, Fransiskus juga mengajarkan bidah yang terkenal dan sudah dikutuk, yaitu bahwa ada orang-orang kudus non-Katolik – suatu bidah yang sudah sering diajarkannya.
Fransiskus juga dipersembahkan patung Martin Luther dan salinan 95 Tesis, yang dengan sukarela diterimanya - lebih banyak lagi tindakan yang mewujudkan bahwa dia sama sekali menolak iman Katolik. Paus Leo XIII berkata demikian:
Maka, Fransiskus tidak bisa dianggap Katolik. Ia seorang bidah notorius, karena dia mengajarkan ajaran sesat secara publik. Seturut ajaran Gereja Katolik, dosa bidah pada hakikatnya sendiri, secara otomatis memisahkan orang dari Tubuh Gereja.
Dan karena seorang bidah, secara definisi, berada di luar Gereja, tidak mungkin ia seorang Paus yang sah, tidak pun dia bisa memegang jabatan dalam Gereja.
Menarik juga, bahwa dalam pernyataan ini, upaya meyakinkan orang akan iman anda disamakan oleh Fransiskus dengan istilah “proselitisme”. Ini semakin membantah para pembela Sekte Vatikan II yang tidak jujur, seperti si bidah Jimmy Akin, yang dengan putus asa mengklaim, bahwa ketika Fransiskus berulang kali menolak proselitisme, yang ditolaknya itu bukan upaya mengonversikan orang non-Katolik, namun hanya semacam pendekatan tertentu yang bersifat memaksa. Itu tentu saja omong kosong. Mereka penipu dan pembohong. Mereka itu alat yang digunakan Setan untuk membuat orang-orang tetap berada dalam Sekte Vatikan II, Kontra-Gereja akhir zaman. Istilah “proselitisme” berarti mengonversikan atau berusaha mengonversikan seseorang. Seperti itu jugalah cara Sekte Vatikan II menggunakan istilah ini dalam banyak pernyataannya. Pada pernyataan tertanggal 13 Oktober 2016 ini, kita sekali lagi melihat Anti-Paus Fransiskus secara langsung menyamakan proselitisme dengan meyakinkan orang akan iman; dan perbuatan itu ditolaknya. Ada banyak lagi pernyataan Fransiskus yang secara terbuka menolak upaya mengonversikan orang-orang, dan di dalam pernyataan-pernyataan itu Fransiskus menyamakan proselitisme dengan upaya-upaya semacam itu, upaya-upaya yang selalu dia tolak. Sekarang, ketika mencermati Fransiskus dan bidah-bidah terbukanya, ada banyak orang yang kecewa dengan yang dilakukannya, tetapi mereka tidak paham inti permasalahannya. Mereka tetap menerimanya sebagai Paus. Akibat ketidakberimanan, kebutaan dan karena telah meneguk ajaran sesat para bidah, mereka gagal untuk mengambil posisi yang ditentukan oleh prinsip-prinsip Katolik dalam menghadapi bidah-bidah terbuka Fransiskus itu. Oleh sebab itulah, penting sekali untuk memahami kebenaran berikut ini. Menurut ajaran Katolik, orang-orang yang dapat dianggap sebagai anggota Gereja Katolik hanyalah mereka yang sudah dibaptis dan mengakui iman sejati. Saya ulangi sekali lagi, ya. Gereja mengajarkan bahwa kalau pengakuan iman lahiriah seseorang bukanlah iman sejati, melainkan iman yang sesat, lantas orang itu tidak bisa dianggap sebagai anggota Gereja. Orang hendaknya segera menyadari makna hal ini bagi Fransiskus. Umat Katolik sejati tahu bahwa Fransiskus adalah seorang bidah satanik yang sudah berkali-kali bersalah atas bidah notorius - dan itu juga membuktikan bahwa dia bukan Paus. Namun demikian, tidak perlu menggunakan argumen tersebut untuk membuktikan bahwa dia bukan Paus. Bisa dibuktikan bahwa Fransiskus bukan Paus hanya semata-mata dengan mengakui kenyataan yang satu ini secara objektif, yaitu: agama yang diajarkannya dalam tata-lahir bukanlah agama Katolik, melainkan suatu agama sesat. Karena Fransiskus menganut iman yang sesat dan mewartakan injil sesat dalam tata-lahir, maka menurut ajaran Katolik, anda tidak bisa menganggapnya sebagai anggota Gereja atau seorang Paus yang valid. Menganggap Fransiskus sebagai Paus di hadapan fakta-fakta ini, sama saja menyamakan suatu agama sesat (yaitu pengakuan imannya yang sesat) dengan iman sejati. Karena, ketika anda berkata bahwa dia itu Paus, anda, secara definisi, menyatakan bahwa dia seorang anggota Gereja yang mengakui iman sejati. Itulah alasan hal ini sangat serius. Orang harus menolak Fransiskus sebagai Anti-Paus dan seorang bidah yang berada di luar Gereja Katolik. Pertaruhannya adalah kemurnian pengakuan iman anda. Masih ada lagi ajaran Gereja yang membuktikan bahwa Fransiskus berada di luar Gereja, yaitu ajaran bahwa mereka yang berselisih dengan ajaran Katolik bahkan pada satu poin saja, orang-orang itu dianggap berada di luar persekutuan Katolik dan terasing dari Gereja.
Ada banyak dogma yang terang-terangan disangkal oleh Fransiskus. Dia bahkan mengakui bahwa ajarannya sendiri mungkin adalah bidah dan dia tidak peduli - sebuah contoh sempurna bahwa dia bersitegar. Waspadailah para pernyesat tradisionalis palsu tertentu, seperti para bidah tak beriman dan tidak jujur yang dahulu dipromosikan oleh Serikat Santo Pius X dan yang membuat argumen berikut ini. Ujar mereka, selama seseorang mengaku Katolik dan belum dinyatakan sebagai bidah, dan menganggap magisterium Gereja sebagai kaidah imannya, orang tersebut harus dianggap sebagai Katolik dan sebagai orang yang mengakui iman sejati – meskipun orang itu mengajarkan bidah notorius, demi bidah notorius, selama bertahun-tahun, dan isi posisinya tentang masalah dogmatis tertentu berkebalikan dengan ajaran Gereja Katolik.
Dalam kata lain, menurut argumennya itu, orang bisa saja mengakui bidah notorius dan memegang kepercayaan yang berlawanan dengan ajaran dogmatis Gereja Katolik pada satu perkara spesifik atau lebih, dan orang itu tetap saja mengakui “iman sejati”, selama dia berkata dirinya Katolik, mendaraskan Syahadat-Syadahat Katolik dan mengklaim bahwa Gereja adalah kaidah iman bagi dirinya. Itu omong kosong dari Setan dan jelas suatu bidah. Menurut bidah yang dipegangnya itu, untuk menganut iman Katolik, orang tidak berkewajiban untuk sungguh-sungguh mengakui atau tetap konsisten dengan yang telah secara spesifik diajarkan oleh Gereja pada berbagai perkara, seperti ajaran Konsili Florence, Konsili Trente atau ajaran Konsili Vatikan I. Tidak, menurut mereka, menganut iman Katolik cukup dengan mengaku-ngaku sebagai Katolik, meski anda mengajarkan dan mengakui pandangan yang berlawanan dengan Konsili Florence, Konsili Trente, dan Konsili Vatikan I. Namun itu bukan ajaran Gereja. Ajaran bidah itu dibantah terutama oleh ajaran Katolik dan oleh pertimbangan-pertimbangan berikut ini. Dalam surat ensiklik Satis Cognitum, salah satu dokumen terpenting dalam sejarah Gereja tentang perkara ini, Paus Leo XIII mengartikulasikan ajaran yang telah selalu disampaikan oleh Gereja Katolik tentang kesatuan Gereja dan tentang perkara mengenali para bidah. Surat ensiklik ini sendiri membantah banyak ajaran bidah di zaman kita dan juga membuktikan bahwa ajaran Vatikan II bersifat bidah dalam banyak hal. Setiap orang jujur yang membaca Satis Cognitum dan mengenal ajaran Vatikan II tentang Gereja dan sekte-sekte non-Katolik, akan melihat bahwa Vatikan II adalah konsili palsu yang sesat. Menurut ajaran Paus Leo XIII, siapa saja yang telah menyimpang sesedikit apa pun dari doktrin yang diajukan oleh Magisterium otoritatif, orang itu harus dianggap berada di luar persekutuan Katolik dan terasing dari Gereja. Perhatikan frasanya ini, ya:
Supaya bisa dianggap sebagai orang Katolik, tidak bisa semata-mata dengan mengaku-ngaku diri anda Katolik dan bahwa Gereja adalah kaidah iman bagi anda. Klaim itu sudah dibuat oleh para bidah yang tidak terhitung jumlahnya. Tidak, kalau anda menyimpang dari ajaran otoritatif Gereja sesedikit apa pun - bahkan pada satu poin pun - anda dianggap sebagai seorang bidah yang berada di luar Gereja. Jadi, harap dicamkan, ya: pokok permasalahannya adalah yang bersifat spesifik, dan bukan keseluruhan. Orang dianggap berada di luar Gereja, kalau orang itu membuat pengakuan yang sesat pada suatu perkara dogmatis tertentu. Si pelaku tidak perlu secara keseluruhan menolak Gereja Katolik atau nama Katolik untuk dianggap berada di luar Gereja. Prinsip ini tentu saja sangat penting selama periode bidah Arianisme. Pada masa itu, posisi-posisi sesat dan pengakuan-pengakuan iman sesat - bahkan yang melibatkan satu huruf atau satu kata saja - sudah cukup bagi umat Katolik untuk menganggap para penganut berbagai bentuk Arianisme sebagai kaum bidah yang berada di luar persekutuan Katolik. Akan kita lihat bahwa prinsip ini mutlak diperlukan dan berkelindan (tidak terpisahkan) dengan kesatuan serta ciri-ciri esensial Gereja.
Sebab, seandainya orang-orang dianggap sebagai anggota Gereja Katolik selama mereka mengaku-ngaku Katolik atau mendaraskan syahadat-syahadat Katolik - kendati mereka mengajarkan dan mengakui bidah secara notorius dan secara langsung menentang Gereja dalam satu perkara atau perkara lain - lantas Gereja akan menjadi sekumpulan umat beriman palsu dan bidah notorius yang mempromosikan iman yang rusak dan sesat. Demikianlah persisnya yang kita lihat dalam Kontra-Gereja Vatikan II. Perhatikan pula, ya, Paus Leo XIII juga mengajarkan bahwa kalau seseorang menolak satu pun dari kebenaran-kebenaran itu, lantas akibat penolakannya itu sendiri, orang itu terjerembap ke dalam bidah secara terbuka dan memisahkan dirinya sendiri dari Gereja.
Sekali lagi kita melihat bahwa seseorang tidak dapat dianggap Katolik kalau ia menyimpang dari ajaran Gereja dalam salah satu pun dari poin-poin tersebut! Penolakan secara keseluruhan terhadap Gereja atau nama Katolik tidak diperlukan untuk dianggap berada di luar Gereja. Dan tentu saja ada kaum bidah yang tak terhitung jumlahnya dalam sejarah Gereja yang mengaku-ngaku Katolik dan mendaraskan syahadat-syahadat Katolik, sama seperti pada hari ini. Lebih lanjut, Paus Leo XIII mengajarkan bahwa jika ada orang yang menganut satu pun dari bidah-bidah tersebut, lantas orang tersebut bukan seorang Katolik.
Perhatikan sekali lagi, ya, kalau orang menganut suatu posisi sesat atau membuat pengakuan iman yang sesat pada satu perkara spesifik pun yang melibatkan ajaran bidah, orang itu tidak bisa dianggap Katolik. Tidak perlu penolakan secara keseluruhan terhadap Gereja atau nama Katolik. Siapa saja bisa melihat, bahwa fakta-fakta tentang ajaran Gereja yang sebenarnya ini menentang bidah yang dipromosikan oleh berbagai kaum tradisionalis palsu, yang mengklaim bahwa orang tergolong anggota Gereja dan mengakui iman sejati selama orang itu berkata bahwa Gereja Katolik adalah kaidah yang diikutinya, meskipun ia mengakui bidah notorius dan menentang Gereja Katolik pada satu perkara spesifik atau lebih. Posisi mereka itu bidah. Menurut bidah mereka yang satanik itu, supaya dianggap sebagai anggota Gereja Katolik, sama sekali tidak ada kewajiban apa pun untuk mengajarkan ajaran yang telah ditetapkan oleh Gereja secara spesifik – dan posisi mereka itu berlawanan dengan yang telah selalu diajarkan oleh Gereja. Coba perhatikan pula: poin ini juga dibahas secara langsung dalam perikop lain yang sudah kami petik dari Paus Leo XIII. Sri Paus menyatakan:
Kutipan dari Paus Leo XIII itu adalah ajaran spesifik bahwa seseorang seperti Fransiskus, yang mengutuk proselitisme dan menyatakan terlarang upaya-upaya meyakinkan orang akan iman Roma, orang semacam itu tidak bisa dianggap mengakui iman Katolik sejati. Ajaran Paus Leo XIII itu sedemikian spesifiknya, dalam membuktikan bahwa Fransiskus tidak mengakui iman sejati dan karena itu tidak boleh dianggap Paus sejati. Salah satu ilustrasi terbaik bahwa posisi tradisionalis palsu yang disebutkan sebelumnya itu jahat, bodoh dan bidah, dapat ditemukan dengan mencermati para anggota sekte Vatikan II. Para bidah notorius terburuk ada banyak jumlahnya dalam Kontra-Gereja Vatikan II dan dalam paroki-paroki Novus Ordo. Mereka mengaku-ngaku Katolik dan berkata bahwa mereka menerima Gereja sebagai kaidah iman mereka, namun mereka mendukung “pernikahan” gay atau aborsi atau kontrasepsi atau menyangkal infalibilitas Kepausan, atau mempromosikan ajaran bidah lain yang membuat bulu kuduk berdiri.
Jadi, patut dianggap Katolik atau tidak, mereka ini? Menurut ajaran Katolik sejati, jawabannya jelas tidak! Karena mereka mengambil posisi yang jelas-jelas bertentangan dengan Gereja Katolik pada satu perkara dogmatis spesifik atau lebih, mereka dianggap berada di luar Gereja Katolik, meskipun mereka menyatakan diri mereka orang Katolik; sebab, mengakui iman sejati bukan semata-mata perkara mengaku-ngaku Katolik. Anda harus konsisten dengan kaidah dogmatis Gereja pada perkara-perkara spesifik. Namun menurut setiap orang yang menerima Anti-Paus Fransiskus, semua orang bidah notorius dalam “Gereja” Vatikan II harus dianggap Katolik –semua-muanya - karena pada dasarnya, sama sekali belum ada seorang pun dari antara mereka yang dinyatakan bidah oleh Sekte Vatikan II. Inilah salah satu poin yang paling kuat mengilustrasikan kesesatan posisi non-sedevakantis. Dengan mendalami perkara ini, orang dapat menghancurkan posisi semua pembela sekte Vatikan II dalam sebuah debat atau argumen. Segera setelah anda bertanya kepada orang tersebut apakah Nancy Pelosi, Joe Biden, Tim Kaine, atau para pemurtad notorius lainnya yang mengaku diri Katolik, benar-benar Katolik atau tidak - orang akan melihat alasan posisi mereka benar-benar konyol dan mencemooh ajaran Katolik. Posisi mereka mengharuskan orang mengakui bahwa seorang bidah notorius seperti Tim Kaine adalah seorang Katolik dan bagian dari Gereja. Dengan demikian, mereka secara definisi berkata bahwa Tim Kaine mengakui iman sejati. Posisi itu menyamakan dukungannya terhadap aborsi, “pernikahan” gay, dll. dengan iman sejati. Itu menyamakan agama sesat dengan iman sejati. Itulah sebabnya, menerima Fransiskus adalah perbuatan sangat jahat. Para pembela Sekte Vatikan II biasanya mengabaikan poin-poin ini serta pertanyaan apakah mereka menganggap para pendukung aborsi, dll. sebagai orang Katolik. Masalah ini suka mereka abaikan, karena, mereka sadar bahwa dengan membahasnya, akan terbongkar bahwa posisi mereka itu idiot. Dan kalau dipaksa membahasnya, mereka sering berbohong dan menentang diri mereka sendiri, tipikal kaum bidah. Sebagai contoh, coba anda cermati klip-klip yang menyingkapkan berikut ini. Di dalamnya, kaum bidah tradisionalis palsu tertentu membuat kontradiksi penuh dengan prinsip-prinsip inti yang merupakan dasar mereka menerima Anti-Paus Fransiskus dan para Anti-Paus Vatikan II. Diingat-ingat, ya: mereka menerima si bidah Fransiskus dan para Anti-Paus Vatikan II lainnya, dan penerimaan mereka ini tidak terpisahkan dari posisi mereka yang sesat: bahwa orang yang mengaku Katolik dan belum dideklarasikan sebagai seorang bidah, tidak dapat dianggap sebagai seorang bidah yang berada di luar Gereja, meskipun orang itu menganut berbagai macam bidah notorius. Coba diperhatikan: para bidah yang tidak jujur ini benar-benar meninggalkan posisi mereka yang salah pada perkara ini dalam klip-klip berikut ini dan pada kesempatan-kesempatan tertentu.
Seperti yang bisa kita lihat, sewaktu perkaranya memudahkan atau menguntungkan mereka, atau ketika sedang membahas orang-orang tertentu, tiba-tiba saja kaum tradisionalis palsu itu menemukan ajaran Katolik yang sebenarnya, dan yang sudah selalu dipahami orang semua orang Katolik: yaitu, orang-orang yang jelas menyimpang dari kaidah iman Gereja bahkan pada satu poin saja, orang-orang itu harus dianggap sebagai bidah dan berada di luar Gereja, meskipun orang-orang tersebut mengaku Katolik dan belum dideklarasikan sebagai bidah. Prinsip ini mereka gunakan pada kesempatan tertentu, seperti waktu mereka ingin mengecam orang-orang bidah tertentu misalnya, Nancy Pelosi, Joe Biden, Blase Cupich, dan Walter Kasper. Namun mereka pada saat itu juga mempromosikan dan mendukung posisi yang sama sekali bertentangan dengan yang mereka katakan pada klip-klip ini. Mereka secara terbuka mendukung posisi orang-orang yang mengklaim bahwa Fransiskus adalah anggota Gereja, dan bahwa dosa bidah dalam tata-lahir tidak mungkin dilakukan selain dengan secara resmi bergabung dengan sekte non-Katolik, berhenti mengaku sebagai Katolik, atau dideklarasikan bersalah atas bidah; gagasan ini benar-benar idiot, bidah dan secara langsung menentang ajaran Katolik, seperti yang sudah kita lihat.
Publikasi-publikasi tempat mereka menulis mengajarkan doktrin sesat yang sama: yaitu, tidak ada orang yang mengaku Katolik, yang dapat benar-benar menjadi bidah dalam tata-lahir kecuali orang itu dideklarasikan bersalah atas bidah. Prinsip tersebut, ujar mereka kepada orang-orang, adalah alasan Fransiskus tidak bisa benar-benar dianggap sebagai bidah, melainkan sebagai orang Katolik yang mengakui iman sejati. Namun, seperti yang baru saja kita lihat, kaum tradisionalis palsu ini sama sekali meninggalkan prinsip tersebut ketika membahas orang-orang tertentu dalam sekte Vatikan II. Ketidakkonsistenan mereka itu spektakuler. Semua kaum bidah adalah pendusta, dan ciri-ciri semua posisi sesat adalah dusta dan kontradiksi. Itulah yang kita lihat di sini. Tidak mungkin seseorang dapat secara konsisten menerapkan ajaran Katolik tentang mengenali para bidah, untuk mencela Nancy Pelosi atau Blase Cupich atau Walter Kasper sebagai bidah, yang tentu saja memang benar, tanpa berkata bahwa Anti-Paus Fransiskus juga sama-sama seorang bidah - karena Anti-Paus Fransiskus telah mengajarkan ajaran bidah notorius beratus-ratus kali. Dia terus-terusan mengakui ajaran bidah notorius. Itulah sebabnya, seandainya saya berdebat dengan siapa saja dari antara mereka, dalam beberapa menit saya akan meruntuhkan posisi mereka, antara lain, hanya dengan bertanya kepada mereka tentang masalah ini. Hanya dalam beberapa menit, siapa saja yang berkehendak baik akan melihat bahwa posisi mereka sama sekali konyol, benar-benar berkontradiksi, dan bidah. Kalau mereka menjawab pertanyaan saya mengenai hal ini dengan mengakui bahwa Nancy Pelosi, Blase Cupich, Tim Kaine, Walter Kasper, dll. memang sungguh-sungguh kaum bidah - lantas mereka mengakui bahwa orang-orang tersebut harus dianggap bersalah atas bidah dalam tata-lahir, dan karena itu, mereka berada di luar Gereja Katolik. Sebabnya: dosa bidah pada hakikatnya sendiri mendepak orang keluar dari Gereja. Ok, dengan otoritas apa anda menentukan bahwa orang-orang yang mengaku Katolik, dan belum dideklarasikan sebagai bidah, harus benar-benar dianggap sebagai bidah yang berada di luar Gereja Katolik? Jawaban mereka terhadap pertanyaan itu tentu saja akan membuktikan bahwa Fransiskus juga harus dianggap sebagai seorang bidah yang berada di luar Gereja Katolik atas dasar prinsip dan ajaran yang sama. Alasannya, ajaran Gereja Katolik bahwa mereka yang menyimpang dari kebenaran Katolik harus dianggap sebagai bidah dan berada di luar Gereja, berlaku bukan hanya bagi sebagian orang. Tidak, ajaran ini berlaku bagi setiap orang yang jelas menyimpang dari ajaran Gereja, bahkan sedikit pun, seperti yang sudah kita lihat. Jadi, mengakui bahwa Nancy Pelosi, dkk. harus benar-benar dianggap sebagai bidah, mengharuskan kita untuk berkata bahwa Fransiskus juga harus benar-benar dianggap sebagai bidah dan berada di luar Gereja. Namun kalau kaum tradisionalis palsu justru memilih untuk berkata bahwa Nancy Pelosi, dkk. tidak dapat benar-benar dianggap sebagai bidah, lantas mereka berkata bahwa meskipun pernyataan-pernyataan publik serta pengakuan-pengakuan Nancy Pelosi, dkk. berisi bidah notorius, orang-orang ini harus dianggap sebagai orang Katolik yang mengakui iman sejati. Perbuatan ini menyamakan promosi kekejian antikristus serta agama sesat – misalnya, kepercayaan akan “pernikahan” gay - dengan pengakuan iman sejati. Ini membuktikan bahwa posisi mereka adalah kemurtadan satanik. Tidak peduli cara yang mereka pilih untuk menjawab, posisi mereka akan terbukti sesat, karena posisi mereka memang sesat. Posisi yang benar, dan sungguh-sungguh konsisten, adalah memang - berdasarkan posisi publik mereka – Nancy Pelosi, dkk. harus dianggap sebagai kaum bidah yang berada di luar Gereja, begitu pula dengan Anti-Paus Fransiskus si pemurtad. Selain itu, janganlah anda disesatkan oleh para pendusta tertentu yang mencoba mengaburkan perkara ini. Kadang-kadang mereka berkata bahwa meskipun Fransiskus benar-benar seorang bidah secara riil, dia masih mungkin adalah Paus - atau belum tentu dia bukan Paus. Itu sama sekali dusta. Sudah pasti seseorang yang benar-benar bidah tidak mungkin adalah Paus, karena dosa bidah, seperti yang sudah kita lihat, oleh karena hakikatnya sendiri memisahkan orang dari Gereja. Itulah pula alasan Paus Paulus IV, dalam surat bullanya, Cum ex Apostolatus dari tahun 1559, berkata bahwa seorang bidah tidak dapat dipilih secara valid sebagai Paus dan bahwa seandainya pun dia telah dipilih oleh semua Kardinal dan diterima oleh semua orang, pemilihannya tidak valid dan umat beriman dapat menolaknya sebagai seorang pagan yang tidak valid, dsb., berdasarkan fakta bahwa dia seorang bidah - tanpa deklarasi lebih lanjut.
Itulah juga alasan para kudus dan doktor Gereja mengajarkan bahwa seorang bidah manifes tidak mungkin seorang Paus yang valid, dan bahwa seorang bidah manifes terdepak keluar dari Gereja dan dan juga kehilangan jabatan apa pun dalam Gereja secara ipso facto tanpa deklarasi apa-apa. Mengakui bahwa orang itu jelas seorang bidah, adalah dasar yang cukup untuk menolaknya sebagai orang yang berada di luar Gereja dan sebagai orang yang tidak dapat memegang jabatan di dalam Gereja. Paus Paulus IV bahkan berkata bahwa surat bulla itu dikeluarkannya untuk memerangi datangnya Pembinasa Keji di dalam tempat suci, sebuah petunjuk bahwa nubuat akhir zaman akan berkaitan dengan para Anti-Paus di dalam bait Allah, yang persis sudah kita lihat dalam kemurtadan Vatikan II.
Seturut definisi, seorang bidah yang sebenarnya, berada di luar Gereja - dan seseorang yang berada di luar Gereja, tentu saja, tidak mungkin adalah kepala Gereja atau Paus. Itu adalah ajaran Gereja yang sudah ditetapkan. Seperti yang ditegaskan oleh Paus Leo XIII:
Maka dari itu, ketika seseorang mengakui bahwa Fransiskus adalah seorang bidah yang sesungguhnya atau bahwa ia tidak mengakui iman sejati, perdebatannya pun selesai sudah. Orang tersebut sedang mengakui bahwa Fransiskus tidak bisa dianggap Paus. Itulah sebabnya, setiap orang yang keras kepala menerima Fransiskus sebagai Paus (SSPX, Serikat Santo Petrus, dll. – semua-muanya) berpendapat bahwa Fransiskus bukan seorang bidah dan bahwa dia mengakui iman sejati. Jadi, kaum bidah yang sudah disebutkan sebelumnya, dan banyak orang seperti mereka, mengajarkan kepada orang lain omong kosong sesat dan beracun: yaitu, tidak seorang pun yang mengaku Katolik adalah bidah kalau tidak dideklarasikan sebagai bidah. Namun mereka cepat-cepat meninggalkan doktrin sesat yang amat sangat absurd itu oleh karena kebodohan dan kesesatannya, dalam banyak konteks doktrin itu terbukti bodoh, tidak bisa diterapkan, tidak masuk akal, dan anti-Katolik - seperti saat mereka membahas para pemurtad notorius: Nancy Pelosi, Blase Cupich, Walter Kasper, dll. Mereka itu kekejian. Kegagalan mereka untuk sedikit saja tetap konsisten dengan posisi-posisi dan prinsip-prinsip yang mereka sebarkan ke seluruh dunia - dan dengan penuh percaya diri mereka beri tahukan kepada orang lain supaya mereka terima - membuktikan bahwa mereka adalah guru-guru palsu yang tidak peduli kebenaran atau kekonsistenan. Sering kali, mereka menentang yang mereka ajarkan dan dukung kepada orang lain, karena kesetiaan pada prinsip-prinsip Katolik bukanlah prioritas mereka. Tidak, yang penting bagi mereka adalah mempertahankan posisi sesat dan kelompok-kelompok tradisionalis palsu mereka. Mereka tidak punya iman, dan mereka adalah guru-guru palsu dari Iblis. Yang mengherankan, banyak orang menganggap para tradisionalis palsu seperti yang sudah kami ekspos, sebagai komentator dan pemandu bereputasi baik, tajam, berwawasan luas, atau dapat diandalkan; padahal sebenarnya, seperti yang sudah kami tunjukkan, mereka itu bodoh dan bidah, dan posisi mereka sama sekali tidak konsisten serta berlawanan dengan prinsip-prinsip Katolik. Mereka tidak peduli ajaran Gereja, dan mereka pun tidak menyadari materi yang mereka terbitkan! Dengan bertanya kepada mereka selama beberapa menit, posisi mereka akan terbongkar sebagai omong kosong dan kebodohan iblis. Mereka itu alat yang digunakan Setan untuk membuat orang-orang tetap berada dalam posisi sesat dan dalam Kontra-Gereja. Namun, terlepas dari kenyataan bahwa posisi mereka sudah benar-benar terekspos dan dibantah, ada banyak orang yang masih memandang mereka sebagai pemimpin dan pemandu Katolik tradisional. Jumlah orang bodoh tidak terhingga. Jadi, anda tidak bisa mengatakan kedua-duanya. Anda tidak dapat berkata bahwa Nancy Pelosi, Joe Biden, Blase Cupich, Walter Kasper, Tim Kaine, dll. adalah orang-orang bidah non-Katolik, tetapi Fransiskus adalah Paus Katolik dan anggota Gereja Katolik, tanpa benar-benar menentang diri anda sendiri dan menentang ajaran Katolik. Alasannya, Fransiskus terus-menerus mengajarkan berbagai macam bidah notorius, bahwa ada martir non-Katolik; bahwa semua orang yang sudah dibaptis berada di dalam Gereja Kristus, dan bahwa orang tidak perlu bergabung ke dalam Gereja Katolik demi beroleh kesatuan dan keselamatan.
Seperti itulah posisi Fransiskus, dan itu semua tergolong iman sesat dari berbagai macam bidah notorius.
Dan yang saya sebutkan itu baru tiga saja dari bidah notorius Fransiskus: bidah-bidah yang menyangkal dogma-dogma terkenal dan sudah ditetapkan oleh Gereja secara khidmat. Yang lainnya masih banyak. Anda tidak bisa berkelit: kalau anda menerimanya sebagai Paus, anda dengan demikian berpendapat bahwa orang dapat memegang atau menyebarkan bidah atau posisi apa saja, namun tetap Katolik serta dianggap mengakui iman sejati. Jadi, orang-orang yang menerima Fransiskus sebagai Paus harus mulai jujur tentang yang mereka percayai. Mereka harus menghadapi kenyataan tentang posisi mereka sendiri. Jika anda menerima Fransiskus sebagai Paus, anda berkata bahwa orang bisa benar-benar percaya dan mempromosikan apa saja dan dianggap sebagai anggota Gereja Katolik. Menurut anda, orang bisa saja menyangkal keilahian Kristus di depan umum selama puluhan tahun. Bisa saja dia mendirikan klub-klub yang mempromosikan “pernikahan” gay. Bisa saja dia keliling negeri untuk menyampaikan ceramah yang menentang kebenaran tentang dogma Maria Dikandung Tanpa Noda; dll. Dan menurut anda, orang itu tetap saja mengakui iman sejati. Itulah posisi anda. Itulah posisi Serikat St. Pius X, Serikat Santo Petrus, dll. Anda sama sekali tidak bisa berkelit, karena Fransiskus sudah mengajarkan berbagai macam bidah notorius yang secara langsung menyangkal dogma-dogma yang telah didefinisikan secara khidmat. Itu dilakukannya ke seluruh dunia dan pada banyak perkara selama bertahun-tahun. Kalau dia bisa mempromosikan itu, tanpa berhenti menjadi Katolik dan tanpa berhenti mengaku iman sejati, lantas orang bisa mempromosikan apa saja tanpa berhenti mengakui iman sejati, menurut anda. Paham anda sekarang, mengapa bersikeras menerima Fransiskus sebagai Paus, di hadapan fakta-fakta ini, sebenarnya adalah kemurtadan? Perbuatan itu menyamakan agama sesat Iblis dan bidah notorius dengan agama Katolik. Jadi, semua orang bodoh yang memberi tahu anda, di hadapan fakta-fakta ini dan di hadapan bidah-bidah notorius Fransiskus, bahwa anda tidak dapat menilai apakah dia Paus atau tidak; atau anda tidak bisa berkata bahwa dia teranatema dan berada di luar Gereja; atau anda tidak bisa berkata bahwa dia bukan orang Kristen – orang-orang itu tidak tahu yang sedang mereka bicarakan! Mereka itu kaum bidah tak beriman dan alat yang digunakan Setan untuk membawa orang ke Neraka. Mereka tidak mengerti apa-apa tentang agama Katolik. Mereka tidak tahu apa-apa tentang Allah. Mereka sama sekali tidak punya iman dan bahkan belum menyerap dasar-dasar Kekristenan. Mereka tidak bisa membedakan agama sesat dengan iman sejati, atau seorang bidah notorius yang mewartakan injil sesat ke seluruh dunia dengan orang yang mengakui iman sejati. Orang-orang yang terus mempromosikan, mendukung atau mengikuti kaum bidah seperti itu – orang-orang itu akan mengikut mereka menuju Neraka. Menarik juga, sebelum penutupan Sinode Sekte Vatikan II tentang Keluarga di tahun 2015, para bidah Chris Ferrara dan Michael Matt, berdiskusi tentang peristiwa yang mungkin terjadi seandainya orang-orang yang hidup dalam zina atau pernikahan kedua yang tidak valid, resmi diizinkan menyambut “Komuni” dalam “Gereja” Vatikan II. Ferrara berkata bahwa seandainya itu diizinkan, lantas Gereja Katolik pada dasarnya dan pada praktiknya, akan menjadi setara Sekte Anglikan. Itu dikatakannya sebelum akhir Sinode tersebut, dan sebelum diterbitkannya dokumen Amoris Laetitia.
Namun kita tahu apa yang terjadi. Usai Sinode itu, Anti-Paus Fransiskus menerbitkan Amoris Laetitia yang secara resmi mengajarkan kepada seluruh Sekte Vatikan II, bahwa mereka yang hidup dalam zina dapat berada dalam keadaan rahmat – suatu bidah terang-terangan - dan bahwa mereka yang hidup dalam “pernikahan kedua” yang tidak sah dapat diizinkan menyambut sakramen-sakramen, termasuk Komuni – ini juga bidah terang-terangan. Bidah-bidah itu juga menunjukkan bahwa Fransiskus mengajarkan Injil sesat. Menyusul Amoris Laetitia, Fransiskus bahkan menegaskan bahwa tidak ada interpretasi lain untuk dokumennya selain bahwa mereka yang hidup dalam “pernikahan” kedua yang tidak sah diizinkan oleh dokumen itu untuk menyambut “Komuni”. Jadi, yang mereka katakan bakal menjadi sebab “Gereja” Vatikan II mereka setara Sekte Anglikan, sudah terjadi! Namun, mereka masih mengaku bersekutu dengannya! Ini sekali lagi membuktikan bahwa mereka bidah dan tidak Katolik; mereka pembela dan pendukung sebuah sekte non-Katolik. Pada pertemuan yang sama ketika Fransiskus mengutuk Amanat Agung, ia ditanya: apa yang disukainya dari sekte Lutheran. Dijawabnya pertanyaan itu dengan berkata: “Saya sangat suka orang-orang Lutheran yang baik, orang-orang Lutheran yang benar-benar mengikuti iman Yesus Kristus.”
Seseorang yang mengakui bahwa kaum Lutheran benar-benar mengikuti iman Yesus Kristus, tidak mengakui iman sejati. Orang seperti itu justru seorang bidah notorius dan tidak boleh dianggap sebagai anggota Gereja Katolik. Berkata bahwa dia mengakui iman sejati, seperti yang harus ditegaskan oleh para pembela anti-kepausan, setara berkata bahwa menganggap Lutheranisme benar adalah perbuatan yang konsisten dengan pengakuan iman sejati. Itu penyangkalan terhadap iman Katolik. Dalam ceramah yang sama itu Fransiskus juga menyampaikan bidah notorius bahwa semua orang yang sudah dibaptis adalah anggota Tubuh Kristus. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, ia terus-terusan mengajarkan bidah notorius ini. Bidah yang diajarkannya itu menyangkal banyak dogma yang sudah didefinisikan serta berlusin-lusin deklarasi Magisterium, yang menyatakan bahwa semua kaum bidah dan skismatis - siapa saja yang tidak setuju dengan Kepausan atau dogma Katolik yang mana pun - berada di luar Tubuh Kristus.
Kenyataan bahwa bidah notorius ini saja diakui oleh Fransiskus, sudah cukup untuk membuktikan bahwa dia bukan Paus.
Dengan menganggap seorang bidah seperti itu sebagai Paus, seseorang tidak hanya menyangkal kebenaran Katolik yang telah kami bahas tentang keanggotaan Gereja, pengakuan iman, dll. -- tetapi ia juga menghantar orang lain kepada serigala yang akan mengajarkan kesesatan kepada mereka dan membawa mereka ke Neraka. Pada sebuah wawancara di bulan Oktober 2016 antara Fransiskus dengan sebuah publikasi Yesuit dalam Sekte Vatikan II, Fransiskus berbicara tentang “agama-agama sejati” dalam bentuk jamak - seolah-olah ada lebih dari satu agama yang benar. Dia menyatakan:
Seseorang yang mengakui bahwa ada lebih dari satu agama sejati tidak mengakui iman sejati, melainkan iman yang sesat. Berkata sebaliknya berarti murtad. Dalam sebuah pidato tertanggal 1 Oktober 2016, Fransiskus berbicara tentang kaum skismatis “Ortodoks”, yang menolak Kepausan dan dogma-dogma lainnya. Dengan kata-kata sangat tegas, Fransiskus mengecam upaya mengonversikan kaum “Ortodoks” . Upaya mengonversikan mereka bahkan disebutnya sebagai dosa berat! Luar biasa! Coba diperhatikan betapa seriusnya Fransiskus ketika mengecam upaya-upaya menyebarkan iman Katolik, upaya-upaya yang disebutnya sebagai dosa berat.
Lebih banyak lagi bidah notorius dari si pemurtad ini, dan satu lagi ungkapan injil sesat yang disebarkannya. Fransiskus tidak mengakui iman sejati, melainkan iman yang sesat. Berkata sebaliknya berarti murtad. Pada penerbangannya dari Armenia ke Roma di hari Minggu, 26 Juni 2016, Anti-Paus Fransiskus memberi konferensi pers kepada para wartawan di dalam pesawat. Dia ditanyai tentang Martin Luther. Dijawabnya pertanyaan itu dengan berkata bahwa orang-orang Lutheran dan Katolik disebut-sebut setuju tentang Pembenaran – suatu bidah terang-terangan lainnya - dan bahwa Luther tidak keliru pada perkara Pembenaran. Menakjubkan!
Seseorang yang berkata bahwa ia setuju dengan kaum Lutheran tentang Pembenaran, dan bahwa Luther tidak keliru pada perkara Pembenaran, adalah seorang bidah notorius dan anggota sebuah sekte. Ia tidak mengakui iman sejati, melainkan iman yang sesat. Berkata sebaliknya berarti murtad. Kalau anda masih berada di dalamnya, keluarlah dari Sekte Vatikan II yang bukan Gereja Katolik, melainkan Kontra-Gereja akhir zaman yang sudah dinubuatkan.
Supaya selamat, orang perlu menganut iman Katolik - dan itu berarti dia harus menganut iman Katolik tradisional.
Situasi ini sudah diprediksikan, seperti yang dibahas dalam materi kami. Seperti yang sudah kami tunjukkan, Fransiskus mengajarkan bahwa meyakinkan orang lain akan agama Katolik adalah perbuatan tidak licit/tidak diizinkan dan juga berbisa. Di hadapan fakta-fakta ini, siapa saja yang masih menganggap Fransiskus sebagai orang Katolik dan anggota Gereja Katolik (dan oleh karena itu Fransiskus mengakui iman sejati), orang tersebut pemurtad. Jika anda berpendapat bahwa Fransiskus berada dalam Gereja Katolik, di hadapan fakta-fakta ini, anda telah murtad dari Yesus Kristus, dan kalau anda tidak bertobat, anda akan terbakar selama-lamanya di dalam api Neraka. Dan mereka yang keras kepala mempromosikan atau mendukung para bidah yang membela Fransiskus sebagai Paus yang valid, orang-orang itu akan binasa jiwanya. Catatan kaki: [1] Proselytism venom against ecumenism-pope - Vatican - Ansa.it [2] https://www.lastampa.it/vatican-insider/en/2016/10/13/news/pope-those-who-defend-christ-but-turn-away-refugees-are-hypocrites-1.34786963/ [3] https://www.vatican.va/content/francesco/en/messages/pont-messages/2015/documents/papa-francesco_20150420_messaggio-abuna-matthias.html [4] https://www.vatican.va/content/francesco/es/messages/pont-messages/2013/documents/papa-francesco_20130807_videomessaggio-san-cayetano.html [5] https://www.lastampa.it/vatican-insider/en/2013/12/15/news/never-be-afraid-of-tenderness-1.35947042/ [6] https://press.vatican.va/content/salastampa/en/bollettino/pubblico/2016/10/01/161001b.html |
Mengapa Fransiskus Tidak Mungkin Paus – Menerima Fransiskus = Murtad
SHOW MORE
Latest News
Doctor operating in Gaza finds "tungsten cube" used in Israeli explosive weapons - must-see video
Kash Patel (Trump FBI pick) calls for FBI headquarters to be turned into "museum of the deep state" - video
Deep State wants Kash Patel pick as FBI director rejected - Could Patel end up being the best FBI pick ever?
FBI agent says those in the FBI think if you get a new leader you can wait because he will be gone in 2 years
Trump’s FCC chairman pick vows to dismantle leftist disinformation cartel